32. Masa lalu

4.6K 77 0
                                        

"Hai Kay" tanpa mengetuk pintu ruangan Kay, Mom Tamara tiba-tiba membuka pintu dan menyapa. Kay dibuat kaget dengan kemunculan Mom Tamara di kantornya.
"Oh hai Mom Tamara, sini masuk"

Dengan nada sopan sambil bersalaman dan mencium pipi Mom Tamara.
"Sir Arthur ada di ruanganya Mom, Kay anterin yuk"
"Siapa bilang Mom kesini mau ketemu Arthur?"
"Terus Mom mau ketemu siapa?"
"Mom mau ketemu kamu Kay"
Tampak ekspresi wajah Kay yang kaget namun dengan cepat kembali ke raut wajah ramah penuh senyuman.
"Sama Kay? Ada apa Mom?"
"Oh ya duduk dulu Mom, Kay buatin teh hangat ya atau Mom mau minuman yang lain?"
"Hhmm teh hangat boleh juga Kay"
"Oke Mom tunggu bentar ya"
Segera Kay menuju sudut ruangan untuk membuatkan Mom Tamara teh hangat manis. Disudut ruangan itu terdapat meja estetik yang diatasnya terdapat beberapa cangkir, tabung bening yang berisikan gula, teh celup, dan air yang ditempatkan pada botol tahan panas.

"Ini teh nya Mom, silahkan diminum mumpung masih hangat"
Tak perlu menunggu lama, Mom Tamara langsung menyesap sedikit teh buatan Kay dan memorinya langsung terbang ke beberapa minggu sebelum Bunda Sarah meninggal.
"Mom.. Mom Tamara"
"Eh iya Kay"
"Kenapa Mom? Teh nya kurang manis ya? Mau Kay buatin yang baru?"
Baru saja hendak bangkit dari sofa tamu, kemudian Mom Tamara meminta Kay untuk duduk kembali. Mom Tamara menepuk sofa disampingnya meminta Kay duduk disebelah Mom Tamara.

Dengan gugup dan sedikit ragu, Kay bangkit dan berpindah tempat duduk.
"Kay, teh buatanmu mirip sekali dengan buatan Sarah"
Mom Tamara berkata sambil berkaca-kaca.
"Kay, apa kamu udah baca surat yang dititipkan Arthur?"
Kay terdiam sejenak dan menggeleng. Ya, semenjak Bunda Sarah meninggal, Kay belum sempat membaca surat itu. Lebih tepatnya belum siap untuk mengetahui isi dari surat itu.

"Kay takut Mom, Kay belum siap untuk baca surat itu"
"Kay, itu surat dititipkan khusus untuk kamu sebelum Sarah meninggal. Sejujurnya waktu kamu ada di Swiss, Mom sempet bawa Sarah ke rumah sakit. Waktu itu dia telpon Mom karena dia sendirian dirumah"
"Apa? Jadi waktu Kay di Swiss Bunda sempet sakit sampe dibawa ke rumah sakit?"
"Iya Kay. Waktu denger Sarah sakit, Mom langsung jemput Sarah ke rumah dan bawa dia ke rumah sakit. Sarah cuma cerita kalau Kay sedang ada perjalanan dinas di luar negeri dan Mom gak tau ternyata Kay ke Swiss bareng Arthur dan kerja di kantor Arthur"

"Kenapa Mom gak pernah cerita sama Kay?"
"Mom sama sekali gak tahu gimana caranya hubungin kamu Kay. Mom gak tahu nomor ponsel kamu, waktu itu panik, dan Mom juga gak tau kalau kamu kerja sama Arthur. Andai waktu itu Sarah jujur sama Mom tentang dimana kamu kerja, mungkin Mom akan langsung suruh Arthur untuk kembali ke Jakarta. Itu sebabnya Mom kaget Arthur dateng ke pesta bareng kamu Kay, lebih kaget lagi kalian bilang ke kolega perusahaan kalau kalian sudah tunangan"
"Maaf Mom Tamara, bukan maksud Kay untuk menyalahkan Mom tapi Kay bener-bener kaget dan masalah yang tunangan itu..."
Belum sempat Kay melanjutkan, Mom Tamara langsung memotong "it's oke Kay. Mom sama sekali tidak mempersoalkan hal itu. Justru bagus kalau bisa jadi beneran, ya kan?" Mom Tama tersenyum.
Sedangkan pipi Kay mengeluarkan rona merah.

"Kay, Arthur bukanlah orang yang sempurna. Hidupnya sering dihabiskan dengan banyak wanita. Itupun ada sebabnya. Dulu sebelum dia berangkat untuk kuliah di luar negeri, dia punya pacar. Arthur adalah lelaki yang setia, saking setianya saat kuliah pun selalu minta agar dibelikan tiket untuk pulang"
Raut wajah Kay menampakan keseriusan mendengarkan cerita dari Mom Tamara.

"Saat acara kelulusanya selesai, Arthur langsung pulang ke Indonesia. Dari bandara Arthur langsung pergi ke apartemen pacarnya dan mendapati pacarnya itu sedang asik bermain denga laki-laki yang Arthur kenal. Iya, pacarnya berselingkuh dengan sahabat Arthur. Semenjak itu Arthur langsung berubah total. Dia tidak lagi menghargai wanita kecuali Mom. Dan utungnya Arthur masih bisa mendengarkan nasehat Mom, yaa walaupun tidak dengan nasehat mengenai wanita"

"Semenjak kamu dekat dengan Arthur, dia tidak lagi pergi ke club malam. Hari-harinya dihabiskan di kantor dan di apartmentnya. Itu terbukti karena hampir setiap malam Arthur video call sama Mom sampai Daddy nya cemburu hehehe.. lucu ya Kay"
Kay hanya menanggapi dengan senyuman dan ada sedikit rona merah di pipinya.

"Boleh Kay baca suratnya sekarang Mom?"
"Apa kamu yakin Kay? Kamu udah siap?"
Kay hanya mengangguk sambil berjalan menuju meja kerjanya untuk mengbil surat yang tersimpan dalam tasnya.
Hanya butuh 2 menit saja untuk membaca surat dari Bundanya, air mata Kay mengalir deras. Hingga tak sanggup lagi Kay menahan suara tangisanya.
Tangisan Kay pecah dalam pelukan Mom Tamara.






===============

Jangan lupa vote dan komen ya.. Biar makin semangat update nya.. Terimakasih..

Mr. CEO 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang