Sampailah hari yang ditunggu oleh Kay, keberangkatanya ke negara impian, Swiss.
Pagi ini Kay bagun dengan sangat semangat. Terlihat tas carrier yang biass dipakai naik gunung beserta satu tas jinjing yang berisi laptop.
Setelah sarapan, terdengar suara pintu rumah diketuk. Bunda dengan semangat membuka pintu.
"Silahkan masuk Nak"
"Siapa Bun?"
"Ini ada temen kantormu"
Kay dengan hati senang mengira Marlon yang datang karena teringat ajakannya ingin bertemu Bunda. Tapi hatinya seketika berubah dingin ketika melihat Arthur yang duduk diruang tamunya.Arthur yang melihat sekeliling ruangan tamu Kay terlihat kaget ketika Kay menemuinya hanya dengan menggunakan kaos putih rumahan oversize dengan bra yang terlihat mencolok karena berwarna hitam, kontras dengan warna kaos. Serta hotpants super pendek yang tertutupi oleh panjang kaos oversize nya. Hampir terlihat seperti tidak memakai hotpants.
Arthur yang terdiam kemudian berdehem untung mengalihkan pikiran kotornya."Ada apa anda datang kesini Sir?"
"Aku mau bicara tentang persiapan untuk nanti malam"
"Semua sudah tersusun rapi di folder laptop"
"Apa kamu ke Swiss pakai itu?"
Arthur menunjuk tas gunung yang ada di ruang tamu dengan sedikit tertawa.
"Iya. Kenapa Anda tertawa Sir?"
"Bukan maksud aku gimana-gimana tapi kurang cocok kalau ke luar negeri pakai itu"
"Ini tas saya yang akan bawa Sir, Anda tidak perlu khawatir"
"Ayo ikut, kita cari barang yang masih kurang. Ada beberapa yang harus saya beli"
"Maaf Sir saya tidak bisa"
"Aku janji gak akan ninggalin kamu lagi"
Kemudian mata keduanya saling bertatapan. Arthur berharap Kay bisa menerima ajakannya. Kay sebenarnya ingin menolak tapi entah mengapa lidahnya kaku, hanya bahasa tubuhnya yang menjawab dengan angguka kepala.Arthur yang memakai kemeja dengan celana jins dan Kay memakai kaos hitam dipadukan dengan celana jins dan sneakers membuat gaya pakaian keduanya terlihat ssangat berbeda.
Kay memang gadis tomboy yang jauh dari tipe Arthur tapi entah mengapa Arthur selalu hilang akal ketika dekat dengan Kay.
Arthur melajukan mobilnya ke jalanan dengan kecepatan sedang. Kay melihat betapa bersih dan wangi mobil Arthur.Dari jarak beberapa meter Kay dapat mennghirup aroma wangi maskulin Arthur dan parfume khas pria.
Kay sangat menyukai pria yang wangi. Kay seperti terbawa oleh aroma wangi Arthur yang membuatnya melamun.
"Kay are you okay?"
Kay pun gugup, menjawab dengan terbata-bata "i'm okay"Arthur memarkirkan mobilnya di parkiran khusus VVIP. Mereka berdua mausk kedalam toko tas ternama dan terkenal.
"Selamat pagi Mr. Archer ada yang saya bantu?"
Siapa yang tidak mengenal Arthur. Sepertinya hampir semua toko ternama memgenal CEO yang satu ini.
"Saya mau itu"
Arthur mejunjuk satu travel bag berwarna hitam dengan garis berwarna gold di setiap sudutnya.
Ada tempat khusus untuk mencetak nama pemilik travel bag tersebut.
"Silahkan saya antar untuk pembayaran"
"Travel bag atas nama siapa Sir?"
Arthur meminta Kay untuk menuliskan nama lengkap yang diminta oleh pegawai toko.
Kay kaget ketika tagihan yang berjumlah puluhan juta untuk sebuat travel bag.
Kay membatin "Bisa buat beli motor gede ini"
"Silahkan menunggu cetak nama selesai"
"Berapa lama?"
"Sekitar satu jam Sir. Nanti dihubungi apabila sudah selesai"
"Oke thank you"Arthur berjalan keluar toko sambil menggandeng tangan Kay. Kay yang kaget kemudian melepaskan tangan Arthur.
"Kenapa?"
"Maaf Sir, banyak orang yang melihat"
"Cuek aja, cuman gandeng tangan"
"Tapi saya tidak terbiasa Sir, maaf"
Entah mengapa Arthur terlihat kecewa atas sikap Kay.
"Kita kesana aja"
Arthur menunjuk salah satu Lounge mewah tidak jauh dari toko tas.
Black and White Lounge and Bar.
Disitulah Kay dan Arthur duduk berhadapan. Kay yang merasa gelisah karena menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung Lounge terlihat sedikit gugup dan tidak tenang."Kay kamu kenapa?"
"Kita ketempat lain aja Sir. Saya merasa salah kostum"
"Gak usah peduliin mereka. Mereka cuma iri liat keseksian kamu!"
"Haahh?"
"Oh maksud aku mereka iri lihat kecantikan kamu"Ditengah menikmati hidangan, Arthur dikejutkan oleh sapaan wanita dengan tubuh jenjang dan berpakaian sangat minim.
Wanita itu langsung memeluk Arthur dari belakang dan mencium bibirnya.
Arthur tidak sempat untuk menolak ciuman itu hanya bisa tersenyum getir sambil melirik Kay yang ada didepannya."Maria?"
"Kamu masih inget aku Mr. Archer?"
Mereka pun berbincang sejenak. Maria melihat Kay dengan tatapan sinis dan tidak suka.Sial bagi Kay, Arthur dan Maria berbincang menggunakan bahasa perancis.
Setelah selesai berbincang, Maria mendekat pada Kay sambil menyodorkan tangannya. Kay pun menerima tangan Maria dengan ragu. Sambil bersalaman Maria mengatakan "Selamat atas pertunangannya"Hanya tiga kata namun berhasil membuat perasaan Kay kacau.
Arthur yang terlihat gugup langsung menjelaskan.
"Sorry Kay tadi aku bilang ke Maria kalau kamu tunangan aku"
"Maksudnya?"
"Aku terpaksa bohong karena Maria terus mengganggu. Aku yakin kali ini dia gak akan berani hubungin aku lagi. Kamu gak marah kan Kay?"
Kay yang masih kaget hanya menggelengkan kepalanya pelan. Lagi-lagi dia tidak berkutik didepan Arthur
Ingin sekali Kay marah atas apa yang Arthur perbuat tapi apa yang ingin dikatakan oleh Kay tidak sejalan dengan bahasa tubuhnya.Selsai menyantap hidangan, Arthur dan Kay kembali ke toko tas tadi.
"Silahkan pesanan Anda Mr. Archer"
Arthur menerima bingkisan yang kemudian diserahkan langsung kepada Kay.
"Ganti carrier kamu pake ini"
"Ini??? Untuk saya Sir?"
"Iya, kamu bisa liat name tag yang ada di travel bag nya"
"Kayana Abraham. Tapi ini terlalu mewah untuk saya Sir"
"Kay please, terima ini. Anggap aja sebagai ucapan maaf aku untuk yang kemarin dan yang barusan"
Kay mengangguk.Setelah semua selesai, Arthur mengantar Kay pulang kerumah. Arthur membawakan bingkisan untuk Bunda Sarah.
"Maaf Bun kelamaan bawa Kay jalan"
"Gak apa-apa Nak. Gimana kabar Mommy Tamara?"
"Mommy makin galak Bun"
Bunda Sarah tertawa lepas saat mendengar jawaban Arthur.
"Kamu bisa aja. Titip salam untuk Mommy Tamara"
"Pasti aku sampein. Arthur pamit dulu Bun"
"Hati-hati dijalan Nak, makasih udah anter Kay pulang"
"Sama-sama Bun"
Arthur menancapkan pedal gas menjauhi rumah Kay."Akrab bener kaya udah kenal lama"
"Arthur anaknya lucu, bisa bikin Bunda ketawa"
"Mana ada lucu, ngeselin yang ada"
Bunda Sarah menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Kay.Jam menunjukan pukul 5 sore. Kay bersiap untuk menelpon taksi online sebelum pintu rumah diketuk.
"Oh nak Marlon"
"Sore Bunda, Kay udah berangkat belum ya?"
"Belum kok, tadi sih bilangnya mau telpon taksi online buat antar ke Bandara. Sebentar Bunda panggil dulu"Tak lama, Kay keluar kamar menemui Marlon dengan celana jins hitam, tangtop hitam yang dibalut kemeja kotak-kotak dengan kancing yang dibiarkan terbuka.
Kay lebih terlihat seksi justru saat dirinya memakai pakaaian casual.
"Marlon? Apa ada file yang kurang?"
"Enggak kok. Aku kesini mau antar kamu ke Bandara"
"Waahh kebetulan. Aku order taksi online tapi semuanya sibuk"
"Yaudah aku anter aja"
"Penerbangan jam 9 kan? Kita masih punya waktu 2 jam sebelum masuk ruang tunggu keberangkatan"
"Oke"
"Waahh travel bagnya boleh juga"
"Ini dikasih sama Sir Arthur siang tadi"
"Arthur?"
"Iya, siang tadi dia kesini ajak aku jalan ternyata dia beliin aku ini"
Dalam hati Marlon bergumam "sialan dia gak dateng rapat dengan alasan ada urusan mendesak, ternyata ini"===============
Jangan lupa vote dan komen ya.. Biar makin semangat update nya.. Terimakasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. CEO 21+
RomansaCarita tentang CEO muda yang gemar bermain cinta dengan wanita seksi kelas atas. Namun cintanya justru jatuh pada wanita sederhana yang tomboy. Cover dan semua gambar pada cerita by Pinterest