Sungguh seperti keajaiban rasanya kalau mengingat Elmira sudah memaafkannya begitu saja waktu itu. Mereka langsung baikan setelahnya.
Bukan berniat membanding-bandingkan, tapi Rendra otomatis mengingat kembali bagaimana mantan-mantannya bereaksi tiap kali melihat atau mengetahui Rendra bertemu perempuan lain.
Meskipun perempuan itu hanya teman, tetapi mantan-mantannya selalu curiga dan berakhir dengan pertengkaran. Kadang masih bisa diselamatkan, kadang itu adalah pertengkaran terakhir mereka.
Rendra sadar betul kalau selama ini semua perempuan yang menjadi pacarnya memiliki sifat yang sama; insecure.
Awalnya mereka berlomba-lomba menarik perhatian Rendra, lalu ketika mereka sudah berhasil mendapatkannya, rasa takut mereka mengalahkan kepercayaan mereka pada Rendra.
Dia tahu kalau semua mantannya tidak tenang berpacaran dengannya. Makanya, Rendra biasanya tidak terlalu memperjuangkan mereka jika mereka ingin pergi. Lagipula, dia juga sakit hati kalau terus-terusan dituduh.
Tapi di sinilah dia bersama Elmira sekarang, dia sibuk melihati Elmira yang mondar-mandir menyiapkan barang-barang yang harus dibawanya di dalam tas.
"Yuk," kata Elmira setelah dia selesai bersiap.
Rendra yang sedang duduk di sofa, memperhatikan gadis itu dari atas ke bawah. Dia memakai dress cokelat selutut dengan lengan pendek dan tas hitam terselempang di pundaknya.
Sebenarnya tadi dia sudah memakai baju lain, tapi saat melihat pakaian Rendra –turtle neck hitam, jaket cokelat dan celana gelap, gadis itu langsung ingin ganti baju karena dia bilang dia punya warna cokelat yang sama.
Jadilah ini pertama kalinya mereka kencan dengan couple outfits. Padahal sebelumnya mereka tidak pernah menyama-nyamakan warna baju.
"Sekarang udah bulan Oktober loh, kamu nggak dingin?"
Elmira menggeleng. "Nggak. Yuk pergi."
"Emang kita mau kemana?" goda Rendra.
Bahu gadis itu langsung merosot. "Loh, kan kamu yang ajak aku pergi."
"PVJ?" usul lelaki itu asal. Tak terhitung jumlahnya mereka telah pergi ke mall vintage yang ada di Bandung itu.
"Boleh."
Mendengar jawaban Elmira yang sama-sama asal, membuat Rendra sedikit kecewa.
"Kamu maunya kemana?" tanya Rendra.
Elmira melangkah mendekat untuk duduk di samping Rendra. "Terserah."
Rendra mengambil sejumput rambut Elmira dan memainkannya di jarinya. "Selama ini selalu aku yang mutusin tempat. Kamu cuma ngasih saran, trus nurut-nurut aja."
"Emang kenapa?" katanya.
"Aku mau sekarang kamu yang nentuin mau kemana, aku yang sopirin kamu kemanapun kamu mau." Rendra menampilkan senyumnya yang manis.
Kemanapun Elmira mau? Tapi Elmira sebenarnya tidak mau kemana-mana. Dia suka berada di rumah. Menghabiskan waktu di rumah, tenang dan nyaman, sambil membaca buku nonfiksi atau menggambar.
Menghabiskan waktu di luar adalah keinginan Rendra sepenuhnya. Ia tidak punya ide sama sekali.
"Aku nggak tau mau kemana," katanya jujur. "Aku selalu ngabisin waktu luang di rumah."
"Hmm. Ternyata kita ada perbedaan yang mencolok juga ya. Kamu suka di rumah, aku suka pergi-pergian."
"Aku juga suka pergi-pergian kalau sama kamu," balas Elmira gombal, tapi wajahnya biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment of June
Romance[on going] Rendra bersumpah ia tidak akan pernah lagi jadi lelaki baik. Semua mantannya berakhir menyakiti dan meninggalkannya hanya karena mereka pikir bahwa Rendra adalah lelaki yang suka bermain-main. Lalu dia bertemu Elmira. Gadis manis yang tid...