4. Target

229 32 1
                                    

Malem semua...kubawa re-el hari ini. Happy reading, vote dan komen juga yaaa~

----

Rendra merebahkan tubuhnya di kasur hotel yang nyaman. Dia membuka ponselnya dan melihati nomor kontak Elmira di sana. Dan tersenyum simpul.

Dia tidak ingat kapan terakhir kali dia terpesona oleh seorang gadis. Saat berkenalan dengan Citra, Rendra tidak langsung terjerat seperti ini. Tapi melihat Citra yang begitu manis dan memandangnya penuh rasa membuatnya tidak bisa mengabaikan gadis itu begitu saja.

Rendra berhenti tersenyum. Citra lagi, Citra lagi!

Kenapa wajah gadis itu selalu muncul di dalam benaknya tanpa permisi?

Dia memejamkan matanya dan berusaha mengingat-ngingat wajah Elmira di dalam pikirannya. Berhasil. Elmira terlihat begitu kecil dan polos.

Padahal dia baru saja ingin menjalankan aksi sebagai lelaki brengsek. Tapi jauh di lubuk hatinya, dia tidak berani menyakiti gadis itu walau hanya pura-pura.

Pintu kamar hotelnya terbuka. Jo masuk dengan keadaan masih segar bugar.

"Tumben udah pulang," sapa Rendra.

"Gak seru, di sana nyariin lo semua. By the way, Lira minta nomor lo dan gue kasih." Jo menghempaskan diri di sofa santai dan mengecek ponselnya.

Rendra tidak menanggapi. Jo memang sudah sering membagi-bagikan nomor ponsel Rendra kepada banyak orang. Kadang dia hanya iseng, dan kadang dia benar-benar ingin cewek itu menghubungi Rendra.

"Dia yang tadi ngatain gue playboy?" tanya Rendra akhirnya.

Jo mengangguk. "Dia bilang dia mundur kalo kepengen lo, tapi ternyata dia lebih terhipnotis sama kegantengan lo."

"Tapi gue kayaknya udah nemu seseorang yang mau gue deketin."

"Si Kuning itu?" goda Jo. "Akhirnya lo nemu yang sesuai sama selera lo. Jadi?"

Rendra menceritakan kejadian tadi. "Dan akhirnya gue ngajak dia ketemu sabtu ini. Dia mau."

Jo bertepuk tangan. "Gila! Baru sehari jadi brengsek, udah nyantol aja tuh! Gue bilang juga apa, ide gue itu brilian kan?"

Rendra bangun dan duduk di kasur. Ekspresinya tiba-tiba berubah. "Tapi kayaknya gue gak mau jadi brengsek buat dapetin Elmira."

"Lah, kenapa? Lo nggak takut ditinggal lagi?"

"Gue pikir dia bukan tipe cewek yang kayak gitu."

Jo mendengus lelah. "Lo tau gak udah berapa kali lo bilang kalimat barusan selama lima tahun terakhir? Butuh gue buka file-nya di komputer gue?"

Kalimat Jo membuatnya mendengus geli. "Kalau Elmira gue yak-"

"Ren, sebagai temen sejati lo, gue udah prihatin liat lo ditinggalin cewek mulu karena alasan yang sama. Sekali ini aja lo coba ikutin saran gue, toh ternyata saran gue ngebawa lo ke Elmira."

Rendra merenungkan kata-kata Jonathan sambil memutar-mutar ponselnya di tangan.

Jo berbicara lagi. "Kalo dia udah nangis-nangis karena kebrengsekan lo dan hampir nyerah sama hubungan kalian, boom, lo bisa berubah jadi cowok baik, happy ending."

Dia menatap Jo dengan tatapan menyelidik. Jo membalasanya dengan menaikkan kedua alisnya.

"Sialan lo, Jo."

"Kalo gagal, gue putusin si Gista."

"Berani lo nyakitin dia, gue gantung!" balas Rendra yang hanya ditanggapi tawa temannya itu.

Moment of JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang