26. Bimbang

78 11 1
                                    

Rendra mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih mengantuk, namun tenggorokan keringnya meronta ingin air untuk diminum.

Posisinya yang menelungkup perlahan berubah berbaring. Satu tangannya bergerak untuk menyangga kepalanya. Dia kembali membiarkan kantuk menelannya lagi.

Namun, belum sempat ia kembali tertidur, pikiran sadarnya lebih dulu mengendalikan otaknya. Dia membuka mata dan melihat langit-langit kamar yang bukan miliknya.

Kamar ini gelap, hanya ada seberkas cahaya dari lampu di ruangan sebelah yang menyorot. Rendra langsung tersadar dan bangkit dari tidurnya.

Kepalanya menoleh dan melihat seseorang di sampingnya yang masih tidur membelakanginya. Punggung kurus Elmira terlihat karena selimutnya tersingkap ke bawah. Saat itulah Rendra sadar baik gadis itu dan dirinya sekarang tengah telanjang.

Jantung Rendra langsung berdebar-debar keras, dengan panik dia mencari-cari baju dan celananya. Tapi saat menyadari Elmira akan bergerak, dia langsung terdiam.

Elmira mengerang sedikit, hendak berbalik ke arah Rendra. Kedua mata Rendra mengamati gadis itu yang masih tertidur, namun karena sekarang badan gadis itu akan menghadap ke arahnya, buru-buru dia mengalihkan pandangan.

Elmira sedang telanjang dan selimutnya turun.

Rendra menelan ludah. Tanpa melihat, dia meraih ujung selimut dan menariknya ke atas. Setelah dirasa cukup aman, dia kembali menatap Elmira. Kedua mata gadis itu tertutup dan wajahnya terlihat damai.

Sambil memastikan Elmira tidak membuka matanya, dia turun dari ranjang dengan perlahan. Matanya langsung menemukan celananya di dekat kakinya dan baju yang tak jauh dari sana. Buru-buru dia mengambilnya dan melarikan diri ke kamar mandi.

Setelah memakai pakaian, Rendra duduk sendirian di meja makan. Kedua tangannya mengusap wajahnya dan sesekali mengacak rambutnya frustrasi.

Dia ingat setiap menitnya. Dia ingat semua. Elmira tidak menolak, jadi dia tidak bisa dikatakan telah memperkosa gadis itu kan? Mereka berdua melakukannya.

Lalu dia juga teringat sesuatu. I finished it inside.. kenangnya.

Shit! umpat Rendra dalam hati. Sialan! Brengsek! Semua kata-kata kasar keluar begitu saja di benaknya. Pikirannya sekarang sangat kacau.

Rendra mengepalkan tangannya dan menaruhnya di depan mulut. Sebelah kakinya tidak berhenti bergerak. Dia panik, jujur saja. Dia memang bisa bertanggungjawab dan menikahi Elmira, tapi apa jadinya kalau Elmira hamil duluan dan keluarganya mengetahui hal itu?

Kemudian dia teringat sebelumnya dia merasakan ada yang aneh di tubuhnya. Dia memang tidak pernah tahu efek dari obat itu. Tapi dia juga tidak bodoh. Tidak mungkin tiba-tiba saja tubuhnya bergairah tanpa sebab. Setiap kali berciuman dengan Elmira, dia selalu bisa mengendalikan semuanya.

Pikirannya langsung mencurigai Elmira melakukan sesuatu pada cokelatnya semalam.

Satu wacana kecil mampir ke dalam kepalanya. Dia mendadak merasa takut kepada Elmira. Kenapa? Kenapa gadis itu melakukan itu terhadapnya?

Apa benar kalau Elmira ternyata terobsesi padanya dan ingin mengikatnya dengan seks? Atau jangan-jangan.. mengikatnya dengan kehadiran bayi?

Rendra mengerang pelan dan memejamkan matanya kuat-kuat. Kedua tangannya kembali menjambak rambutnya.

Sungguh, saat ini dia sudah di tahap sangat mencintai dan menyayangi Elmira dengan tulus. Tapi dia juga marah dan ragu kalau sampai tuduhannya itu benar.

"Ren.."

Rendra membuka mata dan mendapati Elmira sudah berdiri menyender di tembok pembatas kamar dan dapur. Gadis itu sudah berpakaian lengkap. Dia menatap Rendra dengan ekspresi tenang, sekaligus takut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moment of JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang