10. Permulaan

133 22 2
                                    

°°°

Bukannya beralasan, hari sabtu ini dia memang sudah ada rencana dengan Deandra. Tanggal dua puluh lima juni adalah hari di mana Alya, putri Deandra tampil di kontes paduan suara.

Untungnya, acara itu dimulai dari sore ke malam, jadi mereka berdua bisa masuk kantor dulu. Lagipula, Alya bukanlah anak manja yang selalu ingin ditemani kemana-mana. Deandra cukup memberinya sopir pribadi dan ponsel, maka anak itu bisa melakukan banyak hal sendiri.

Pukul empat sore, Deandra dan Elmira sampai di gedung universitas, di mana lomba akan diadakan, dan langsung disambut oleh Alya di parkiran.

"Bunda! Tante El!" seru Alya senang.

Dia langsung merentangkan kedua tangannya memeluk pinggang kedua wanita dewasa itu. Gadis berusia sepuluh tahun itu kemudian menggiring Deandra dan Elmira masuk ke dalam.

"Alya tampil jam berapa?" tanya Elmira.

"Kebetulan pas tadi diundi, aku kebagian setelah isoma Tan. Jam 7an." Alya sedikit cemberut menyampaikan itu. "Nggak apa-apa kan?" Dia bertanya ragu-ragu kepada Deandra dan Elmira.

"Ya nggak apa dong, Al," kata Deandra. "Kita bisa nonton dulu peserta yang lain."

Begitu membeli tiket masuk dan duduk di barisan para penonton, ponsel Elmira bergetar. Ada pesan masuk dari Rendra. Dia membaca lewat notifikasi.

Kamu lagi ada acara apa hari ini?

Tanpa sadar Elmira meremas ponselnya melihat pesan itu. Dia merasa kesal kemarin karena Rendra sudah mengajak bertemu lagi, dan sekarang dia ingin tahu apa yang Elmira lakukan? Apa jadinya kalau mereka pacaran nanti?

Elmira hendak mengunci lagi ponselnya dan tidak membalas. Tapi, Deandra ternyata memperhatikannya.

"Rendra?" tanyanya.

Elmira mengangguk.

"Bales aja."

Entah kenapa, tanpa memprotes, Elmira kembali membuka ponselnya. Dia bahkan memfoto panggung untuk Rendra.

Elmira: Nonton kontes anaknya temen.

Tidak lupa menyisipkan emotikon. Balasan tidak lama datang.

Rendra: Oh okay. Have a great time!

Di bawahnya, Rendra mengirim stiker karakter yang membawa tanda hati.

Elmira mengerutkan dahi. Baru pertama kali Rendra memberinya simbol hati seperti itu, dia tidak tahu harus membalas apa. Apa dia harus memberi hati juga untuk Rendra? Dia bahkan tidak punya stiker!

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya dia membalas dengan emotikon dua senyum dan satu hati berwarna kuning. Dia tidak mau memakai hati berwarna merah, karena terkesan terlalu serius. Lagipula, warna kuning adalah favoritnya.

Setengah jam kemudian, saat Deandra pergi ke toilet, Alya langsung mengikis jarak dan menempel padanya.

"Tante punya pacar?" tanyanya berseri-seri.

Elmira yang mendadak mendapat pertanyaan seperti itu, menampilkan ekspresi kaget dan bingung.

"Tadi aku dengar nama Rendra."

"Ah..iya itu, baru temen deket aja," jawab Elmira.

"Aku tanya ini sengaja nunggu Bunda pergi. Bunda pasti nggak suka kalau aku tanya-tanya soal orang dewasa. Jadi, jangan bilang Bunda ya Tan."

Elmira tersenyum dan mengangguk patuh. Karena dekat dengan Deandra, mau tak mau Elmira juga dekat dengan Alya. Meskipun baru bertemu dua tahun yang lalu, tapi karena Elmira memaksakan diri untuk dekat dengan Alya demi Deandra, mereka sekarang sudah cukup dekat seperti keluarga.

Moment of JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang