"Ha-aaah, Ngggghhh, Ber-berhenti, Ku-kumohon."
Jake sulit mengatur napas, ia sudah diambang batas kesadaran, tiga kali ejakulasi tanpa jeda istirahat membuatnya lelah. Padahal Jake sangat percaya diri dengan staminanya.
Jake melirik ke arah penis Sunghoon yang masih terbalut celana Jeans dan Boxer, menggembung sangat besar. Jake pikir itu pasti sakit.
"Jangan macam-macam, Jangan menyentuhku!" Sunghoon menggeram, menahan pergerakan Jake.
"Tapi kamu menyetuh semua milikku, Hoon. Ini tidak adil!"
"Semua? Belum, Jake. Ada bagian yang belum pernah kusentuh, atau mungkin oleh dirimu juga."
Jake mengernyit. Sunghoon membawa telunjukknya ke hadapan liang anal Jake, sedikit menekannya.
"Ah!" Jake tersentak, sensasi dingin kuku Sunghoon membuat otot sekitar liang analnya mengetat.
"Lihat? baru disentuh sudah berdenyut begitu." Sunghoon menyeringai saat mata mereka bertemu.
Jake merinding, Sunghoon terlihat seperti akan memakannya bulat-bulat.
Sunghoon beranjak dari kasur, mengitari kamar menuju laci nakas, dan kembali ke hadapan Jake dengan sebotol cairan transparan. Jake memperhatikan seksama saat Sunghoon menuangkan cairan itu banyak-banyak ke telapaknya.
"Apa itu?"
"Ini?" Sunghoon mengarahkan telapaknya ke hadapan Jake. "Untukmu supaya tidak sakit."
Jake masih berpikir keras saat Sunghoon dengan sengaja menusukkan telunjuknya, masuk sangat dalam ke anal Jake.
Kondisi Jake yang rileks langsung mengejang, ototnya mengetat terutama pinggang ke bawah. Lututnya beradu, menutup selangkangan, jemari kakinya menekuk dan tangannya ia gunakan untuk mencengkram lengan Sunghoon.
Sunghoon langsung mendekap tubuh Jake saat punggungnya melenting cantik. Melebarkan kembali kaki Jake. Panggul Jake ia tahan dan elus-elus dengan sebelah tangan agar tubuh Jake rileks kembali.
Jari Sunghoon diremat luar biasa ketat oleh anal Jake. Sunghoon rasa jarinya akan meleleh karena panas dan kontraksi anal Jake.
Sunghoon dan Jake sama-sama membiasakan diri. Saat Jake sudah berhenti merintih, Sunghoon mencoba menggerakkan jari dalam analnya. Kanan-kiri, atas-bawah, memutar, dan itu semua membuat Jake kembali mendesah.
Setelah itu Sunghoon menggerakkannya maju-mundur. Awalnya sangat pelan, lama-kelamaan temponya makin cepat agar tubuh Jake terbiasa.
Sunghoon mengeluarkan telunjuknya dan menambahkan jari tengah dan manis untuk masuk ke Anal Jake.
Sedikit paksaan tidak akan membunuh Jake, pikir Sunghoon.
Jake menengadah, teriakannya tertahan. Napasnya memburu. Ia bahkan kesulitan menelan liur. Sunghoon menggigit jakun Jake yang terpampang jelas.
Jake kembali berteriak kali ini suaranya melengking.
"Su-Sunghoon! A-Ahh! Stop!" Suaranya bergetar, air mata Jake jatuh, ia terisak.
Sunghoon sedikit menjauhkan diri.
"Bukannya kamu mau membantuku, Jake? Kamu bilang apa saja, hm?"
Sunghoon benar, Jake ingin menolongnya, dan ia hanya bisa mengangguk.
"Good. Now take a deep breath and exhale. Slowly."
Jake mencoba mengatur napasnya, merilekskan ototnya, terutama analnya.
Sunghoon mengerang, anal Jake sekarang bukan hanya panas dan ketat, tapi juga lentur dan lembut disaat yang bersamaan.
Sunghoon hilang kendali. Ia membawa sebelah kaki Jake ke pundaknya. Menghujam anal Jake dengan ketiga jarinya dengan sangat cepat. Sunghoon Membiarkan Jake berteriak dan menangis.
Bahkan saat ini penis Jake hanya setengah menegang, Jake tidak bisa fokus ereksi karena perih dan sakit.
Namun, tak lama jemari Sunghoon menemukan titiknya. Titik yang terasa seperti tonjolan mungil dalam anal Jake. Prostatnya.
Jemarinya ia gunakan untuk terus meraba dan menusuk titik yang sama, sampai Jake ejakulasi. Tapi kali ini tidak hanya sperma Jake yang keluar, air kencingnya juga.
Jake sudah tak sadarkan diri saat Sunghoon mencabut jemarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] How To Have Sex With You❗END❗
Fanfiction❗Follow authornya dulu❗ ❗Voment❗ "Bercintalah denganku malam ini." Jake tidak apa-apa jika hanya dapat merasakan Sunghoon satu kali. Satu kali atau tidak sama sekali, untuk selamanya. Buku ke-1 dari trilogi How To series. (⚠️) artinya berbahaya. (🔞...