Jake terbawa suasana. Semenjak hangovernya mereda, kepalanya yang pusing kini tergantikan rasa kantuk. Namun, ia masih belum bisa tidur. Itu karena oknum bernama Sunghoon masih menginvasi bibir, mulut dan lidahnya dari dua jam yang lalu tanpa berhenti.
Jake haus, tapi Sunghoon hanya memperbolehkan Jake meneguk liur Sunghoon. Tidak bisa dipercaya kalau sekarang Jake jadi kecanduan liur Sunghoon.
Bibir Jake mulai lecet, lidahnya kelu, rahangnya juga pegal. Jake ingin istirahat sebentar saja. Ia mencoba menghentikan si dominan.
"Ini sudah fajar, Sunghoon. Kalau tidak tidur aku bisa terlambat kelas sore." Jake mendorong pelan bahu Sunghoon. Jake menggeliat tak nyaman. Tak sadar saat menekuk lutut, Jake menggesek tonjolan di sekitar selangkangan Sunghoon.
Sunghoon mendesis pelan. Ia memejam erat, kemudian menatap Jake tajam.
Jake gugup. Ia baru saja meraba kejantanan Sunghoon dari balik bathrobenya.
"Maaf, aku tidak sengaja." Jake menelan ludah kasar. Tiba-tiba kerongkongannya terasa seperti terbakar.
"Jakey~" Sunghoon memanggilnya dengan seduktif. "Itu sakit Jake."
Sunghoon tetap pada posisinya menindih Jake. Ia memeletkan lidah menjilat bibirnya sendiri dengan sensual. Jake panas dingin dibuatnya.
"Makannya geser. Ayo kita tidur saja."
"Tidak bisa begitu."
Sunghoon menggenggam telapak tangan Jake yang semula berada di samping kepala, menuntunnya pada ikatan bathrobe Sunghoon.
"Buka ikatannya, Jake."
Sunghoon yang semula bertumpu pada siku, kini bangkit dan bertumpu pada lututnya. Saat bathrobe terbuka, Jake bisa melihat dengan jelas bagaimana otot dada, perut, lengan dan paha atas Sunghoon yang kekar.
Sama seperti Jake, hanya saja otot Sunghoon lebih padat dan besar ketimbang Jake yang hanya berbentuk garis-garis lembut dan tipis.
Kini hanya ada penghalang celana dalam hitam yang membungkus kejantanan Sunghoon.
Jake tidak bisa fokus. Efek alkohol, rasa kantuk, dan Sunghoon adalah perpaduan berbahaya.
Sunghoon tidak mengalihkan atensinya pada reaksi Jake. Lebih dari dugaannya, Jake yang tersipu dengan mata sayu dan napas tersenggal juga bukan kombinasi yang baik bagi Sunghoon.
"Kemarikan tanganmu." Titah Sunghoon. Ia menggenggam kembali tangan Jake. Kali ini Sunghoon mengarahkannya langsung pada kejantanannya.
Jake melotot, memekik dan tidak sengaja meremas kejantanan Sunghoon cukup kencang.
"Ah!" Baik Jake maupun Sunghoon sama-sama kaget. Sunghoon tidak menyangka akan mendapat remasan dari Jake, sementara Jake justru kaget mendengar desahan dari Sunghoon.
"Jake. Sesudah menyenggolnya sekarang kamu mau menghancurkannya?"
Jake menggeleng kaku. Kali ini Sunghoon terlihat seperti orang yang akan marah. Sunghoon menghela napas.
"Bukan begitu caranya Jake. Lakukanlah seperti halnya kau memperlakukan kejantananmu."
Jake terbuai. Suara Sunghoon yang melembut bagai sihir, membuatnya ingin melakukan lebih.
Kali ini Jake mencoba meraba, mengelus dan meremas kejantanan Sunghoon lebih hati-hati. Dalam usapan dan genggamannya, Jake bisa merasakan milik Sunghoon yang berdenyut panas. Semakin lama bongkahan daging itu semakin besar dan keras.
Jake jadi kagum sendiri. Dari balik celana dalam saja sudah sebesar ini, bagaimana dengan bentuk aslinya?
"Ini sesak Jake." Sunghoon sudah keringat dingin.
"Mau melihatnya lebih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] How To Have Sex With You❗END❗
Fanfiction❗Follow authornya dulu❗ ❗Voment❗ "Bercintalah denganku malam ini." Jake tidak apa-apa jika hanya dapat merasakan Sunghoon satu kali. Satu kali atau tidak sama sekali, untuk selamanya. Buku ke-1 dari trilogi How To series. (⚠️) artinya berbahaya. (🔞...