Kepergian Ayah

357 18 0
                                    

"Hyung-deul, kenapa foto Papa ada disana?" Anak kecil bermata bulat itu bertanya pada Kakak-kakaknya yang sedang duduk didepan foto Ayah mereka yang dikelilingi bunga-bunga putih dengan beberapa dupa yang menyala mengeluarkan asap.
Semua orang hanya diam, tidak menjawab pertanyaan anak itu, membuatnya mendengus kesal kemudian kembali ketempatnya. Menatap sekitarnya dengan binar indah yang terpancar dari netranya.

"Yoongi-ah!" Sang empu menoleh kearah pintu ruang duka saat suara sang kakak terdengar dari sana, ia berdiri dari duduknya, berhenti sesaat menatap adik-adiknya, kemudian menghampiri Seokjin yang menunggunya diluar ruangan.

"Ada apa?" Yoongi menatap kakaknya penuh tanya.

"Dia Aleum." Seokjin menundukkan kepalanya, disampingnya kini berdiri seorang anak berusia empat tahun yang sedang menggenggam telapak tangannya erat.

"Maksudmu?" Yoongi kenatap kakaknya tidak mengerti, ia menatap anak itu lekat.

"Dia adik kita."

"Tunggu dulu, jangan bercanda. Ini sama sekali tidak lucu, Hyung." Ia menatap kakaknya kesal, benar-benar tidak lucu, Ayah mereka baru saja wafat, dan Seokjin kakaknya baru saja memperkenalkan seorang gadis kecil.

"Aku tidak bercanda, Kim Aleum, berumur empat tahun." Jawab Seokjin singkat, ia mensejajarkan dirinya dnegan gadis kecil itu, menatap wajah anak itu yang sembab karena menangis. "Aku akan membawanya kedalam, setelah itu aku akan berbicara padamu." Ujarnya. Ia mengangkat Aleum, dan berjalan memasuki ruangan.

"Hoseok-ah, tolong jaga dia. Hyung harus berbicara dengan Yoongi Hyung diluar." Pinta Seokji pada Hoseok sebagai yang paling dewasa, Hoseok hanya mengangguk pelan, menuruti perintah kakaknya, membuat Seokjin tersenyum lembut kearah adik-adiknya yang sedang menatap Aleum bingung. "Tolong jaga dia." Tambahnya.

Seokjin mendekati Jungkook, "Jungkook-ie, jaga adik kecil seperti putri, mengerti?" Bisiknya pelan, Jungkook mengangguk semangat, kemudian menatap kakanya dengan yakin.

Seokjin akhirnya keluar dari ruang duka, menghampiri Yoongi yang sudah menunggunya sejak tadi. "Kau gila?! Anak ini berusia empat tahun! Jungkook bahkan berusia empat tahun! Bagaimana bisa dia menjadi adik kita?" Yoongi berucap frustasi sesaat setelah kakaknya menutup rapat pintu, ohhh ayolah, mereka sudah dikagetkan dengan kepergian ayah mereka secara tiba-tiba, tidak lucu jika bercanda dengan membawa anak gadis berusia empat tahun untuk mereka urus.

"Aku tidak tahu Yoongi. Nama anak ini ada disurat wasiat yang ditulis Papa! Aku bahkan baru melihatnya saat seorang wanita tua membawanya kesini." Yoongi hanya bisa memijat dahinya frustasi, dikepalanya terlintas sangat banyak pertanyaan. Jika kenyataannya anak itu adalah darah daging ayahnya, apakah itu artinya Ayahnya menghianati sang Ibu yang wafat saat Jungkook berusia delapan bulan?

Yoongi mengela nafasnya kasar,"Kau yakin?" Tanyanya pelan setelah bebepa saat.

"Aku harus yakin, bagaimanapun dia juga bagian dari kita."

Yoongi mengangguk pelan, "Baiklah, dia akan tinggal bersama kita. " Putusnya. Seokjin benar, bagaimanapun anak itu bagian dari mereka, walau ia sendiri tidak yakin dengan pernyataan itu.

"Terimakasih." Ucap Seokjin
Ia tersenyum. Bersyukur kali ini Yoongi tidak menjadi keras kepala seperti biasanya, mungkin karena sadar jika mereka sekarang sudah yatim piatu, jadi berusaha untuk bersikap baik.

Yoongi tidak menanggapi kakaknya, ia berlalu memasuki ruang duka tanpa sepatah kata pun, meninggalkan Seokjin yang masih disana dengan senyum kecilnya.

"Hyung, jangan melakukan hal sepelti itu! Lambutnya jadi belantakan." Suara rengekan itu menjadi hal pertama yang Yoongi dengar begitu pintu terbuka, disudut ruangan terlihat Jungkook yang berusaha menjauhkan tangan Taehyung dari rambut Aleum. Pemuda itu menatap Aleum lekat, anak itu hanya diam saat rambutnya disentuh karena rasa penasaran Taehyung yang membludak saat melihat gadis kecil.

Aleum And 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang