"Al, kenapa belum berangkat?" tanya Anita yang melihat Alfathar sedang melamun di balkon kamarnya
"Gak semangat bun," jawabnya.
"Loh kenapa sayang? Biasanya kamu paling semangat kalo mau sekolah," tanya Anita sambil mengelus surai putranya.
"Dia lagi marah sama Al bun, dia udah benci Al," ujar Alfathar.
"Dia? Dia siapa yang kamu maksud?"
"Alana," jawabnya.
"Alana? Kamu udah apain dia, hm?"
Alfathar lalu menceritakan semua masalah yang terjadi pada dirinya dan Alana. Anita terkejut dengan penuturan putranya. Sungguh ini semua terjadi karena nya. Dia merasa gagal menjadi seorang ibu yang baik untuk Alfathar.
"Al maafin bunda, ini semua terjadi karena bunda. Kalo aja waktu it-"
"shttt," potong Alfathar sambil menempelkan jari telunjuknya pada bibir bundanya.
"Yang lalu biarlah berlalu bun, Al juga salah disini. Al gak cari tau tentang Alana," ujarnya.
Anita menangis, ia benar-benar merasa gagal. Kebodohan nya di masa lalu yang membuat Alfathar menjadi seperti ini, yang membuat Alfathar memiliki penyakit mental yang menjadikan dia seorang pembully. Bahkan penyakit nya belum sembuh sepenuhnya hingga sekarang. Anita benar-benar merutuki dirinya sendiri, ia merasa bersalah.
Alfathar yang melihat bunda nya meneteskan air mata pun lalu mengusap lembut air mata bundanya. "Bunda jangan nangis, nanti cantik nya ilang," ucap Alfathar tulus.
"Maafin bunda sayang," lirih Anita.
"Al udah maafin bunda, udah ah jangan nangis lagi, nanti Ata liat gimana? Ata aja gak nangis, masa bunda kalah sama Ata," ujar Alfathar yang mencoba menghibur Ibunda nya.
Anita lalu terkekeh pelan, ada saja cara anak sulung nya ini untuk menghibur dirinya. "Yaudah kalo gitu Al berangkat ya bun," ucap Alfathar yang memutuskan untuk pergi sekolah.
"Iya, hati-hati di jalan sayang, semangat belajarnya," balas Anita.
"Siap bunda," ucap Alfathar sambil mengangkat tangan nya membentuk hormat, lalu mencium tangan ibundanya.
"Assalamualaikum," ucapnya.
"Wa'alaikum salam," balas Anita.
****
"Hai cewe," goda Beben sambil menaik turunkan sebelah halisnya menggoda siswi yang hendak lewat di depannya.
"Hei jangan buru-buru gitu dong jalan nya, mau kemana sih?" tanya Beben ketika siswi lain yang lewat di depannya dengan langkah terburu-buru.
"Maaf kak, aku harus ke ruang guru," ucap siswi itu dan langsung melanjutkan langkahnya.
"HAHAHA! Kasian lo Ben, di cuekin," ujar Bara sambil tertawa.
"Diem lo! Cewe gue banyak tinggal cari lagi apa susahnya. Gue kan ganteng," jawab Beben sambil menyugarkan rambutnya.
"Heran deh gue sama semua pacar lo Ben. Ko mau-mau nya mereka lo dua-in, tiga-in, lima-in," sahut Galang sambil menggelengkan kepalanya.
"Ya, itu makanya gue gak pernah serius sama mereka. Mereka aja mau gue gituin, berarti mereka cuman numpang nama biar jadi pacar gue!" jawab Beben.
"Jangan di biasain mainin cewe, nanti lo kena karma sendiri baru tau rasa!" tegur Rama.
"Gue udah kena karma kali," jawab Beben.
"Hahaha, rasain lo. Diputusin si Amey kan, udah lah si Amey emang paling cocok sama gue!" celetuk Galang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFATHAR
Teen Fiction~ Jangan pernah tanyakan kepadaku mengapa aku bisa mencintaimu, karena aku mencintaimu karena kamu adalah kamu. ~ Kisah ini menceritakan tentang dua orang yang memiliki kekurangan yang saling bertolak belakang. Alfathar Ayden Pranadipa, Ketua geng...