14. Mixed Up

7K 575 16
                                    

Seharian ini Jake terus memikirkan Sunghoon.

Jake sangat yakin kalau dirinya menginginkan Sunghoon. Segala milik Sunghoon. Tubuhnya, atensinya, afeksinya, perasaannya.

Entah sejak kapan Jake jadi serakah soal Sunghoon. Sadar Jake, kamu cuma teman Sunghoon.

Pernyataan Sunghoon kemarin terus berputar di otaknya. Jake harus tenang. Jangan sampai Sunghoon tau kalau Jake menginginkan Sunghoon lebih atau Jake harus menerima konsekuensi kehilangan Sunghoon.

Jake harus menjaga supaya perasaannya tidak meluap-luap. Apapun akan Jake lakukan agar Sunghoon nyaman dan tetap mau berteman dengannya.

Perihal sentuhan yang diberikan Sunghoon, anggap saja sebagai bantuan untuk meredakan perasaan Jake yang membuncah. Jake seharusnya bersyukur punya teman sebaik Sunghoon yang mau berbagi sentuhan dengannya.

Jake terus saja berjalan sambil tertunduk, sampai tak sadar berpapasan dengan Heeseung.

"Pagi-pagi lesu amat. Mau ke mana?"

"Loh ka Hee, ko di sini? Fakultas Ka Hee kan jauh."

"Tadi Soobin minta Anter ke lab, motong jalan lewat sini, kamu lagi ada masalah?"

Jake ciut, sahabat Kakanya ini memang tidak bisa dibohongi.

"Sama siapa tuh yang tinggal bareng kamu? Sunghoon?"

Heeseung kesulitan mengingat namanya, hanya wajah Sunghoon saja yang terlintas dipikirannya.

Jake mengangguk-angguk sambil cemberut lucu.

"Aku masih ada waktu sebelum praktek, mau ngeteh dulu?"

"Ohh.. jadi kamu khawatir kalo seandainya Sunoo benar, kamu bakal ditinggal?"

Heeseung merespon cerita panjang lebarnya Jake. Ia menceritakan semuanya.

Jake sendiri heran, ia lebih terbuka pada Heeseung dari pada dengan Soobin atau ayah bundanya. Jake rasa Heeseung pendengar terbaik.

"Tapi kamu belum pernah nanya perasaannya kan? Kamu juga tenggelam dalam asumsi sendiri, Jake."

Heeseung benar jake overthinking. Rasa takut mendominasi. Jake takut terluka.

Jake rasa hubungannya dengan Sunghoon saat ini adalah yang terbaik. Teman yang saling memberikan sentuhan fisik. Ia tidak bisa minta lebih.

"Begini saja." Heeseung menyerahkan sesuatu pada Jake.

Jake menerima sebotol cairan kemerahan dari Heeseung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake menerima sebotol cairan kemerahan dari Heeseung. Heeseung bilang ini obat ajaib.
Cukup campurkan 2-3 tetes dengan minuman Sunghoon dan Sunghoon akan mengaku jatuh hati pada Jake.

Meski Heeseung bilang obatnya dapat menimbulkan efek samping, tapi Jake tidak ragu menerimanya.

Jake pikir kalau Sunghoon jatuh hati, Jake tidak perlu khawatir akan ditinggal Sunghoon.

Jake tidak perlu lagi capek-capek menutupi perasaannya. Jake tidak perlu ragu untuk meminta Sunghoon menciumnya atau bahkan lebih dari itu.

Tapi...

Jake merasa jadi orang jahat. Kalau obat ajaib ini benar bekerja, maka secara tidak langsung Jake mengabaikan perasaan Sunghoon.

Sunghoon bisa saja memiliki seseorang yang dia sukai dan Jake merebut paksa semua rasa itu.

Iblis dan malaikat terus bergelut dalam benaknya. Kini Jake sudah menuang kopi favorit Sunghoon, tinggal mencampurnya dengan obat Heeseung.

Jake harus memantapkan hati. Ia hanya ingin Sunghoon. Kalau itu membuat Sunghoon menderita, ia bisa memikirkannya nanti.

'Now or Never, Jake.'

"Aku pulang!"

Jake tersentak, pintu depan tiba-tiba terbuka, obatnya tumpah lebih banyak ke dalam kopi. Jake buru-buru menutup botolnya dan menyimpannya di lemari dapur.

"He-hey." Sial Jake gugup. Sunghoon sudah berada di sampingnya, memeluknya, mengendus-endus rambut Jake.
Jake menikmati setiap gerakan Sunghoon, sebelum akhirnya menjauh.

"Kerjaan kantor dan tugas kuliahku sudah selesai semua. Cape, tapi besok aku bisa libur."

Jake senang. Sunghoon memang sibuk kemarinan, dan kurangnya atensi Sunghoon membuat Jake kesepian.

"Hm, Jake buat kopi? tumben, biasanya beli ⭐buks?"

"Oh ini. Aku sengaja bikin buat kamu." Jake bohong, berharap Sunghoon tidak curiga dengan kelakuannya.

Tak disangka Sunghoon semudah itu percaya. Sunghoon menyesapnya perlahan. Jakunnya naik turun menerima cairan itu.

"Makasih. Kopinya enak Jake." Sunghoon tersenyum tulus, membuat Jake mixed feeling.

[1] How To Have Sex With You❗END❗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang