4. Overthinking

21.6K 309 3
                                        

Di mansion utama, mansion keluarga Archer. Arthur berjalan kearah dapur dengan bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana panjang hitam.


"Udah bangun sayang?"
"Udah Mom. Baunya wangi, masak apa Mom?"
"Ini masakan indonesia, rendang daging sapi"
"Ih makanan apaan tuh"
Arthur yang lebih menyukai makanan barat tidak pernah mau mencoba makanan imdonesia. Satu-satunya makanan indonesia yang pernah dia coba adalah Bakso itu juga karena klien yang mengajak dan tidak mungkin untuk menolak.


"Gimana urusan kantor?"
"Ada Marlon yg urus"
"Sayang Mommy, kamu harus bertanggungjawab sebagai CEO. Semua ada ditangan kamu sayang. Kamu gak bisa seenaknya pergi gitu aja terus minta Marlon yang gantiin"
"Mommy tau apa yang kamu lakukan selama ini"


Deg. Arthur meneguk salivanya susah.
"Arthur gak ngapa-ngapain Mom.. gak usah khawatir"
"Gimana Mommy gak khawatir kalau hampir tiap malam anak kebanggan Mommy tidur sama wanita yang berbeda"


Deg. Lagi Arthur membeku. Ya, Mommy nya adalah satu-satunya wanita yang paling dicintai Arthur. Semua perkataan Mommy nya selalu diikuti termasuk memimpin perusahan Archer Group yang ada di Indonesia.


"Mommy gak mau kamu menghamili anak orang!" Tegas Mommy Tamara pada Arthur.
"Tenang aja Mom, Arthur selalu pakai pengaman kok"
"Arthur!!! Bukan itu yang Mommy maksud. Berhentilah bermain wanita. Cari jodoh yang benar-benar tulus, bukan untuk main-main"
"Ya ya ya" Arthur menjawabnya malas.


Semua nasehat Mommy nya selalu dituruti namun tidak untuk yang satu ini. Arthur benar-benar punya jalan sendiri.
Selesai berdebat dengan Mommy nya Arthur berjalan hendak masuk kedalam kamarnya lagi.


"Sayang, besok minta tolong ambilkan kue pesanan Mommy di rumah Ibu Sarah ya"
"Kenapa gak supir aja sih Mom yang ambil"
"Udah deh jangan banyak alasan. Mommy gak mau ya kue-kue pesanan Mommy hancur kalo supir yang bawa"
"Ah elah, jam berapa? Dimana?"
"Jam 10 di Perum Green Garden"
Tanpa menjawab, Arthur kembali masuk kamar.



Di dapur, Mommy Tamara hanya tersenyum melihat tingkah anak tunggalnya. Mommy Tamara wanita elegan yang berpendidikam timggi. Campuran Indonesia dengan Belanda. Mempunyai mata indah berwarna biru keabuan yang kini menurun pada Arthur.


Sedangkan Daddy Nathan Archer adalah orang asli Belanda. Yang menikahi Mommy Tamara saat masih berkuliah di Belanda.


Didalam kamarnya Arthur sedang menikmati mandi dengan air hangat. Entah mengapa pikiranya tertuju pada gadis yang ia tabrak.


"Giamana keadaan bocah itu ya?"
Gumam Arthur dalam hati. Hanya dengan hitungan detik, kesadaran Arthur kembali.
"Gila, ngapain coba harus mikirin bocah itu!"
Lagi, Arthur kembali bergumam dalam hari dan terbang dengan pikirannya sendiri.



****


tok tok tok.. suara pintu rumah terdengar nyarong.

"biar Kay aja yang buka, paling juga supir temen bunda yang ambil pesanan"
Kay berjalan menuju pintu rumah dengan menggunakan kaos oblong hitam dan celana hotpants. Kay membuka pintu sambil bergumam dalam hati "gilak supirnya aja ganteng banget gini, bule pula"
terlihat diambang pintu lelaki tampan dengan badan yang menjulang membuat


Kay harus mendongak agar bisa melihat jelas wajahnya.
"eehheemm" lelaki tadi berdehem ambil membuka kacamata hitamnya.
Betapa kagetnya Kay saat melihat orang yang berada didepan nya adalah orang yang sama dengan yang menabraknya beberapa hari lalu. Tapi Kay berusaha bersikap biasa dan seolah tak pernah melihat Arthur. Namun anehnya sikap Arthur biasa saja seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
"Oh ternyata dia cuma supir" gumam Kay dalam hati.

"mau ambil pesanan? atas nama siapa?" tanya Kay
tanpa berbicara, lelaki itupun memberikan secarik kertas dan kemudian Kay membacanya.
"oh atas nama Ibu Tamara. tunggu bentar" dengan raut muka kesal Kay masuk kedalam rumah dan menanyakan pesanan ibu Tamara kepada bunda.
"pesanan bu Tamara yang mana bun?"
"itu ada di meja makan"
"duh banyak amat bun, repot bawanya nih"
"minta tolong aja sama supirnya bantuin kamu"


kemudian Kay kembali ke depan menemui supir Ibu Tamara.
"Bisa minta tolong bawain gak? nanti aku bantu juga masukin ke mobil"
"cckkk ngerepotin banget si.. dimana kue nya?" bertanya dengan nada kesal
"noh disana diatas meja makan" jawab Kay tak kalah kesal.


sambil memasukan dus kue yang telah ditata rapi di dalam mobilnya, Kay pun sesekali melihat raut wajah supirnya dari samping. Kay melihat begitu indah wajahnya, putih, bersih, hidung mancung.
"minggir, aku mau tutup mobilnya" sambil menggeser badan Kay.
seketika lamunan Kay pun buyar dan segera menggeser badan nya.


setelah pintu mobil tertutup, supir itu langsung menjalankan mobil pergi meninggalkan Kay yang masih bengong dan kaget karna tidak ada kata apapun yang keluar dari mulut supir itu.
"bilang makasi kek, apa kek, main pergi aja! supir gak sopan! Baru jadi supir aja belagu!"


"kenapa Kay? kok kesel gitu mukanya?" tanya bunda
"itu bun, supir gak ada sopan nya. main pergi aja gitu, gak bilang makasih"
dengan senyum hangat bunda berkata "mungkin lagi buru-buru"
"ya gak gitu juga kali bun"
"udah udah jangan kesel terus ih, jelek tau"
"bunda apaan si"


sore menjelang, bunda dan Kay bersiap ke toko pakaian pinggir jalan. dengan tangtop hitam, kemeja yang tidak dikancing, topi serta sepatu sneakers nya Kay berdiri di depan rumah menunggu bundanya.
"bun ayo"
"iya bentar bunda kunci dulu pintunya"
setelah selesai mengunci pintu, bunda dan Kay pergi menggunakan ojek online.


setelah sampai toko pakaian pinggir jalan, mereka berdua sibuk mencari baju. setelah dapat beberapa baju yang dirasa cocok, kemudian mereka makan di warung kaki lima.
"bunda mau makan apa?"
"bunda mau ayam goreng aja"
"bentar ya bun, Kay pesenin"
tak berapa lama, pesanan mereka datang dan melahap semua makanan nya tanpa bersisa.


setelah membayar, mereka berjalan menuju halte bis yang ada di dekat warung makan. terdengar suara petir menyambar tanda akan hujan.
"bun serem banget petirnya, mana udah mulai gerimis lagi. mana si bis nya gak dateng-dateng?"
"sabar sayang, kita tunggu aja ya"
sambil mengadahkan tangannya ke langit merasakan derasnya hujan "nah kan ujan gede bun, gimana kita pulang?"
"tunggu sebentar lagi ya"


di tempat lain, Ibu Tamara selesai berbelanja di mall dengan mengendarai mobil sport merah. Ibu Tamara memang seumuran dengan bundanya Kay tapi terlihat muda karena berbagai perawatan yang dilakukan.
setibanya di perempatan, Ibu Tamara melihat Bunda Sarah sedang di halte bis. Tak pikir panjang, Ibu Tamara membelokkan setir mobil ke arah halte sambil membuyikan klakson.

tet tet ..


===============

Jangan lupa vote dan komen ya.. Biar makin semangat update nya.. Terimakasih..

Mr. CEO 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang