KEMARAHAN ALANA

63 10 0
                                    

Pagi ini Alana berangkat sekolah bersama Ashraf, Alfathar tidak mengajaknya berangkat bersama karena ia ada keperluan mendadak yang mungkin akan menyebabkannya agak terlambat datang ke sekolah.

Setelah sampai di sekolah Alana lalu turun dari motor Ashraf dan membuka helm nya, tak jauh dari situ seorang perempuan dengan ketiga temannya sedang memperhatikan mereka.

"Nah kan apa gue bilang, tuh cewek emang cuman main-main sama Al" ujar Jeyra.

"Lo yakin?" tanya Asya.

"Yakin lah Sya, gue udah berkali-kali mergokin dia boncengan sama Ashraf," jawabnya.

"Ganyangka gue, gue kira dia cewek polos," sahut Vanya.

"Sama, gue kira dia cewek polos, ternyata dia main-main juga di belakang Al, sama sahabat nya lagi," ujar Kania menimpali.

"Tapi kalo kita salah paham gimana?" tanya Vanya.

"Gue yakin banget, pasti murid baru songong itu cuman mau pansos, secara kan Alfathar itu ketua geng, Ashraf juga wakilnya, ditambah lagi Ashraf juga ketua basket kan?" ujar Jeyra.

"Iya sih, bisa jadi," ujar Asya.

"Eh-eh liat tuh si Ashraf pake ngusap kepala si Alana segala lagi," ujar Kania yang melihat Ashraf mengusap kepala Alana.

"Fiks, gue yakin banget gak salah nebak," ujar Jeyra yang semakin yakin.

"Liat aja, gue bakal laporin semua ini ke Alfathar," ujar Jeyra sambil tersenyum smirk.

"Emang dia mau percaya sama lo?" tanya Vanya.

"Lo gak liat banyak orang-orang yang liatin mereka? Kalo Al gak percaya gue tinggal nyuruh mereka aja buat jadi saksi," jawabnya.

****

Byurr

Jeyra menumpahkan minumannya pada rok Moa, saat ini Moa sedang membawa banyak buku yang sudah tak terpakai yang akan ia bawa ke gudang belakang sekolah. Keadaan Disini sangat terlihat sepi, karena arah menuju gudang memang jarang di tempati semua murid, kebanyakan dari mereka berada di kantin dan di lapangan.

"Ups. Gue gak sengaja," ujar Jeyra.

"Lo kalo jalan tuh liat-liat?!" ujar Moa dengan nada tinggi.

"Gue kan udah bilang gue gak sengaja!" balas Jeyra.

Byurr

"Eh. Sorry-sorry. Kalo itu sengaja. HAHAHA!," ujar Asya yang sengaja menumpahkan minumannya pada baju Moa sehingga mengenai buku-buku yang ia bawa.

"Kalian tuh maunya apa sih? Dari dulu selalu bully gue, salah gue apa sama kalian? Apa karna gue miskin? Atau penampilan gue ada yang salah di mata kalian? Gara-gara kalian buku nya jadi basah, kalo udah gini siapa yang mau tanggung jawab hah?!" bentak Moa pada Jeyra dan teman-temannya.

Jeyra lalu tersenyum smirk. "Sadar diri juga lo," jawab Jeyra yang membuat hati Moa terasa sakit.

"Dasar miskin! Lo itu gak pantes sekolah di sekolahan kayak gini. Sekolah ini itu cocok nya buat orang kaya. Gak kayak lo, miskin!" hina Vanya yang mendorong bahu Moa hinggga ia terjatuh.

PLAK

Satu tamparan keras mengenai wajah Vanya yang membuatnya meringis dan memegang pipi sebelah kirinya.

"MAKSUD LO APA?!" ujar nya pada Alana yang tiba-tiba datang, Alana menanyakan keberadaan Moa pada Freya dan Amey sehingga ia menyusulnya.

"LO YANG APA-APAAN?!" balas Alana dengan wajah nya yang penuh amarah.

ALFATHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang