Bagian Delapan

1K 163 7
                                    

Haruto berteriak saat bola masuk ke dalam keranjang. "Nice!!" Girangnya sambil mengangkat kedua tangan. Kelihatan sekali kalau dia senang.

"Udah ah capek." Junkyu yang sudah memasang wajah dongkol karena lagi-lagi kalah telak dari adiknya berjalan ke arah pinggir lapangan. Sore ini dia main basket dengan adik gantengnya, Haruto. Bocah bongsor itu tadinya sibuk main ps tapi tidak menolak saat diajak Junkyu basketan di lapangan basket umum dekat rumah mereka.

Lumayan sepi juga.

Hanya ada mereka dan beberapa penjual makanan dan minuman. "Payah lo jun.." ejek Haruto begitu saja.

Junkyu tidak peduli, dia menenggak air dari tumblr yang ia bawa dari rumah. Setelah itu menyerahkannya pada Haruto. "Mau makan dulu nggak to?" Tanya Junkyu sambil mengelap keringat yang memenuhi wajah dan lehernya dengan handuk kecil.

"Boleh deh, tapi agak nanti aja." Jawaban dari Haruto hanya mendapat respon anggukan dari Junkyu. Terserah lah Junkyu mau nurut adiknya saja.

Kini, mereka berdua sedang duduk bersebelahan sambil menselonjorkan kaki. Junkyu sibuk melihat-lihat sekitar sedangkan Haruto asyik dengan ponselnya. Sore-sore begini memang asyik banget jalan keluar rumah. Apalagi disini lumayan rindang. Nggak heran Jihoon suka hunting foto disini.

Ngomongin soal Jihoon, sohibnya itu sama Ben malam nanti ada balapan. Udah pasti sekarang ini mereka sibuk. Kalau Junkyu ngajak mereka main yang ada ia malah diajak balapan. Junkyu tidak suka. Yoshinori juga pasti sedang sibuk menemani ibunya menjaga bakery, Sedangkan Mashiho tadi pagi memberi info jika dia akan bertemu dengan owner online shop ternama sore ini. Semoga saja anak itu beneran jadi model tetap disana.

Teman-temannya sedang sibuk sekarang. Junkyu tau itu, makanya dia mengajak Haruto.

"Bang Mashiho beneran jadi sama olshop sepatu itu?" Tanya Haruto memecah keheningan setelah beberapa menit mereka saling diam. Junkyu menengok ponsel Haruto. "Pasang wa story begini nih, pasti ya berarti." Lanjutnya yang hanya dijawab kakaknya dengan gelengan.

Diam lagi. Haruto seperti biasa, sibuk membalas chat dari gebetan-gebetannya. Anak ini.

"Serius to, lo nggak papa kan kalau gue kuliah di Bandung?" tanya Junkyu yang kali ini dengan suara dan mimik wajah serius. Haruto itu susah banget mengerti Kakak satu-satunya itu. Susah membaca apa yang dipikirkan Junkyu dengan wajahnya.

Kadang ia bercanda namun memasang wajah serius. Kadang juga sebaliknya.

Saking seringnya seperti itu jadi Haruto menanggapi apapun yang dikatakan Junkyu dengan bercandaan. Takut kalau dia sudah repot-repot berfikir dan menjawab dengan serius ternyata cuma dikerjain. Gamau Haruto masuk perangkap Junkyu.

"Ya gue sih asal lo seneng gue seneng bang." Hanya begitu tanggapan yang bisa Haruto kemukakan. Toh kalau kakaknya memang serius ingin kuliah keluar kota, Haruto tidak masalah. "Udah izin nyokap?"

Haruto menoleh menatap Junkyu yang mengangguk. Cowok yang hari ini pakai jersey Liverpool itu menunduk. Diam sebentar sampai Haruto berkata, "Yaudah."

Diam lagi. Mereka diam-diaman terus, lagi sariawan mungkin. Ponsel Haruto sudah ia masukkan kantong. Junkyu menekuk kaki memeluknya. Wajahnya datar menerawang. Banyak pikiran sekali cowok ini. "Trus Laras gimana?"

"Lo ga serius juga ya sama dia?" tebak Haruto dengan nada ledekan dan mata memincing. Meledek banget. Kenal banget dia sama Abangnya satu ini. Kebiasaan kalau sudah tertarik sama cewek, jika cewek itu sudah bisa dedakati lalu hilang rasa tertariknya. Iya Junkyu seperti itu. Lowkey Playboy. Ngeselin banget sih tipe cowok begini.

Jujur saja kalau kakaknya sudah bersikap seperti itu Haruto gemes. Sekalian saja jadi playboy kata Haruto. 

Mending nggak dua-duanya lah.

Nad! (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang