Pagi ini Alana diantarkan oleh Bagas ke sekolah, hal itu tidak terlepas dari perhatian guru-guru di SMA CITRALOKA yang melihat mobil Bagas. Namun Bagas sudah memperingatkan agar bersikap biasa saja dikarenakan Alana yang kekeh supaya temannya tidak ada yang tau bahwa ia adalah anak dari pemilik sekolah.
"Kiya udah nyampe," ujar Bagas.
Alana terdiam. Ia seperti sedang melamun dan memikirkan sesuatu. "Kiya?" tanya Bagas sambil menepuk pundak putrinya.
Alana terlonjak kaget ketika di sentuh oleh Bagas. "E-eh iya yah udah sampe ya?
"Kamu ini, coba liat keluar udah nyampe sayang, tadi kan ayah udah bilang," ujar Bagas sembil terkekeh kecil.
Alana lalu melihat ke jendela ternyata benar sekarang ia sedang berada di parkiran SMA CITRALOKA. "Yaudah kalo gitu Kiya sekolah dulu ya, yah," pamit Alana sambil mencium tangan ayahnya.
"Iya, belajar yang rajin ya jangan ngelamun kaya tadi. Emang Kiya lagi mikirin apa, hm?" tanya ayahnya.
"Engga mikirin apa-apa tadi Kiya masih agak ngantuk aja," jawab Kiya sambil tersenyum kikuk.
"Oh gitu, yaudah berangkat gih, nanti kesiangan,"
Setelah itu Alana pun keluar dari mobil nya dan tepat juga Freya baru saja datang sehingga mereka berpapasan. "Freya," sapa Alana.
"Ana, lo baru datang juga?" tanya Freya
"Iya nih, ayo ke kelas," ajak Alana
"Ayo,"
Bagas melihat putri nya yang sangat mudah akrab dengan siapapun. Ia tersenyum bangga dengan Alana. Bagaimana tidak? Alana adalah putri satu-satunya sekarang yang ia miliki. Alana adalah anak yang pintar dan berprestasi, ia juga mempunyai bakat dalam bidang seni. Lukisan karya nya sangat banyak yang terpanjang di kamar nya. Alana juga sangat ramah dan penyayang. Ia sangat berbeda dari dirinya yang dulu.
Alana juga selalu membantu dan peduli dengan orang di sekitarnya, terutama orang yang terkena korban bullying, ketika melihat hal itu Alana selalu membantu nya, sungguh Alana sangat benci dengan pembully-an.
****
Hari ini Alfathar tidak masuk sekolah dikarenakan ia sedang sakit, seusai pulang dari pertengkaran dengan geng brigands kemarin, anggota calveros mampir ke warpel seraya mengobati luka mereka. Setelah itu mereka semua pun pulang ke rumah masing-masing terkecuali Alfathar yang memang belum pulang karena ingin menyendiri.
Ketika jam sudah menunjukkan pukul 20.00 Alfathar hendak pulang, namun tiba-tiba hujan turun membasahi bumi. Ia tidak jadi pulang dan menunggu hujan mereda.
Waktu sudah pukul 21.00 hujan masih tetap turun sehingga ia terpaksa harus hujan-hujanan agar bisa pulang. Alhasil setelah ia pulang badan nya menggigil kedinginan namun suhu tubuh nya terasa panas.
Anita mengkhawatirkan kondisi putra nya itu, ia memarahi anaknya karena pulang malam dengan kondisi babak belur dan juga basah kuyup. Alfathar hanya diam ketika dimarahi bunda nya, namun ia merasa bersyukur karena akhirnya dia bisa merasa di perhatikan oleh orang tuanya.
Keesokan harinya kondisi Alfathar masih tetap sama, badan nya panas namun sudah tidak menggigil seperti semalam dan ia memutuskan untuk tidak sekolah hari ini, ralat lebih tepatnya Anita lah yang memaksa Alfathar agar tidak sekolah karena kondisi nya yang tidak memungkinkan.
"Pagi Neng Alana," sapa Galang sambil tersenyum lebar ketika melihat Alana dan Freya baru memasuki kelas.
"Pagi juga Galang," balas Alana ramah.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFATHAR
Jugendliteratur~ Jangan pernah tanyakan kepadaku mengapa aku bisa mencintaimu, karena aku mencintaimu karena kamu adalah kamu. ~ Kisah ini menceritakan tentang dua orang yang memiliki kekurangan yang saling bertolak belakang. Alfathar Ayden Pranadipa, Ketua geng...