Bagian Enam Belas

747 134 19
                                    

Kepala Nad berdenyut. Perutnya sakit banget. Efek habis kuis Biologi yang super susah sampai Nad skip makan siang. Tadi pagi ia tidak sempat sarapan lalu pulang sekolah juga bukannya makan nasi malah jajan eskrim sama Junkyu. Setelah itu pulang dan dia langsung tidur.

Sekarang jam 11 malam dan Nad yakin Hyunsuk lagi main. Ayahnya masih di luar kota yang mana artinya dia sendirian di rumah. Laper banget sampai kepala ikut sakit tuh emang another level dari lapar.

Nad membuka kulkas dan menemukan buah-buahan disana. Lumayan lah.

Nad membuka ponselnya sambil mengunyah semangka. Buah favoritnya. Baru sebentar ia scroll instagram tiba-tiba ada telfon masuk. Kaget banget Nad sampai keselek semangka.

"APESI MALEM MALEM?" Galaknya karena nama penelepon itu adalah Hyunsuk, kakaknya.

"HALO HALO NAD????" Nad menyerngit, ia melihat kembali nama penelpon di layar ponselnya. Benar kok, tertulis nama kakaknya dengan huruf besar semua ditambah emot burger. Makanan kesukaan Hyunsuk. "NAD LO DISANA KAN?"

"Halo ini sia.... pa?" Tanyanya takut. Takut ponsel Hyunsuk jatuh lalu ditemukan preman. Lalu preman itu ingin menculiknya trus..... ok stop. Nad jangan berpikir terlalu jauh. "NAD HYUNSUK MASUK UGD LO BURUAN KESINI....." suara di seberang sana grusak grusuk. Terdengar ramai sekali sampai Nad masih terdiam mencerna apa yang baru ia dengar.

"UGD..... RUMAH SAKIT." kembali terdengar grusak grusuk. Nad rasa-rasanya mau mengumpat pada siapapun yang sedang berbicara dengannya ini. Setengah-setengah memberi informasi soal Hyunsuk.

BENTAR... APA??? HYUNSUK KAKAKNYA KENAPA???

Nad melebarkan matanya. Ia menggeggam erat baju tidurnya. Memejamkan mata mengumpulkan segala kesabarannya.

"Dimana?" tanyanya berusaha tenang karena sebenarnya ini bukan pengalaman pertamanya diberi kabar kakaknya masuk rumah sakit secara tiba-tiba. Perasaan tidak enak menyelimuti hati Nad. Perih banget rasanya padahal Nad sudah berpengalaman.

Mendadak perut Nad yang tadinya lapar minta diisi menjadi penuh dan ia mual. Pengen muntah. Semangka yang ada di depannya buru-buru ia masukkan kulkas lagi. Ia bahkan masih sempat melakukannya. Hebat banget.

Nad buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, mengambil cardigan. Ia sempat jatuh saking buru-burunya tapi langsung bangkit lagi.

-Nad-

Saat Nad bilang dia sudah berpengalaman dengan keadaan ini, bukan berarti ia meremehkannya. Bukan seperti itu. Hanya perasaan yang familiar melingkupi hatinya. Sakit banget mengetahui fakta kakak satu-satunya lagi di dalam UGD.

Ia saat ini sedang duduk di ruang tunggu depan UGD. Ia tidak kenal teman main Hyunsuk kecuali Jaehyuk yang tidak ia lihat keberadaannya. Beruntung ia melihat keberadaan Yoonbin yang sedang duduk sendirian sambil mengotak-atik ponselnya. Maka ia memutuskan untuk bergabung bersama cowok itu. Meskipun mereka tidak dekat, paling tidak ia mengenal Ben.

"Lo gapapa, Nad?" Tanya Ben sesaat setelah menyadari gadis itu duduk di sebelahnya. Nad hanya diam saja. Pandangannya kosong. Jujur saja, Nad bingung.

Linglung.

"Tadi..." Baru saja Ben membuka mulutnya untuk sekedar bercerita apa yang terjadi pada Hyunsuk, Nad buru-buru menutup telinganya menggunakan telapak tangan pertanda ia tidak ingin tahu apapun yang dikatakan teman sekelasnya itu.

"Gue tau. Gue ga cukup bodoh untuk paham apa kejadiannya. Jadi tolong banget lo jangan nyeritain detail nya." Ucap Nad pelan. Ia menunduk menatap lantai. Menyadari bahwa ia memakai sandal yang berbeda. Bodo amat.

Tadi ia lari-larian seperti orang gila keluar komplek mencari bantuan. Bersyukur Satpam komplek masih lengkap dan bisa ia mintai tolong untuk mengantarkannya ke rumah sakit.

Air matanya jatuh tapi segera ia usap. Khawatir banget.

Ayahnya tidak boleh tahu tentang hal ini, tentu saja. Beliau bisa panik dan kepikiran. Tidak. Nad ngga mau hal itu terjadi.

Tidak lama dokter keluar dari UGD dan Nad segera menghampiri beliau. Setelah mengucapkan terima kasih dan diberi arahan untuk masuk, Nad pun memasuki ruang UGD tempat Hyunsuk berbaring.

Ia melihat kakaknya masih sadar. Tersenyum kecut padanya. Sialan, rasanya sakit banget lihat Hyunsuk begitu. Rasa-rasanya Nad pengen mukul kepala pria itu dan menyuruhnya untuk berhenti balapan.

Kata dokter tadi, Hyunsuk tidak parah bahkan pria itu masih bisa sadar. Hanya keningnya saja yang berdarah-darah dan ia muntah darah berkali-kali. Sumpah Nad tidak paham apa yang terjadi pada kakaknya. Dijelaskan juga kaya percuma karena otaknya blank.

"Gue gapapa." Ucap Hyunsuk lancar. Pria itu lagi diperban suster. Menyadari raut wajah Nad yang takut dan pengin nangis, Hyunsuk berusaha tersenyum selebar mungkin. Mau nunjukin ke Nad kalau dia gapapa. Beneran gapapa.

Gapapa apaan.... Nad rasanya mau nimpuk Hyunsuk saja.

"Ben lo bisa antar Nad pulang ngga?" Tanya Hyunsuk yang kemudian menatap Ben. Nad ikut menoleh dan baru sadar kalau cowok itu ikut masuk ke kamar ugd. Tapi bentar,

Nad tidak sadar kalau ia menggandeng Ben untuk ikut masuk.

Eh... sejak kapan ia menggandeng tangan pria itu???

Bentar.... Ben balik memandang Hyunsuk dan dia mengangguk pelan.

"Bisa ."

Hah??

-Nad-


teman-teman maaf ya lama dan pendek. aku bener2 susah update ueue. tapi aku akan berusaha keras untuk bisa rajin update. makasih pengertiannya😍😍😍😆

Nad! (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang