KEPERGIANNYA

90 12 6
                                    

"Aduh dingin-dingin gini enaknya di selimutin kekayaan," ujar Beben sambil menggosok-gosokan kedua telapak tangannya, saat ini hujan sedang turun.

Bara lalu memukul lengan Beben dengan botol plastik kosong yang ada di tangan nya. "Lo udah kaya! Lupa lo?! ujar Bara.

"Iya juga ya?" Beben lalu terkekeh. "Lupa gue kalo gue udah kaya," ujarnya yang membuat Bara kesal.

"Al lo gak ke rumah sakit?" tanya Kenzie. Mereka sedang ada di warpel (warung pengkolan) .

"Gak dulu, Alana lagi sama sahabatnya," jawab Alfathar. "Nanti malem gue kesana."

Kenzie lalu ber-oh. "Ada pacar gue dong?" tanya nya.

Alfathar lalu mengangguk. "Tadi dia nyari lo waktu pulang sekolah, tapi Lo gak ada. Jadi dia mintol sama gue buat ngomong sama lo hari ini dia mau sama Alana." ujar Alfathar.

"Pantes aja gue cari gak ada. Tadi gue kebelet boker, hp gue juga mati." balas Kenzie.

"Cewek lo mah gak akan kemana-mana Ken. Freya kan bucin banget kalo sama lo, gue yakin dia gak berani macem-macem," sahut Bara.

"Iyalah. Cewek gue," jawab Kenzie.

"Mang Ujang, mie rebus nya satu pake telor dua," ucap Bara, tiba-tiba perutnya terasa lapar.

"Siap atuh, ada lagi?" tanya mang Ujang pemilik warung.

"Teh anget nya mang nambah lagi," jawab Beben yang di ancungi jempol oleh mang Ujang.

"Galau benget gue," ujar Galang dengan wajah lesu nya sambil menatap layar ponsel di tangannya.

"Galau kenapa lo? Diputusin cewek? Bilang sama gue. Gue punya banyak tinggal lo pilih mau yang mana," balas Beben.

"Bukan itu! Gue kan kenalan sama cewek lewat sosmed. Gila sih gue dibuat nyaman sama di-" ucapan Galang terhenti ketika Kenzie memotongnya.

"Lo pacaran virtual?" tanya Kenzie.

"Ck, dengerin dulu!" decak Galang.

"Huft". Galang menghela nafasnya. "Gue dibuat nyaman sama dia, eh waktu gue mau nembak dia tiba-tiba dia bilang kalo dia cowok." ujar Galang.

"HAHAHA! Kasian bener lo Lang. Nge faker ternyata!" Bara menertawakan Galang habis-habisan. Pasalnya Bara sebelumnya sudah memberikan peringatan kepada Galang, namun Galang nya saja yang keras kepala.

"Gue bilang juga apa! Lo sih gamau dengerin omongan gue! HAHAHA." kata Bara sambil memegang perutnya yang sakit karena tertawa.

"Udah tahun berapa ini bro? Masi aja virtual-virtual!" ucap Kenzie sambil menepuk pundak Galang.

Galang berdecak sebal. "Dah lah, curhat sama lo pada emang gak akan bener! Mening gue curhat sama si Oyen!" ujar Galang.

"Santai Lang. Cewek gue banyak. Lo mau yang mana? Nih lo tinggal pilih," ujar Beben sambil memperlihatkan banyak foto cewek di ponselnya.

"Buset banyak bener! Ini juga ada grup isinya cewek lo semua? tanya Rama.

"Yoi," balas Beben santai.

"Gue cepuin sama Amey tau rasa lo!" ujar Rama.

"Gue kan cuman gabut makanya gue bikin grup itu." ujar Bara.

"Grup gajelas." celetuk Ashraf sembari memainkan game di ponselnya.

"Raf. Lo tuh diem mulu. Sekalinya ngomong nyelekit gue dengernya." ujar Bara sambil memegang dada nya dramatis.

"Mie rebus pake telor dua sudah jadi," tiba-tiba mang Ujang datang dengan membawa mie rebus milik Bara dan teh hangat milik Beben.

"Ini buat Bara. Ini buat Beben. Sok atuh dinikmati, dijamin maknyoss," ujar mang Ujang sambil mengacungkan jempolnya. Mang Ujang memanglah sangat akrab dengan anggota CALVEROS, karena mereka sering mengunjungi warpel untuk berkumpul dan makan siang.

"Siap mang, terimakasih," balas Beben.

"Sami-sami atuh. Kalo gitu amang teh mau cuci piring dulu ya." pamit mang Ujang.

"Emang Bi Inem kamana mang?" tanya Galang.

"Bi Inem teh lagi belanja buat bahan makanan Lang," jawab mang Ujang. "Yaudah atuh amang nyuci dulu kalo gitu."

"Hati-hati mang," ujar Rama.

"Cuman mau ke belakang," balas mang Ujang.

"Tetep aja mang harus hati-hati." ujar Rama. Mang Ujang lalu tertawa kecil. "Siap." katanya.

Drtt Drtt

Ponsel Alfathar berdering yang menandakan ada seorang yang menelponnya. Alfathar lalu mengangkat telepon itu dengan senyuman yang terus merekah di bibirnya.

"Hallo?" ucap Alfathar pada Alana.

"Hiks. A-al,"

"Alana? Lo kenapa?" tanya Alfathar panik yang membuat teman-teman nya menatapnya.

"A-ayah hiks," ucap Alana terbata-bata.

"Alana. Lo tenang dulu ya? Kenapa? Om Bagas kenapa?" tanya Alfathar di telpon itu.

"A-ayah udah p-pergii hiks." jawab Alana setelahnya telpon terputus.

"Alana? Halo? Ana?" Alfathar panik bukan main. Apa maksut nya? Sudah pergi? Tidak, dia sangat berharap Bagas baik-baik saja.

"Kenapa Al?" tanya Rama. Semua anggota inti CALVEROS itu menatap Alfathar dengan tatapan bingung.

"Om Bagas kenapa Al?" tanya Ashraf tak kalah panik.

Alfathar lalu meraih kunci motornya, tak peduli dengan hujan yang masih turun. Ia akan menyusul Alana ke rumah sakit dan memastikan kondisi Bagas disana.

"AL JAWAB GUE ADA APA?!" Tanya Ashraf dengan nada tinggi.

"Lo gausah banyak tanya. Kalo lo mau tau ikut gue!" jawab Alfathar lalu berjalan keluar dari warpel.

Semuanya saling menatap bingung hingga Ashraf membuka suara. "CABUT!" serunya.

Anggota inti CALVEROS itu pun lalu pergi dari warpel.

"TUNGGUIN GUE!" Bara berteriak karena sempat tersedak saat makan mie rebus nya.

"LAMA LO BAR! BURUKEUN ATUH!" balas Galang. sedangkan yang lain sudah duluan menyusul Alfathar ke rumah sakit.

Burukeun= Cepetan.

"MANG UJANG, INI UANG NYA DI MEJA YAA," teriak Bara.


•••••

Hallo semua, maaf ya baru up lagi hehe.

Segini dulu yaa, semoga kalian suka❣️

Jangan lupa untuk follow akun author yaa, dan juga komen dan kasih vote.

Vote dan komen dari kalian itu emang bikin naikin mood aku buat nulis, makasih yaa.

Sayang kalian banyak-banyak.

babayy 👋











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFATHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang