Cath POV
Aku sedang asyik curhat kepada Anne sepulang sekolah. Tiba tiba Ken datang dan membuatku bingung. Ia ingin mengajakku untuk berbicara.
Dia langsung memelukku ga jelas.
Aku melihat ke sekeliling. Huh, untung sudah sepi.
Dia menghela nafas panjang. Kurasa ada kepedihan di sorot matanya.
"Ada apa ken?" Ujarku sambil melepas pelukannya.
"Cath, sebelumnya.. aku ingin meminta maaf.. aku.. aku.. telah menyaksikan.. kematian kedua orang tuamu." Ujarnya gugup.
"Hei! Jangan bercanda dong! Tak lucu tau!" Tawaku tak jelas.
"Aku serius Cath!"
Hening.
Aku berusaha mencari kebohongan di matanya, tetapi tidak ku dapat.
Dia menghela nafas. Aku menegang.
"Ayahku, membunuh kedua orang tuamu." Ujarnya sedih.
"Ayahku psikopat tak jelas. Maafkan aku, Cath." Lanjutnya.
"Lalu? Kenapa kau tidak menghentikannya?!!" Bentakku.
Jika apa yang dikatakannya adalah benar. Maka.. maka... aku akan kesepian? Tiada lagi sosok ayah dan ibu bagiku?
Aku membeku.
"Kau! Mengapa ayah dan ibuku bisa meninggal?!! Mengapa ayahmu membunuh kedua orang tuaku?! Mengapa?!" Teriakku tiba tiba tak kalah dahsyat.
Dia berlutut.
"Maafkan aku Cath. Kau boleh membenciku seumur hidupmu. Tapi aku ingin menyampaikan bahwa aku minta maaf. Aku harap kau bisa maafkan aku yang lemah ini." Ujarnya dengan isakan pelan.
Dia masih dalam keadaan berlutut. Mengarahkan pandangannya ke lantai. Seolah olah tidak berani menatapku.
"Cath? Apa yang.. terjadi?" Tanya Anne yang dari tadi masih disampingku.
"Tidak ada apa apa, Anne. Jangan khawatir. Pulang saja dulu." Ujarku lembut.
"Tidak! Jika apa yang dikatakan Ken benar, aku tidak bisa meninggalkanmu yang kesepian! Walaupun aku tidak tahu mengapa dan apa yang sedang terjadi, aku bisa tahu bahwa sahabatku yang kusayangi telah menerima berita yang mengguncangnya! Aku akan selalu disampingmu, Cath!" Ujarnya serius.
Seketika rasa hangat muncul di dadaku. Terima kasih, Anne.
"Sekali lagi, maafkan aku." Lanjut Ken yang masih dalam keadaan berlutut.
Mungkin situasi ini telah berlangsung selama 10 menit.
Sampai... ada seseorang muncul.
"Catherine Swords?" Ujar orang menyeramkan itu.
Aku, Anne dan Ken yang sedang berlutut, menoleh ke sumber suara itu.
"Aku membawa hadiah untukmu." Lanjut orang itu lagi.
Kali ini, kulihat dengan jelas bahwa orang itu sedang membawa... peti? Jangan jangan..
"Hahahahha! Ya! Orang tua yang tidak bergunamu telah kami kirim balik! Kurasa barusan.. tuan Kenneth telah memberitahumu bukan?" Tawa orang itu ga jelas.
Ken berusaha berdiri.
"Dasar vampire busuk." Ujar ken dingin.
Orang itu malah melanjutkan tawa jahatnya.
"Cath, orang ini adalah anak buah ayahku, aku yakin, dia dikirim ayahku untuk membuatmu kesal." Ujar ken.
"Hahahahaha! Bagus.. bagus.. aku serahkan orang tua busukmu, nona catherine." Ujar orang itu dengan nada menghina sambil melempar peti itu ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampires Of Sword's Kingdom
Vampire❗️Established from March 2015 until March 2016❗️ **** Warning 🚫‼️Sebagian cerita belum diedit* **** Malam itu, ibu dan ayahku bertengkar lagi. Tiba tiba ayahku mengatakan aku bukanlah anak kandungnya. Apa maksudnya? Bisa dibayangkan selama ini yang...