8. Kembali Sendiri

123 38 12
                                    

Kegundahan kembali melanda Brad Smith. Ia baru usai menyelesaikan konsernya yang ke sekian kali diiringi orkestra. Di New York, ia mulai dikenal sebagai seorang pianis muda pendatang baru yang berbakat.

Kerap kali Brad Smith menyelipkan satu lagu karyanya sendiri dalam konsernya. Ia juga mulai disibukkan kegiatannya menjadi komposer untuk lagu-lagu yang sengaja ia pilih bertema social. Tentang persahabatan, kesetaraan hak semua manusia tidak pandang ras, agama dan asal, harmonisasi kehidupan, dan hal-hal semacam itu.

Ia mulai berubah tidak egois. Memperbaiki hubungannya dengan rekan-rekannya di band Something Stupid yang kini telah beralih nama menjadi The Rising, yang berarti bangkit dari keterpurukan, berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Walau kini ia tidak lagi menjadi bagian dari band-nya dulu itu, tetapi Brad masih berteman baik dengan mereka. 

Beruntung teman-teman Brad itu juga menghargai pilihan hidup Brad yang baru. Bahkan Brad telah memberi inspirasi bagi mereka untuk menjalani hidup yang lebih teratur. 

The Rising menegaskan, mereka adalah band pop rock yang anti narkoba, anti mabuk-mabukan, dan anti seks bebas.

Brad tersenyum lega saat rekan-rekannya itu benar-benar menunjukkan gaya hidup yang lebih baik. 

Brad juga semakin sering mengunjungi orang tuanya. Perlahan, ayahnya mulai mau menyapanya, walau hanya sekedar ucapan seperti misalnya, 

Konsermu kemarin bagus. 

Komposisi karyamu lumayan.

Ucapan-ucapan seperti itu sudah membuat Brad merasa senang. Walau ayahnya sempat menolak berbicara pada Brad karena keyakinan baru yang dipilihnya dan masih saja menuduh Brad sengaja melakukan itu hanya untuk membuat ayahnya kecewa. 

Tetapi di luar kekesalannya pada Brad, Tuan Joshua Smith selalu menghadiri undangan Brad untuk menyaksikan setiap pertunjukan konser putranya itu. Diam-diam ia mengakui bakat Brad di bidang musik dan diam-diam pula ia merasa bangga pada anak laki-laki satu-satunya itu. 

Setidak-tidaknya nama Bradley Aaron Smith saat ini sudah mulai dikenal, dan Tuan Joshua Smith sering kali mendapat ucapan selamat dari kolega-koleganya yang memuji prestasi Brad Smith.

Walau Brad dikenal sebagai seorang muslim, namun penggemar permainan pianonya tidak pernah mempermasalahkan keyakinan Brad yang kini berbeda dengan mayoritas pendengar musiknya. 

Beberapa kali profil Brad Smith sebagai seorang pianis muda berbakat dibahas di surat kabar dan tabloid lokal. Keyakinannya pun dibahas. Ada pro dan kontra mengenai ini.

Namun Brad tidak peduli. Menurutnya, ia tidak akan bisa memuaskan semua orang. Ia hanya ingin menjadi dirinya apa adanya. Ia hanya menawarkan permainan musiknya, tidak berharap kehidupan pribadinya ikut dibahas. 

Brad memulai hari ini dengan bangun pagi seperti biasanya. Sejak ia menjadi muslim setahun lalu, ia terbiasa bangun sebelum matahari terbit. 

Ia rajin mencari informasi, waktu salat dari masjid atau komunitas Islam di kota ini. Waktu salat di New York cepat sekali berubah seiring perubahan musim.

Setelah lulus dari kuliahnya enam bulan lalu, Brad memilih menyewa kamar apartemen sendiri. Ia sudah bisa menghasilkan uang dari setiap konser musik yang diikutinya.

From America With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang