4. Lelaki Kedua

177 48 14
                                    

Dara akan kembali ke Indonesia dua hari lagi. Itu kabar yang didengar Richard Wenner dari Dara. Sejak semula mengenal Dara, Richard menyadari, setelah Dara menyelesaikan kuliahnya di New York, tentu Dara akan kembali ke negerinya. Tapi Richard tidak mengira, menjelang Dara benar-benar pulang, ia sudah mulai merasa kehilangan.

"Jam berapa kamu akan ke bandara? Aku akan mengantarmu," kata Richard menawarkan bantuan saat Dara meneleponnya mengabarkan rencana kepulangannya ke Indonesia.

"Nggak usah mengantarku, Rick. Brad yang nanti akan mengantarku," jawab Dara.

"Oh."

Hanya itu reaksi Richard. Sangat singkat. Lalu dia menyesal telah bertanya. Harusnya ia ingat, sudah pasti Brad Smith yang akan diminta Dara untuk mengantarnya ke bandara. 

Walau belum ada pernyataan resmi dari keduanya bahwa mereka punya hubungan khusus, tetapi Richard tahu, Brad dan Dara saling mencintai. Sedangkan kepadanya, Dara hanya menganggapnya sebagai teman walau Richard secara jujur pernah melamar Dara.

Richard Wenner mengenal Dara saat mereka sama-sama menghadiri pengajian di ICC New York. Ketika itu Dara belum seperti sekarang. Masih bergaya hidup hedonis, masih senang clubbing bahkan mengenakan pakaian seksi.

Dara menghadiri pengajian untuk mempelajari tentang ekonomi syariah untuk kepentingan kuliahnya. Richard menyaksikan proses perubahan Dara hingga akhirnya sekarang menjadi seorang muslimah yang taat beribadah. 

Richard sudah cukup lama menjadi mualaf atas pilihannya sendiri. Bahkan lebih dulu daripada Brad dan sejak beberapa tahun sebelum bertemu Dara. Tentu saja perjuangannya cukup berat untuk bisa tetap teguh menjadi seorang muslim. Apalagi di saat-saat awal ia sering dianggap aneh oleh rekan kerjanya, karena berambut pirang tapi ke masjid.

Dia pun harus menghadapi penolakan ibunya yang masih mengira muslim identik dengan teroris dan ibunya khawatir Richard akan bergabung dengan para teroris. Ibunya saat trauma sejak menara kembar hancur dihantam teroris yang mengaku muslim.

Namun Richard tak putus asa, dia berusaha memberi pengertian pada ibunya bahwa muslim belum tentu teroris. Islam adalah agama penuh damai yang mengajarkan agar manusia menjadi berahlak baik. Teroris yang menghancurkan menara kembar di New York adalah sekelompok  kriminal. Muslim yang baik, akan berperilaku baik dan menghargai sesama.

Semakin lama Richard mulai terbiasa menghadapi segala tantangan. Ada beberapa temannya yang mulai sadar dan menerima pilihannya, ada yang masih tak suka dengan perubahannya. Bagaimana pun sikap teman-temannya itu, Richard tetap berusaha menghargai mereka.

Richard semakin nyaman menjadi dirinya sendiri, tak menghiraukan pendapat negatif orang lain tentang dirinya. Yang penting, dia tidak pernah berbuat negatif pada orang lain.

Pemuda pirang bermata biru mahasiswa S2 jurusan arsitektur Universitas Columbia itu sangat tekun beribadah. Sikap Richard itu yang membuat Dara sempat merasa malu pada dirinya sendiri karena dulu ia tidak setekun Richard dalam beribadah, padahal ia lahir dari keluarga muslim dan seumur hidupnya telah menjadi muslim.

"Aku boleh kan ikut mengantar kepergianmu di bandara? Aku akan langsung menuju bandara. Kita nggak akan bertemu lagi entah sampai kapan, Dara. Aku hanya ingin mengucapkan kata perpisahan dan memandangmu untuk yang terakhir kali," sahut Richard beberapa detik kemudian.

Untuk beberapa lama, tak terdengar jawaban Dara dari ponsel Richard.

"Pesawatku akan take off jam lima sore. Tapi aku harus sudah ada di bandara jam tiga sore. Besok hari kerja, aku tahu kamu pasti masih sibuk di kantor di jam segitu," jawab Dara hampir dua menit kemudian.

"Kamu nggak usah khawatir. Itu soal gampang," sahut Richard cepat.

"Richard, aku nggak mau kamu memaksakan diri," balas Dara.

Richard tersenyum, walau sadar Dara tidak bisa melihat senyumnya.

"Aku nggak memaksakan diri. Kita lihat saja besok. Okay?" ucap Richard singkat.

Richard menyadari, jika besok ia ke bandara, ia pasti akan bertemu Brad Smith. Ruchard akan terpaksa melihat Brad diminta khusus oleh Dara untuk mengantarnya. Tetapi Richard tidak peduli, ia rela besok harus menahan rasa iri melihat keakraban Brad dan Dara, asalkan ia masih bisa melihat wajah Dara untuk terakhir kali sebelum mereka berpisah. 

Ia harus mengantar kepergian Dara dari kota ini. Ia harus melihat gadis yang diam-diam masih dicintainya itu , dan akan ia ingat baik-baik sosok dan wajahnya.

Perasaan ini memang aneh. Rasa suka itu belum juga mau beranjak pergi dari dalam hati Richard. Padahal Dara sudah jelas menolak cintanya dan lebih memilih Brad Smith.

Richard sudah berusaha mengikhlaskan. Namun kini perasaan takut kehilangan Dara mulai menyergapnya lagi. 

Selama setahun ini, ia masih merasa tenang, karena kapan pun ia mau, ia masih bisa melihat Dara. Ia bisa bertemu Dara saat mereka sama-sama mengaji, walau itu artinya ia terpaksa harus menyaksikan Dara berbincang-bincang dengan Brad Smith.

“Mereka bukan sepasang kekasih. Nggak ada istilah pacaran dalam Islam. Aku dan Brad punya kesempatan yang sama menjadi pendamping hidup Dara yang sah."

Entah mengapa itulah yang diyakini Richard. Ia masih saja percaya, kesempatannya bisa mendapatkan cinta Dara masih terbuka lebar.

Allah Maha pembolak-balik hati. Siapa tahu suatu saat nanti Dara berubah pikiran dan akhirnya lebih memilih aku, gumamnya.

Richard tidak bermaksud ingin menjadi sosok antagonis. Ia tidak ingin menjadi penghalang cinta Brad dan Dara. Ia hanya merasa ia masih boleh ikut berkompetisi.

“Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini. Jika Allah sudah berkehendak, apa pun bisa terjadi."

Itulah yang juga diyakini Richard.

Tapi itu berlaku saat Dara masih satu kota dengannya. Jika ia sudah terpisah sangat jauh dengan Dara, segala keyakinannya itu bisa lenyap. 

Siapa yang bisa menjamin apa yang akan terjadi di Jakarta? Bagaimana jika sesampainya di sana Dara bertemu lelaki Indonesia yang memikat hatinya, kemudian melamarnya dan tentunya Dara menerima karena mereka sama-sama warga negara Indonesia. Itu artinya Dara tidak akan pernah kembali ke New York.

"Besok aku harus bertemu Dara. Tak peduli aku akan mendapat peringatan dari bos karena pulang lebih awal," gumam Richard tegas.

Ia ingin menyaksikan lagi senyum dan wajah manis Dara, sebelum mereka benar-benar terpisah jarak bermil-mil jauhnya.

**==========**

Lanjut yuk mengenal satu per satu cowok yang sama-sama menyukai Dara 😊

Salam,
Arumi

From America With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang