20. Nyaris

86 23 2
                                    

Malam itu, Rendra menyadari ada yang salah dengan Elmira. Dan gadis itu memang sengaja tidak menutupinya, sekarang dia memasang ekspresi itu di depan Rendra.

Dia tidak pernah sebelumnya menunjukan ekspresi seperti ini di hadapan siapa pun, berpura-pura pun tidak bisa.

Tapi sekarang wajah Elmira terlihat ditekuk. Kesal, amarah, dan kecewa bergabung jadi satu di wajah cantiknya.

Sudah beberapa hari berlalu sejak kebohongan Rendra, tapi lelaki itu seperti yang sudah diduga Elmira, bersikap biasa saja di hari-hari selanjutnya.

Selama hari-hari itulah, Elmira juga harus berakting sesuatu yang anehnya sekarang terasa sulit. Dia sudah berpura-pura jadi gadis manis selama ini, dan dia selalu lancar melakoninya.

Tapi sekarang, Elmira selalu kesal setiap kali melihat wajah Rendra yang tersenyum padanya tanpa dosa. Dia ingin mengacak-ngacak wajah itu saking kesalnya.

Dan berpura-pura manis saat ada yang tidak beres dengan hatinya saat ini, sangatlah menyusahkan. Elmira seharusnya sudah tahu kalau Rendra memang lelaki seperti itu, jadi kenapa dia harus merasa kesal berlarut-larut seperti ini?

Tumpukan rasa kesal kepada Rendra akhirnya bersatu dengan rasa kesal untuk dirinya sendiri.

Hingga akhirnya, untuk pertama kali Rendra mengajaknya menghabiskan waktu di apartemennya.

Mumpung besok hari minggu, Rendra berniat ingin mengajak Elmira nonton film di rumahnya sembari bersantai. Tapi ketika membuka pintu dan mendapati gadis itu di depan apartemennya, Rendra langsung berpikir kalau dia sudah melakukan kesalahan.

Apartemen Rendra dua kali lebih luas dari apartemen mungil milik Deandra yang di tempatinya. Tempat tinggal Rendra terlihat sangat rapi dan berbau maskulin.

Meskipun sebenarnya Elmira ingin menikmati tempat tinggal yang sudah mirip seperti tipe ideal rumahnya di masa depan, kekesalannya sekarang mengambil alih dan memaksanya menunda.

Gadis itu duduk di sofa lebar milik Rendra tanpa berkata-kata sedikitpun sejak masuk ke dalam, padahal Rendra sudah menanyainya macam-macam.

"Kamu kenapa? Ada apa?" tanya Rendra, mengambil duduk di sebelah gadis itu tanpa menyisakan jarak. Satu lengannya sudah berpindah merangkul gadis itu.

Elmira menggigit pipi bagian dalam mulutnya sambil memaikan ujung tasnya. "Lagi kesel," jawabnya jujur.

Rendra merasa lega karena Elmira tidak melakukan aksi bisu. "Kesel kenapa? Cerita coba. Apa ada cowok lain yang gangguin kamu? Biar aku hajar."

Gadis itu menggeleng.

"Oke, kalau gitu, apa yang bisa ngehibur kamu? Mau pesen makanan? Pesen sebanyak apa pun biar aku yang bayar," tawar Rendra.

Karena Elmira masih mau bicara kepadanya, Rendra tentu saja sekarang merasa yakin bahwa dia tidak melakukan kesalahan.

"Aku pengen ganti baju," kata Elmira tiba-tiba.

"Hah?"

"Pengen ganti baju, nggak nyaman. Pinjemin aku baju."

Dengan kikuk, Rendra melepaskan rangkulannya dan mengusap pelan kepala belakangnya. Sepulang kerja tadi, Elmira sengaja menyuruh Rendra untuk tidak perlu menjemput, karena kebetulan dia sedang di luar dan akan langsung ke apartemen lelaki itu.

"Ah..itu.."

"Kenapa?" tanya Elmira. "Nggak boleh?"

Dengan gugup, Rendra langsung berdiri dari duduknya. "Boleh kok, boleh. Sebentar." Lelaki itu langsung kabur ke kamarnya.

Moment of JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang