6. Wakil CEO

14.9K 261 1
                                    

Sampai di toilet, Kay segera membersihkan sisa cipratan tadi yang mulai mengering.
"siapa tu cowo, ganteng banget" batin Kay.


Setelah 15 menit di toilet, Kay kemudian kembali keruangan HRD. Sambil menyusuri lorong, Kay berjalan melihat meja karyawan yang mulai ramai. Namun ada satu ruangan kaca di salah satu sudut lorong memperlihatkan lelaki yang tadi ia tabrak.


Lelaki yang sedang sibuk di depan laptopnya itu kemudian mengalihkan pandangan nya kearah luar ruangan dan tak sengaja tatapan mereka bertemu. Kay yang kaget hanya senyum meringis kuda kepada lelaki itu, sedangkan lelaki itu memberikan senyuman hangat.


Kay kini sudah berada di ruangan HRD.
"maaf  sudah lama menunggu"
"enggak kok, aku juga baru masuk abis ambil file-file ini" sambil menunjuk tumpukan file yang ada digenggaman nya.
"kamu udah siap Kay? udah ditunggu sama wakil CEO"
"Wakil CEO?" Tanya Kay heran
"Oh iya saya lupa kasih tau berhubung lamaran ini untuk posisi sekretaris CEO atau lebih tepatnya asisten pribadi CEO jadi interview kali ini langsung ditangani oleh wakil CEO"
"Mampus ketemu wakil CEO dengan baju begini" batin Kay
"Kay.. kay.." panggil Bella memecah lamunan Kay
"ayo aku anter"


Kay hanya menurut, mengikuti langkah kaki Bella. Jantung Kay berdetak kecang karena kini dia dan Bella menuju ruang berdinding kaca dengan lelaki itu didalamnya. Dibacanya tulisan yang terpampang di depan pintu "Wakil CEO"
tok tok tok...
"permisi Sir"
"silahkan masuk" jawab lelaki itu dari dalam


Bella mempersilahkan Kay untuk masuk kedalam ruangan.
didalam ruangan yang dingin, bersih dan rapi mata Kay langsung tertuju pada wajah tampan Marlon.
"silahkan duduk, mau minum apa?"
suara Marlon membuat tatapannya membuyar. Dengan terbata bata Kay menjawab "eh itu.. apa aja Sir"
"yaudah saya pesenin teh manis hangat"


Sambil menekan telpon yang menuju ke pantry memesan minuman kepada OB untuk tamunya, Kay pun melihat sekeliling ruangan dan matanya jatuh pada papan nama kaca yang ada didepannya bertuliskan Marlon Thomas Arne sebagai Wakil CEO. Selesai menelpon, Marlon kambali duduk di kursi kerjanya berhadapan dengan Kay.
"perkenalkan diri anda" Marlon membuka interview
"saya Kayana Abraham. Anda bisa memanggil saya Kay" Kay kemudian memberi perkenalan mengenai kuliah, hobi, hingga pengalaman kerjanya.


"saya tertarik dengan hobi anda. disini tertulis hiking. sudah berapa gunung yang anda taklukan? tolong ceritakan pengalaman ada hiking yang paling berkesan"
"saya tertarik hiking karena pengaruh dari teman-teman kampus. sudah ada sekitar 7 gunung yang saya taklukan sampai puncak dan ada beberapa yang gagal"
"gunung apa saja yang pernah anda taklukan sampai puncak?"
"gunung semeru, sindoro, sumbing, slamet, lawu, merapi, dan rinjani"
"wah lumayan juga pengalaman hiking anda. hiking juga salah satu hobi saya. saya sering mendaki gunung di Eropa dan sekitarnya bersama teman kuliah"


Obrolan yang sama sekali tidak menyangkut masalah pekerjaan tapi membuat keduanya terlihat akrab walaupun baru pertama bertemu. Ponsel Marlon berdering, nampak tulisan 'CEO gila' dilayar.
"hhmm udah sampe mana lo?"
"........"
"oke" kemudian Marlon menutup telponnya.
"Kay sudah ditunggu oleh calon boss Anda" sambil tersenyum Marlon mempersilahkan Kay menuju ruangan CEO.
Marlon berjalan diikuti oleh Kay dibelakangnya menuju ruang CEO.


Tanpa mengetuk pintu, Marlon langsung masuk dan mempersilahkan Kay untuk duduk di depan meja kerja CEO. Kay kemudian duduk menghadap kursi yang membelakanginya. Terliat sedikit rambut kecoklatan yang menyumbul keluar dari sandaran kursi. Kay yang terus menatap bagian belakang kursi pun mulai gugup. Seketika orang yang dihadapannya memutar kursinya membuat Kay kaget.


"Astaga" ucap Kay
"kenapa liat saya kaget? kaya liat hantu aja"
Kay kaget bukan main karena ternyata yang beberapa hari lalu ambil pesanan kue atas nama ibu Tamara bukan supirnya melainkan CEO dari perusahaan Archer Group. Dia juga yang bikin kakinya terkilir. Dan dia juga yang bikin kemejanya kotor hari ini. Lengkap sudah.


"mmaaa... mmaaff Sir"
"kayaknya saya pernah liat kamu, dimana ya?" tanya Arthur
"iya kamu yang pergi gitu aja setelah ambil pesanan atas nama Ibu Tamara" batin Kay
"ah tau, gak penting juga. oh iya siapa nama kamu?"
"nama saya Kayana Abraham Sir, panggil saya Kay saja"
"oke Kay the point aja. apa yang kamu punya sehingga berani melamar jadi aspri saya?
"sejujurnya saya melamar jadi sekretaris Sir tapi entah mengapa Tuan Marlon ingin saya menjadi asisten pribadi Anda"
Arthur Terkekeh kecil "apa bedanya aspri dengan sekretaris huh?"
"Hhmm itu.. bedanya..hhmm"
"Saya tanya sekali lagi, apa yang kamu punya sehingga berani melamar jadi aspri saya?
"kemampuan yang saya miliki dapat diandalkan untuk menjadi seorang asisten pribadi CEO Archer Group. saya teliti, disiplin, dan yang terpenting adalah jujur"
"pede sekali Anda" sahut Arthur dengan nada sinis.


Kay kemudian sedikit menundukan matanya, menghela nafas pelan dan kembali menatap Arthur.
"sebenernya saya gak ada masalah sama isi profile kamu tapi dari pemaparan kamu tadi sepertinya tidak sesuain dengan apa yang saya lihat hari ini. itu kemejamu basah dan kotor" sambil menunjuk kemeja Kay

"oh ini maaf Sir, tadi dijalan sewaktu saya mau masuk halaman kantor ada mobil yang melaju kencang dan melewati kubangan di pinggir jalan. Kebetulan saya lagi jalan terus kena cipratan. Saya tidak sempat pulang untuk mengganti pakaian karena butuh 1 jam dari kantor ke rumah saya. Sekali lagi saya mohon maaf Sir dan lain kali saya akan lebih hati-hati"
"hhhmm ya udah lain kali perhatikan pakaian mu. liat karyawan lain khususnya perempuan, bagaimana mereka berpenampilaan saat bekerja"
"baik Sir"
"kamu bisa keluar dari ruangan saya"
"baik, saya permisi dulu"


Kay keluar ruangan Arthur dengan ekspresi datar. Marlon menghampiri Kay.
"gimana?"
"gimana apanya Sir?"
"masalah kerjaan kamu"
"Tuan Archer sama sekali gak nyinggung masalah kerjaan, saya juga belum diberi tahu kapan mulai bekerja"
"ya sudah ikut aku. aku tunjukan ruanganmu"


Marlon berjalan beriringan dengan Kay, kemudian berhenti di samping ruangan CEO.
"ini ruangan kamu, silahkan masuk. didalam masih ada Bella lagi beres-beres karena aspri sebelumnya pergi gitu aja"
"Baik Sir kalo gitu saya permisi masuk dulu"
"oh iya satu lagi, surat kontrak kerja besok baru bisa ditandatangani dan panggil aja aku Marlon" sambil menyodorkan tangan hendak bersalaman.
"terimakasih Sir.. eehmm maksud saya Marlon"



===============

Jangan lupa vote dan komen ya.. Biar makin semangat update nya.. Terimakasih..

Mr. CEO 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang