3. Siasat

247 45 3
                                    

hi, jadi ceritanya aku udah nemu ilham buat lanjutin ini hehe. Semoga masih ada yang nungguin. Aku juga muk ngabarin kalo aku lagi siapin cerita baru yang bakal nantinya bakal ongoing bareng MoJ. Draft cerita sebelah sih udah lebih banyak dari MoJ, tapi aku usahain MoJ bakal nyusul.

jangan lupa vote, komen, dan selamat membaca!

---

Sebelum Rendra keluar dari toilet, dia berusaha menahan senyumnya yang anehnya tidak mau menghilang sejak tadi. Di luar, gadis itu menunggunya. Dia itu terlihat cemas begitu melihat Rendra dan bajunya yang kotor. Rendra berpikir, pasti cewek lugu ini takut ia akan marah-marah.

"Aduh, maaf ya, Kak."

Kak?

Baru pertama kali ada yang memanggilnya dengan sapaan kak, selain customer service dan sales di mall, benar-benar hanya dia yang memanggilnya kak. Dia biasanya selalu dipanggil mas/pak. Hal ini menggelitik perutnya. Entah kenapa.

"Gapapa, santai aja. Kamu sendiri nggak apa-apa kan?" tanyanya ramah.

Gadis itu menggeleng cepat. "Saya nggak apa-apa. Eh tunggu-" Dia membuka tasnya dan menarik beberapa lembar uang. "Ini untuk biaya laundry."

"Eh, nggak usah!" tolak Rendra buru-buru. "Cuma noda segini aja." Dia menunjukan senyumnya yang menawan agar gadis itu tenang.

"Tapi saya jadi nggak enak Kak," katanya sambil menunjukkan wajah sedih.

Entah kenapa, tapi Rendra mendapat firasat gadis ini bukan hanya benar-benar menyesal, tapi dia seolah menginginkan sesuatu yang lain darinya.

"Nama kamu siapa?" tanya Rendra.

"Elmira."

Rendra tersenyum. Elmira. Dia mengulang nama itu dalam hati, nama yang cantik. Cocok dengan gadis cantik yang berdiri di hadapannya ini.

"Oke, Elmira. Nama saya Rendra. Kamu beneran nyesel kan?"

Elmira mengangguk cepat.

"Kalau gitu traktir saya makan aja gimana? Daripada biaya laundry, saya bisa cuci baju sendiri kok."

Elmira kelihatan tersentak sedikit, tapi tidak bisa menutupi wajah malu-malunya. "Boleh.."

Rendra mengulum senyum. "Saya di sini sampai akhir pekan-" Dia berhenti ketika melihat wajah Elmira yang terlihat kaget sekaligus kecewa.

"Kakak bukan orang sini?"

Dia menggeleng. "Bukan, saya tinggal di Jakarta."

"Oh.." Elmira mengangguk singkat, menunduk.

Rendra ikut memiringkan wajahnya untuk melihat wajah Elmira. "Gimana kalau sabtu ini? Kamu free?"

Elmira mendongak lalu mengangguk. Lalu dia berinisiatif langsung meminta nomor ponsel Rendra agar mereka mudah untuk janjian.

Tepat ketika Rendra ingin mengajak Elmira ke luar untuk cari angin dan mengobrol lebih jauh, seseorang menghampiri gadis itu dan mengajaknya pergi. Sepertinya wanita yang tampak classy itu yang membawa Elmira ke pesta ini.

Elmira berbalik begitu mereka terpisah beberapa langkah. "Sampai ketemu," gerak bibirnya terbaca pelan dan manis.

Rendra melambaikan tangannya agak terlalu bersemangat. Dia buru-buru berbalik dan mendapati Jo di sana.

"Apa nih?" goda Jo menyebalkan.

"Ada lah," balas Rendra simpel, lalu pergi begitu saja meninggalkan Jo.

Moment of JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang