Bagian Lima

1.1K 180 14
                                    

•Lima- Titip salam tempel•

Sudah jam istirahat kedua. Istirahat kedua memang lebih lama dari istirahat pertama. Jika istirahat pertama hanya diberi waktu 30 menit, maka istirahat kedua 45 menit. Hal itu karena pada istirahat kedua, siswa-siswi Muslim melaksanakan ibadah sholat dhuhur.

Nad masih dalam periode menstruasi nya, sehingga hari ini ia menghabiskan 45 menit istirahat hanya berdiam di kelas sambil nyemil keripik singkong dan minum susu pisang yang ia beli di kantin.

Kelas sepi.

Hanya ada Nad dan beberapa anak pria yang sedang mabar. Entahlah, Nad tidak peduli mereka sudah sholat atau belum. Runa belum juga kembali padahal gadis itu sudah pergi dari 30 menit lalu, mungkin mushola sekolah sedang ramai.

"Duh.." Ucap Nad yang tiba-tiba kebelet pipis. Segera ia menjilat jempol dan jari telunjuk nya yang terdapat bekas bumbu keripik kemudian menjeda video tutorial membuat layangan yang ia lihat di YouTube.

Iya, Nad memang random. Orang bikin layangan ditonton:(

Gadis yang hari ini memakai sepatu olahraga berwarna hitam merah muda itu bergegas berlari keluar kelas menuju toilet yang letaknya lumayan jauh dari kelas nya.

Hmmm, nasib nasib mana sudah kebelet.

Saat di depan kelas, Nad bertemu Runa dan teman-teman sekelasnya yang baru kembali dari mushola. "Mau kemana Nad?" Tanya Somi. Gadis cantik incaran pria-pria. Cewek itu cukup dekat dengannya karena Somi duduk di belakang nya.

"Kebelet gue. Eh Run, nitip hape ya di atas meja."

Setelah itu Nad segera berlari menuju toilet wanita dengan tergesa-gesa. "Aduh ga enak banget lari pas lagi dapet." Gerutu nya pelan masih sambil berlari. Tentu saja kelakuan aneh nya ini menjadi pusat perhatian beberapa orang di sekitar.

Nad tidak peduli, dia beneran kebelet.

Seusai menyelesaikan segala urusan nya di toilet, Nad menghela nafas lega. Ia pun segera kembali ke kelas takut guru mapel selanjutnya keburu masuk kelas.

Namun langkah Nad terhenti saat seorang cowok menghadang nya tepat di depan kelas dua belas IPS dua. Nad menyerngit saat seorang pria yang tinggi menjulang berdiri dengan cengiran khas miliknya.

Gajetot nih cowo. pekik Nad dalam hati.

"Eitss mau kemana..." Nad baru saja mau berjalan melewati pria itu namun lagi-lagi dihadang. Kekehannya makin membuat Nad kesal.

Maklum hormon nya Nad lagi naik. Bawaannya sebal melulu.

Nad menghela nafas dan kembali berjalan ke sisi lain tapi tetap saja pria itu menghadangnya lagi. Nad pusing tapi dia masih berusaha sabar. "Apa?" Tanya Nad pelan.

"Lo Nad kan?" Tembak pria yang tempo hari ia mintai bantuan itu. Nad hanya merespon dengan anggukan singkat. Pria itu segera menjulurkan tangannya.

"Park Jihoon. Panggil aja Jihoon, hoon, un, ji, hoho, jiji, terserah hehehe." Cerocos Jihoon diakhiri kekehan khasnya.

Demi apapun, Nad membenci kekehan pria di depan nya ini. Terasa.... Menyebalkan?

"Hai salam kenal." Balas Nad seadanya sambil memasang senyum tipis terpaksa. Rada merasa tidak enak saja, tempo hari pria ini sudah menolong nya dengan meminjamkan ponsel masa hari ini Nad jutekin.

Nad tidak mau di cap sebagai manusia tidak tahu terima kasih.

"Hai juga. Dapet salam kenal dari Junkyu."

Pyarrrr. Ekspresi terkejut langsung nampak dari wajah Nad. Telinga nya merah. Untung saja tertutupi oleh rambut nya.

Usai mengatakan hal itu, Jihoon menepi bermaksut memberi Nad jalan. Namun Nad masih diam sejenak, beberapa detik kemudian baru ia mulai berjalan pelan.

"Cowok yang kemaren, namanya Junkyu." Teriak Jihoon saat Nad mulai berjalan menjauh dari kelasnya. Pria itu terbahak melihat cara jalan Nad yang jadi aneh dan canggung. Seru sekali.

"Aduh!!!" Jihoon menoleh saat seseorang menampol nya dengan lumayan keras, bibirnya menekuk sebal. "Aduh sakit jun...." Rengeknya mengelus-elus sambil mengelus-elus kepala nya.

Bukannya terlihat menggemaskan, Junkyu rasanya mau menampol temannya itu lagi dengan lebih keras. "Ngapain lo nyebut-nyebut nama gue? Ngomong sama siapa heh? Ngaku ga lo!" Tanya Junkyu sambil melotot.

"Kaborrrrrr."

Park Jihoon memang sialan.

Nad—

Huft.

Nad menghela nafas entah sudah yang keberapa kali. Aneh. Sejak kembali dari toilet hingga pelajaran terakhir ini dirinya terus-terusan menghela nafas. Tangan nya sedikit bergetar dan yang paling penting-

hati nya terasa penuh.

Entahlah.

Runa yang sejak tadi memperhatikan gelagat sahabatnya itu tidak berani bertanya karena guru di depan sana akan mengamuk jika ada yang mengobrol di dalam kelas. Runa tidak siap mati muda. Namun melirik keadaan Nad saat ini, Runa jadi agak khawatir.

Tidak tahan lagi. Runa segera menulis sesuatu di sticky note lalu menggeser nya ke sebelah nya tepat di depan Nad.

Lo gapapa? Sakit haid?

Nad menoleh setelah membaca sticky note milik Runa, mereka saling tatap. Nad menggeleng pelan lalu menulis jawaban di bawahnya.

Nope, I'm totally ok.

Runa menyerngit. Lantas merebut kembali mengambil sticky note nya,

Trus kenapa ngehela nafas terus? Bosen?

Nad mengangguk lalu berniat tidak memperpanjang percakapan batiniah mereka. Tidak saat ini. Kalau ketauan guru di depan bisa mati mereka berdua. Runa pun kembali fokus ke pelajaran, Nad juga kembali melihat ke depan. Tapi pikiran Nad berkelana entah kemana, ia pun tidak paham. Suara guru di depan sudah seperti radio rusak yang tidak Nad hiraukan.

"Woi Nad!! Pulang anjir ngelamun mulu. Ditempelin setan tau rasa lo." Runa mengguncang bahu Nad pelan. Nad tersadar dan menatap keadaan sekitar yang sudah sepi. "Dih si anying beneran ngelamun dari tadi."

Tunggu....

Apa yang dipikirkan Nad sampai ia tidak sadar bel sudah berbunyi dan guru fisika sudah keluar kelas?

Apa yang dipikirkan Nad sampai ia tidak sadar Runa telah bersiap pulang?

Apa yang dipikirkan Nad sampai ia ti-

Ah tunggu pria itu.

Pria yang sedang berjalan di lapangan bersama teman-temannya sambil tertawa adalah penyebabnya. Meskipun radius keberadaan Junkyu dan teman-temannya lumayan jauh namun Nad dengan mudah dapat menemukan pria bernama Junkyu karena perawakan nya yang tinggi kurus.

Tapi tunggu,

Nad buru-buru menepuk pipi nya keras sampai dirinya sendiri menjerit kesakitan.

"Udah gila temen gue." monolog Runa menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya kemudian berlalu meninggalkan Nad dengan segala keanehannya.

Nad mendesis jengkel. Dirinya kenapa sih?!?!?!

Sejak kapan dan kenapa?

Maksutnya, kenapa dia malah mikirin ucapan Jihoon soal dapet salam kenal dari Junkyu?

Ia tau jelas kalau Jihoon hanya bercanda.

Iyalah, mana mungkin seorang Kim Junkyu yang terkenal itu nitip salam kenal buat dia. Memang dia siapa?

Nad tau tapi kok dia tetap senang ya?

Hah gimana gimana??

Asdfjgksjfksl Nad jadi kesal sendiri.

——Nad——

Nad! (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang