Bagian Dua Puluh

180 29 17
                                    

Nad mengantarkan es teh manis pesanan tamu kakaknya. Tidak mengerti situasi kamar kakaknya saat ini yang bisa dibilang ramai. Seumur hidupnya, ia tidak pernah melihat teman kakaknya main ke rumah. Mungkin beberapa kali, tapi ia tidak pernah perduli.

Seperti saat ini juga, meskipun teman-teman kakaknya yang tengah menjenguk adalah teman sekolahnya, ia memilih pergi. Takut perlu apa-apa, Nad hanya pergi ke ruang tv alih-alih ke kamarnya.

Nad juga tidak menyangka jika teman-teman sekolahnya itu, yang ia ingat sebagai geng pentolan sekolah bisa ke rumahnya. Bermain bersama kakaknya. Jujur ia tidak pernah membayangkan hal ini terjadi.

Seingatnya beberapa waktu lalu, hendak meminjam handphone Jihoon saja ia merasa takut. Lalu bagaimana waktu bisa sangat cepat berputar dan geng mereka sedang tertawa bersama kakaknya di dalam sana.

Mengenyahkan berbagai pikiran yang memenuhi otaknya saat ini, Ia merogoh saku mencari ponselnya. Menepuk keningnya mengingat bahwa ponsel itu masih ia taruh diatas meja belajar Hyunsuk. Nad berdencak pelan. Tidak mungkin ia masuk kamar Hyunsuk sekarang, bisa canggung sekali di dalam sana.

Tapi gabut banget.

Nad berdencak kembali. Berdiri dengan cepat dan berjalan malas menuju dapur. Mengambil segelas air dan duduk di pantry sambil memutar-mutar gelas di depannya bosan. "Ini kalau mereka pulangnya besok masa gue ngga main hp sama sekali sampe besok, bias gue update juga gatau dong."

Nad mengacak rambutnya frustasi. Sebenarnya tidak perlu sefrustasi itu sih, dia kan bisa pura-pura ke kamar kakaknya itu mengantarkan makan malam Hyunsuk sekalian menyiapkan obat kemudian menyelip sebentar mengambil ponselnya. Nad saja yang berlebihan.

Ia masih memutar-mutar gelas yang sudah kosong saat seseorang menepuk bahunya. Nad tersentak dan hampir saja terjungkang. Untung saja reflek nya bagus. Ia bisa melihat Junkyu meringis ikut terkejut. "Hati-hati jatuh." Ucapnya yang juga sepertinya refleks saja.

Nad mengangguk pelan dan Junkyu duduk di kursi pantry sebelahnya. Menyerahkan ponsel bercasing bening yang diisi photocard oppa. Klasik. "Nih tadi bang hyunsuk ngomel hp lu bunyi terus." Nad segera meraih ponselnya.

Berdencak sekali lagi, sudah tiga kali, "KAN AH JADI TELAT GUE." seru Nad yang membuat Junkyu sekali lagi kaget. Kenapa lagi sih gadis ini?

Junkyu tersenyum saja melihat raut wajah Nad. "Eh boleh minta minum ngga?" Tanya Junkyu berharap perempuan itu mendongak membalas pertanyaannya. Nihil. Nad hanya mengangguk sambil menunjuk kulkas.

Menerima jawaban seperti itu, Junkyu tersenyum kecil. Berjalan pelan menuju kulkas dan mengambil air. Menuangkan air pada gelas dan menenggak habis. Semua itu ia lakukan secara singkat. "Loh eh kok pake gelas bekas?" Junkyu menoleh menatap Nad yang memasang raut kaget. Matanya membulat.

"Bekas apa?"

"Itu barusan aku pake minum, kyu."

"Aku?"

"Hah???" Nad bingung sendiri. "Gelas yang kamu pake minum barusan bekas aku pake minum."

"Bukan itu... Kenapa kita pake panggilan aku-kamu?" Junkyu malah mengalihkan pembicaraan. Nad menyadarinya. Iya juga. Sejak kapan? Mengapa? Nad juga jadi bingung.

"Bukannya.. ehm lo duluan ya?" Nad tidak mau dituduh memakai panggilan yang jujur saja saat ini terdengar cringe di telinganya itu. "Kan lo yang duluan manggil kamu kamu."

Junkyu menggaruk belakang kepalanya. Terlihat salah tingkah dan bingung. "Iya ya?" Terdengar tidak yakin. Nad mengangguk canggung dan mereka kembali diam. Sekitar 5 menit masih diam dengan Junkyu yang memegang gelas. Berusaha mencerna percakapan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nad! (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang