9. Terjebak

147 26 0
                                    

"Ren..?" Elmira tergagap memanggil nama lelaki itu.

Rendra menghembuskan napas dengan iba. "Oke, kalau gitu aku maafin. Tapi karna kamu lagi sakit, gimana kalau aku anter pulang aja daripada naik bus?"

"Kamu kok di sini?" tanya Elmira, mengabaikan tawaran Rendra.

Tetapi lelaki itu juga tidak ada niat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Elmira kecuali gadis itu masuk ke dalam mobilnya.

Dia berdiri dan membuka payungnya. "Yuk, busnya lama. Mending aku anter pulang."

"Tapi–"

Tepat ketika Elmira akan menolak, busnya tiba-tiba sudah berhenti di depan halte dengan pelan. Kedua orang itu menoleh ke bus bersamaan, lalu kembali bertukar pandangan.

Elmira langsung membuka mulut. "Aku naik– eh!"

Kalimatnya kalah cepat dengan gerakan tangan Rendra yang langsung menarik tas gadis itu sampai terlepas dari lengannya.

"Rendra!" protes Elmira, menyembunyikan raut wajah kesalnya.

Rendra hanya mengulum senyum. "Mobil aku deket tuh, di situ," katanya sambil menunjuk mobil hitam yang terparkir tepat di samping halte bus.

Alis lelaki itu terangkat sambil mengedikkan kepala mengajak Elmira menuju ke mobilnya. Tanpa bisa menolak, Elmira pasrah mengikutinya.

Rendra mendekatkan dirinya ke tubuh Elmira saat mereka harus memakai satu payung berdua. Payung lipat itu cukup kecil kalau dipakai berdua, jadi Rendra membiarkan bahu kirinya sedikit kebasahan.

Dia membuka kunci mobil dan membukakan pintu untuk Elmira, setelah gadis itu masuk, barulah dia mengembalikan tasnya dan menutup pintu. Rendra berputar balik untuk masuk ke kursi pengemudi.

Begitu mobil sudah berjalan, Elmira kembali bertanya. "Kamu kok di sini Ren?"

Rendra mengabaikannya beberapa detik, lalu akhirnya menjawab. "Karena kamu tiba-tiba ilang gitu aja, jadi aku ke sini," balasnya.

Elmira menelan ludah. Dia tidak tahu harus berbicara apa sekarang. Meskipun jawaban Rendra singkat, tapi ia tahu lelaki itu menginginkan jawaban.

"Itu.. aku.. sebenernya.." Elmira gelagapan karena otaknya benar-benar kosong. Sengaja mengabaikan Rendra? Sudah tidak tertarik padanya?

"Udah, nggak perlu dijawab," kata Rendra memotong. "Aku tau kamu punya alasan sendiri. Yang penting sekarang ketemu."

Elmira menggigit bibirnya. "Maaf ya." Akhirnya dia hanya mengatakan itu.

Rendra menanggapinya dengan menengok sekilas sambil tersenyum lebar. "Tunjukin aja aku harus lewat mana, aku inget tempat tinggal kamu tapi nggak tau jalan."

Elmira mengangguk. "Iya," balasnya.

Hening yang agak lama di antara mereka berdua. Ditambah Rendra bukan orang yang suka menyetir sambil mendengarkan lagu, jadi dia tidak menawari Elmira apa-apa.

"Tapi kamu beneran ke sini karena nyari aku?" tanya Elmira memecahkan keheningan.

Rendra tersenyum geli mendengarnya. "Ya. Demi kamu. Aku bahkan sampe dimutasi kerja di Bandung."

Tiba-tiba saja kedua pupil mata Elmira membesar, dia menoleh secepat kilat ke arah Rendra yang masih menghadap lurus ke depan. "Apa?" tanyanya terkejut.

Jika Elmira sedang minum saat itu, dia pasti sudah tersedak parah.

"Kamu nggak salah denger," kata Rendra. "Aku sekarang tinggal di sini."

Moment of JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang