9. Switzerland

17.4K 281 0
                                    

Hari yang cerah untuk memulai sebuah harapan tapi tidak dengan Arthur. Hari ini dia datang ke kantor dengan muka kusut. Sejak semalam tidak dapat berkutik karena Mommy nya menahan agar tidak keluar ke club. Tentu Mommy nya sangat paham betul tujuan anak kesayanganya pergi ke club, apalagi kalau bukan having sex dengan wanita.


Sampai dikantor, Arthur langsung mendapat telpon dari kantor yang berada di Swiss.
"Kay ke ruangan saya sekarang!"
Dengan tangan gemetar dan kaki yang tiba-tiba melemas membayangkan kejadian beberapa hari lalu.
"Ada yang bisa saya bantu Sir?"
"Siapkan bahan presentasi tentang pemasaran di Swiss segera!"
"Ba..baik Sir.. Saya permisi"


Baru tiga langkah menjauhi meja Arthur, suara berat Arthur terdengar kembali.
"Kay!"
"Lupakan apa yang kamu lihat dan dengar kejadian beberapa hari lalu. Tapi kamu juga harus terbiasa dengan itu!"
Hanya berbicara satu kalimat namun cukup membuat kaki Kay makin melemas. Kay tidak bisa membayangkan menjadi aspri dari seorang Arthur. Apa yang akan didengar dan dilihatnya dimasa depan.


Kay hanya bisa mendengus kesal selesai dari ruangan Arthur. Kay langsung mengerjakan semua keperluan boss nya untuk presentasi di Swiss. Tak lupa juga mengurus masalah transpor dan akomodasi selama di Swiss. Tidak susah sebenarnya karena Archer Group mempunyai beberapa hotel di Swiss. Kay hanya harus konfirmasi tentang jadwal kedatangan dan susunan rencana kegiatan yang akan dijalani boss nya di Swiss pada Archer Group Swiss.


Kay kembali mengetuk pintu ruangan CEO.
"hhmm masuk"
"Ini data yang dibutuhkan untuk presentasi di Swiss. Saya juga sudah atur jadwal Anda untuk 3 hari di Swiss"

Sambil menjawab pertanyaan Kay, pandangan Arthur terus tertuju pada layar laptop "siap-siap kita berangkat ke Swiss 3 hari lagi"
Dengan mata membulat dan kaget Kay menjawab "haaaaaahhh??? apaaaa???? Swiss????" kemudian Kay langsung menutup mulutnya karena Arthur menatap matanya karena kaget.


Mendengar teriakan Kay dengan raut wajah kesal  "iya, kamu gantiin Marlon ikut ke Swiss. Karena Marlon akan mengurus urusan disini!"
"bbbaaaaaiikk Sir tapi maaf saya belum punya passport"
"kamu urus aja sama HRD dan satu lagi kasih list ini ke bagian marketing. ini desain yang akan kita presentasikan disana"
"baik Sir, kalo begitu saya permisi dulu"
Hendak membuka pintu ruangan, tiba-tiba suara Arthur kembali menggema "Kay kamu minta Bella untuk menemani belanja keperluanmu ke Swiss"
"baik Sir, saya permisi"


Masih tidak percaya, Kay kembali masuk ruangan aspri dan mendapati Bella yang duduk di sofa sambil tersenyum.
"kenapa Bel senyum sendiri?"
"gini loh Kay, sebenernya aku udah tau kalo kamu yang bakal gantiin wakil CEO ke Swiss"
"Kok gak kasih tau aku?"
"tadi aku mau kasih tau kamu tapi keburu kamu masuk ke ruangan CEO yaudah de gak jadi he.. he.. he.."
"oh ya aku disuruh Tuan Arthur belanja keperluanku untuk dibawa ke Swiss. maksudnya keperluan yang apa sih Bel?"
Bella kembali tertawa "kamu ini masa gak tau sih? maksud Tuan Archer itu kamu harus belanja beli baju untuk presentasi, dari atas sampe bawah harus bagus.


Dan ini nih kayaknya harus dirapihin deh" sambil menyentuh rambut panjang Kay
"emang penampilah aku sekarang jelek ya Bel?"
"bukan jelek tapi kurang menarik" tawa kembali mengembang dari wajah Bella
"udah deh serahin semuanya sama aku, pasti beres. nanti lepas kerja kita ke mall sebelah"
Kay pun hanya mengangguk pasrah.
"eh iya lupa kau disuruh urus passport ke bagian HRD"
"Nanti aku urus. Kamu terima beres aja deh"
Bella kembali tersenyum sambil melangkah pergi dari ruangan Kay


Tak berselang lama Marlon mengetuk ruangan Kay dan mendapati senyuman yang hangat dimata Kay.
"Ganggu gak?
"Enggak Sir. Ada yang bisa saya bantu?"


Marlon yang telah mengetahui kejadian yang didengar Kay hanya bisa terdiam karena tiba-tiba bibirnya kelu untuk membahas kejadiam yang benar-benar tidak pamtas dilakukan CEO didalam kantor.
"Sir ada yang bisa saya bantu?"
"Oh sorry. Hhmm.. kamu gantiin saya ke Swiss?"
"Iya Sir"
"Hhmm.. selesai masalah kerjaan nanti di Swiss kamu diem aja dikamar. Gak usah kemana2"
"Oh itu iya Sir. kalau boleh saya tahu, emang kenapa?"
"hhmm.. gak apa-apa sih cuman cuaca di Swiss lagi dingin banget. Takut kamu flu nanti. He.. hee.."


Marlon sedikit tertawa karena ketidakmapuannya berbicara mengenai kebiasaan boss nya itu ketika berada di Luar Negeri.


Marlon yang melihat Kay kebingungan langsung berganti topik pembicaraan.
"kapan kamu terahir muncak?" (muncak maksudnya adalah naik gunung sampai ke puncak)
"6 bulan lalu Sir, sebelum saya sibuk skripsi"
"saya udah muncak di banyak negara tapi belum pernah sekalipun muncak di negara sendiri"
"kapan-kapan saya temani muncak di negara sendiri, gimana?"
Semangat Kay yang sejenak melupakan bahwa Marlon adalah wakil CEO. Senyum sangat mengembang saat topik pembahasan mengenai gunung. Kay adalah salah satu wanita pecinta alam. Menurut Kay, gunung adalah tempat yang paling damai diseluruh dunia.


Marlon jadi melihat sisi lain dari wanita tomboy di depannya. Benar-beran polos dan lugu.
Ya, dari awal Kay masuk Archer Group sudah terlihat bahwa dia wanita tomboy. Rambut panjang yang selalu dikucir kuda, riasan polos bahkan mungkin tidak memakai riasan apapun selain pelembab bibir. Kemeja yang sedikit longgar dan celana panjang.
Hanya dia satu-satunya karyawan wanita di Archer Group yang menggunakan celana panjang dikantor disaat seluruh karyawan wanita menggunakan dress ketat dan sangat mini hanya untuk mencari perhatian Marlon dan tentunya Arthur.





===============

Jangan lupa vote dan komen ya.. Biar makin semangat update nya.. Terimakasih..

Mr. CEO 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang