Catherine.Aku masih tidak percaya aku telah berubah. Aku memegang gigiku dan coba menggoyangkannya. Astaga, gigiku bener-bener asli. Begitu juga mataku yang aslinya tanpa lensa. Ini bukan tipu muslihat kan? Atau apakah ada kamera tersembunyi disini? Aku pun mengedarkan pandangan dan mengamati sekeliling.
Ini ruangan yang berbeda dari yang sebelumnya. Ruangan ini lebih bersih, indah dan segar. Dindingnya dicat warna pink. Kurasa ini kamar perempuan. Ruangan milik siapa ini?
Jangan-jangan ini milikku? Dan, tunggu dulu, aku memakai gaun? Siapa yang memakaikannya? Apakah Ibu? Aku telah berdandan juga. Apa yang terjadi? Gaun berwarna hitam dipadukan dengan renda merah darah yang sangat elegan ini ternyata membuat diriku terlihat seperti pemain vampire jahat yang ada di film biasa kutonton.
Aku masih tidak percaya ternyata diriku bisa berubah menjadi seperti ini. Aku pun masih sibuk berpose di depan cermin dan mengedipkan mata berulang kali. Ini bukan mimpi kan? Aku mendekatkan wajahku ke depan cermin.
Hm? Aku merasa ada sesuatu yang aneh. Cermin di depanku tidak berembun sama sekali? Biasanya kalau kita mendekatkan wajah kita ke depan cermin bukannya bisa memburamkan cerminnya? Tidak.. tidak mungkin. Tanganku mulai bergetar sambil mengecek bawah hidungku. Lututku pun tiba-tiba lemas dan aku tersungkur di lantai. Aku.. tidak bernafas?
Brakk..
Pintu itu terbuka. Kelihatan seorang wanita cantik dalam gaun hitam panjang memakai topeng yang sangat cantik. Dia sangat familiar. Aku menyipitkan mataku. Apakah dia ibuku?
"Catherine! Kamu sudah sadar! Ayo kita turun ke ball room." Ajak dia semangat. Ibuku langsung menarik tanganku dan lari ke lantai bawah.
"Bu, aku punya banyak sekali pertanyaan." Jawabku sambil ikut tergesa-gesa karena ditarik oleh ibuku tanpa jeda.
"Simpan dulu pertanyaanmu." Jawab ibuku datar dan singkat. Kurasa ada yang berbeda dengannya. Atau hanya perasaanku saja? Langkah ibuku terhenti di depan sebuah pintu tinggi dan besar berwarna cokelat.
Aku melihat ada 2 orang yang menjaga pintu tersebut. Mereka berdua tampak menyeramkan dengan wajah pucatnya dan bibir hitamnya. Aku hanya terdiam menatap mereka hingga pintu tersebut terbuka sendirinya tanpa ada orang yang membukanya. Ibuku berjalan masuk sambil menarik tanganku lagi. Tapi tatapanku masih saja tertuju pada kedua orang
Tibalah di ballroom. Ruangan ini sangatlah besar. Ruangan ini seperti ruang dansa cinderella. Bahkan 3 kali lipat lebih besar. Banyak orang orang yang memakai gaun dan tuxedo. Yah, bisa ku bilang para 'vampire'.
"SELAMAT PAGI PARA BANGSA VAMPIRE TERKASIH. HARI INI SEORANG VAMPIRE TELAH LAHIR! DIA ADALAH PUTRI DARI SWORD'S FAMILY, CATH!!" teriak ibuku yang ada di sampingku. Mata mata merah tersebut tertuju padaku. Ah, ingatkan aku untuk jadi spotlight utama disini.
"Wait the minute, Cath?" Ujarku bingung. Namaku diperpendek? Biasanya ibu memangil nama panjangku. Ibuku tidak pernah memanggilku begitu sebelumnya. Sepertinya memang ada yang berbeda dari ibuku.
"Bu..." aku memanggil ibuku.
"Jangan sekarang, Cath." Ibuku langsung segera meninggalkanku menuju ayah kandungku.
Aku ditinggal sendiri di tengah keramaian ini. Semua bermata merah. Red eyes are everywhere. Aku berusaha untuk menampilkan senyuman terbaik ke semua orang yang menatapku. Walaupun ada beberapa tatapan yang mengartikan sebuah keremehan, simpati, ataupun kagum. Kubalas saja dengan sebuah senyuman tipis dan kepala yang tetap tegak.
"Hai." Sapa seorang laki-laki yang tidak kukenal. Aku mengamatinya dari atas hingga bawah. Dia sepertinya vampire yang ramah. Namun mau apa dia datang menghampiriku? Tidak., dia pasti ada maunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampires Of Sword's Kingdom
Vampir❗️Established from March 2015 until March 2016❗️ **** Warning 🚫‼️Sebagian cerita belum diedit* **** Malam itu, ibu dan ayahku bertengkar lagi. Tiba tiba ayahku mengatakan aku bukanlah anak kandungnya. Apa maksudnya? Bisa dibayangkan selama ini yang...