[43] Terealisasinya Tugas

24 3 4
                                    

Tidak ada pertemanan di antara lawan jenis yang tidak menghadirkan cinta. Jika cinta itu tidak hadir di kedua orang sahabat, maka akan hadir di salah seorang sahabat. Najwa pikir, dia akan dapat berteman dengan Arga layaknya teman biasa. Namun, Arga yang begitu baik dan selalu ada untuk menolongnya, membuat Najwa tanpa sengaja jatuh hati kepada badboy-nya itu.

Cinta sempat menjadi bumerang kala hadir pada orang dan saat yang kurang tepat. Cinta yang Najwa rasakan tidak hanya membuat hubunyan pertemanannya dengan Arga hancur, tetapi juga membuat Arga hampir kehilangan Denisa. Dari sinilah Najwa sadar, cintanya tidak sehat. Kalau dia tidak mengalah untuk melepaskan cinta itu, akan banyak yang menjadi korban.

Mengalah bukan hal yang mudah ditepati. Ada banyak rasa yang harus Najwa tahan demi situasi yang lebih baik dan nyaris membuatnya tersiksa sendiri. Namun, dia juga sadar bahwa berdamai dengan keadaan adalah yang yang paling penting saat ini.

Arga tidak hanya kembali berteman dengan Najwa, tetapi Najwa juga mendapat kakak perempuan baru yang tak lain ialah Denisa. Tidak hanya itu, Najwa juga bisa merasakan cinta dari seorang laki-laki, meski dia belum dapat membalas cintanya Wildan.

"Ada kue untuk kalian," ucap Najwa ketika baru tiba di teras indekos Arga.

Arga, Wildan, Reza, dan Angga langsung berebut untuk menikmati kue tersebut. Mereka saking tidak mau berbagi dan membuat keadaan menjadi riuh.

"Hei, jangan berebut. Nanti kuenya diembat setan," ucap Najwa kepada para laki-laki itu. Senyuman bahagia mulai keluar dari wajah Najwa, dia begitu bahagia karena dapat memiliki banyak teman sekarang.

Arga yang sudah lelah berebut kue langsung menghampiri Najwa dan sedikit menggoda gadis itu. "Hari ini kamu kelihatan lebih fresh, Na. Kalau penampilan kamu kayak gini, bisa-bisa beneran bikin aku jatuh hati."

Najwa menggapi ucapan Arga dengan senyuman. Matanya menatap mata Arga dengan penuh haru, lantas menundukkan kepalanya. Beberapa saat kemudian, Najwa menendang perut Arga.

"Awwwww." Arga mengerang kesakitan. "Lo gila, ya? Hampir aja kena masa depan gue sama Denisa."

"Lagian, siapa suruh godain aku. Enggak mempan, Arga! Aku enggak mau ya disebut sebagai pelakor lagi," ucap Najwa. Kemudian dia menekuk tangannya di atas perut sebagai bukti kekesalannya pada Arga.

Arga menyengir. Sebenarnya dia tidak sungguhan menggoda Najwa, tetapi dia hanya menguji Najwa apakah gadis itu masih terbawa perasaan oleh sikap Arga. Untunglah Najwa langsung menunjukkan kegarangan atas sikap Arga. Dan itu berarti, Najwa sudah benar-benar melupakan perasaannya kepada Arga.

"Mau berangkat sekarang?" tanya Arga kepada Najwa.

Najwa menganggukkan kepala.

Arga dan Najwa langsung bergegas menuju parkiran untuk mengambil mobil Arga. Kemudian mereka bertolak ke area Kaligawe, tempat berbagai macam industri berada. Lokasi yang cukup jauh, tetapi sesuai untuk mendapatkan data yang valid tentang tugas mereka.

Perjalanan memakan waktu kira-kira empat puluh menit karena jalanan yang sedikit macet. Arga dan Najwa langsung menemui pemilik UMKM Tas Bungkus Kopi, sembari menyerahkan surat penelitiannya, untuk segera mendapatkan data.

"Perkenalkan, nama saya Najwa dan ini rekan saya Arga. Kami dari Universitas Ekonomi Merdeka ingin meminta waktu Bapak untuk diwawancarai guna menyelesaikan artikel penelitian kami. Apakah Bapak bersedia?" tanya kepada pria paruh baya yang ada di depannya.

"Silakan, Mbak, Mas. Saya juga senang kalau bisa membantu dalam penyelesain tugas Mas dan Mbak. Tapi, mungkin saya tidak dapat membantu banyak karena UMKM ini masih tergolong kecil dan dilaksanakan secara tradisional."

Bangish (Badboy Nangish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang