°°°
Dia tahu jelas bahwa Rendra tidak pernah sekalipun bilang kalau dia mencintainya, begitupula sebaliknya. Tapi sepertinya Rendra sudah menganggap dirinya sebagai pacar betulan.
Ini juga sebagian menjadi salahnya karena langsung menunjukan bahwa dia menyukai Rendra. Yang membuatnya bingung dan gelisah adalah haruskah dia meminta kejelasan atas hubungan ini?
Ia tahu tujuannya memang tidak memerlukan status yang jelas, namun tetap saja rasanya aneh. Seolah ada yang salah.
Setiap ada kesempatan, Rendra selalu menjemputnya di tempat kerja. Mereka makan malam bersama, bercanda, dan berpengangan tangan.
Kadang Elmira membuatkannya bekal dan dikirim ke kantor Rendra, kadang juga Rendra mampir ke kantornya di saat jam makan siang kalau dia sedang kerja lapangan.
Rekan kerjanya yang sempat melihat itu, selalu berbisik-bisik. Elmira punya pacar? Masa? Cewek psikopat kayak gitu? Itulah kalimat-kalimat yang meskipun ditujukan untuk berbisik, tetap sampai ke telinga Elmira.
Bahkan Rachel terang-terangan menanyainya. "Yang sering jemput ke sini tuh pacar kamu, El?"
Elmira sedikit ragu menjawabnya. Rendra pacarnya atau bukan? Meskipun akhirnya dia menjawab iya.
Kalau tiba-tiba ada rekan kerjanya yang mendadak mengenal Rendra dan bilang kalau Rendra tidak menganggapnya pacar, dia mungkin lebih baik menenggelamkan diri.
Ada beberapa hal yang dari anggapan orang lain yang menurut Elmira pantas untuk diabaikan. Dia tidak peduli orang-orang mengatainya psikopat, ansos, atau orang aneh sekalipun.
Tapi kalau dia dianggap mengaku-ngaku jadi pacar dari seseorang seperti Rendra..rasanya memalukan.
Hari itu, jam sudah pukul lima sore lebih sepuluh menit. Dia sedang berdiri menunggu di depan lobi kantor. Rendra berjanji akan menjemputnya hari itu dan dia disuruh jangan kemana-mana. Elmira sudah mengiriminya pesan, namun tidak ada respons.
Kebetulan hari itu, dia sedang merasa kurang enak badan sejak makan siang tadi. Dia berharap Rendra segera datang. Biasanya lelaki itu akan datang tepat waktu kalau bilang akan menjemputnya.
Sepuluh menit kemudian, Elmira merasa tidak tahan dan dia pun menelepon Rendra.
"Halo, El," sapa Rendra santai.
"Kamu di mana?" tanya Elmira.
"Oh ya ampun. Aku lupa El. Hari ini aku masih lanjut meeting dan kayaknya bakal lembur. Maaf aku lupa kabarin."
Sialan, maki Elmira dalam hati.
"Oh gitu, yaudah nggak apa-apa, aku pulang sendiri aja," kata Elmira, mencoba tetap membuat nada suaranya lembut.
"Sorry banget El," ulang Rendra.
"Nggak apa, aku tutup ya. Semangat lemburnya."
Telepon terputus dan Elmira segera berjalan menuju ke halte bus di dekat kantornya. Dia tergoda untuk memesan taksi online saja karena sedang sakit, namun memikirkan tabungannya sekarang yang masih kurang, membuatnya mengurungkan niat.
Setelah sial dilupakan Rendra, Elmira masih harus sial karena bus yang ia tunggu tidak juga datang. Sudah tiga puluh menit lebih dia menunggu di halte.
Langit semakin menggelap dan perutnya mulai terasa lebih sakit. Sepertinya ia salah makan. Elmira mulai menekan-nekan perutnya.
Ketika akhirnya dia melihat bus akan datang, tubuhnya sempat oleng saat berdiri. Untungnya dia tidak jatuh. Elmira menaiki bus itu dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment of June
Romance[on going] Rendra bersumpah ia tidak akan pernah lagi jadi lelaki baik. Semua mantannya berakhir menyakiti dan meninggalkannya hanya karena mereka pikir bahwa Rendra adalah lelaki yang suka bermain-main. Lalu dia bertemu Elmira. Gadis manis yang tid...