19. Kebohongan

74 18 4
                                    

"El!"

Elmira menoleh dari layar komputernya untuk melihat seseorang yang memanggilnya.

Rachel sedang berdiri dan menaruh kedua tangannya di papan kubikel pemisah meja mereka. Gadis itu tersenyum padanya, tidak seperti biasa. Rekan kerjanya selalu memanggilnya kalau ada hal yang menyangkut pekerjaan saja.

"Ada apa?" tanya Elmira.

"Hari ini kita-kita pada mau makan malem kantor, kamu mau ikut nggak?"

Tanpa perlu ditanya, seharusnya Rachel sudah tahu jawaban Elmira. "Nggak."

Rachel memasang wajah kecewa, tapi dia masih belum menyerah. "Plis, sekaliii aja."

"Aku nggak suka kumpul banyak orang," jawab Elmira.

"Iya, tau kok. Kita di sini udah puluhan kali ngadain acara makan malem kantor tapi kamu nggak pernah ikut."

Elmira mengangguk-ngangguk, pandangannya kembali ke layar komputer.

"Tapi sekaliii aja. Plis. Sekali, terus aku nggak bakal ajak kamu lagi."

Jemari Elmira yang memegang tetikus langsung diam. Dia pernah mendengar kalimat ini. Dulu, saat kuliah, dia kenal seseorang dari kelasnya yang selalu mengajak Elmira datang ke acara-acara kampus.

Gadis itu, yang Elmira lupa namanya, mengatakan hal yang sama persis dengan yang Rachel katakan. Waktu itu, Elmira bosan dipaksa, jadi dia akhirnya mencoba datang ke acara makrab adik tingkat.

Seperti yang sudah bisa diduganya, orang yang mengajak Elmira sibuk bersenang-senang dengan teman-temannya, meninggalkan Elmira sendirian tanpa ada teman di tengah-tengah banyaknya orang yang hadir.

Dia hanya menghabiskan satu gelas minuman lalu pulang. Tidak sedikitpun dia merasa sedih. Elmira sudah tahu kalau dia memang selalu sendirian.

"Aku udah ada janji," balas Elmira.

"Sama pacar?"

Dia mengangguk.

"Bawa aja! Bentar doang, trus kalian boleh pulang lagi. Yang lain juga banyak yang bawa pasangan."

Tanpa sadar Elmira sudah menggeretakan gigi. Dia paling benci orang pemaksa seperti ini walaupun seharusnya dia sudah tahu Elmira tidak mau pergi, bukannya sedang mencari-cari alasan.

"Rendra bukan orang yang suka kumpul-kumpul sama orang asing." Kebohongan meluncur mulus dari bibir Elmira, bahkan dia tidak perlu berpikir untuk mengurai kata-kata itu.

"Dia jemput kamu kan nanti? Biar aku yang ngomong."

"Hel, aku bener-bener nggak mau ikut," kata Elmira, nadanya kesal sekaligus memohon.

"Ada apa ini? Kok nggak kerja?"

Deandra keluar dari ruangannya tiba-tiba, membuat Rachel langsung terduduk di bangkunya. Elmira hanya berdeham membersihkan kerongkongannya.

"Ngga ada apa-apa, Bu," jawab Rachel.

Mereka kira Deandra akan langsung pergi, namun wanita itu malah melangkah ke kubikel mereka. "Saya denger kamu nggak mau ikut, ikut kemana?" tanya Deandra kepada Elmira.

"Makan malem kantor," balas Elmira.

Deandra memang sudah tahu acara kantor ini jauh-jauh hari. Perwakilan karyawan selalu memberitahunya tentang acara ini dan mengajaknya ikut.

Namun, Deandra tahu itu cuma formalitas. Tidak ada pegawainya yang ingin wanita kaku sepertinya ikut ke dalam obrolan karyawan yang pastinya akan menggosipkannya juga.

Moment of JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang