Panas-panas seperti hotteok

76 12 0
                                    

Kegaduhan terdengar jelas dirumah keluarga Kim, Seokjin yang berjalan kesana-kemari menyiapkan baju seragam adik-adiknya, juga sambil sesekali berteriak membangunkan seluruh manusia yang ada dirumah itu. Hari ini adalah hari Senin, hari pertama dalam satu pekan, juga hari yang sama dimana Jungkook dan Aleum akan pergi ketaman kanak-kanak untuk pertama kalinya sebagai murid. Pemuda berbaju lebar itu menghela nafas gusar, bergerak cepat mematikan setrika kemudian berjalan terburu-buru menuju kamar adik-adiknya. "Yoongi-ah!!!!!! Kau bilang ada kelas pagi!!!!! Cepat bangun!!!!!!" Pekiknya kencang, menggedor pintu kamar Yoongi.

"Hyung.... Lapar..." Seokjin berbalik, mendapati Jimin yang berdiri didepan kamar sambil mengusap matanya pelan, sepertinya baru bangun.

Seokjin mengangguk, "Hmm, tunggu dimeja makan." Ucapnya. Setelah itu memilih memasuki kamar Hoseok dan Namjoon.

"Selamat pagi, Hyung." Seokjin tersenyum kecil, mengusak surai legam Hoseok yang berdiri didepan meja belajar, mengemasi buku-bukunya kedalam tas.

Pemuda tampan itu menghela nafas setelahnya, kemudian memunguti bantal milik Namjoon yang berserakan dilantai, huhh, benar-benar berbanding terbalik dengan sisi kasur Hoseok yang terlihat rapi. Sisi milik Namjoon lebih terlihat seperti kapal pecah, "Kim Namjoon... Cepat bangun, jika tidak kau akan terlambat." Ia mengguncang pelan tubuh Namjoon, satu tangannya yang lain menepuk lembut pipi kemerahan anak itu. Namjoon mengangguk samar, meregangkan tubuhnya setelah itu duduk masih dengan mata yang setengah menutup. "Hoseok-ah, tolong pastikan dia tidak kembali tidur." Pinta Seokjin. Kembali mengusap kilat surai Hoseok, dan meninggalkan kamar setelah memastikan Hoseok mengangguk.

"Hyung." Tungkainya berhenti, berbalik menatap kearah sang adik. "Apa kau butuh bantuan? Seperti memanggang roti untuk sarapan misalnya?" Dua alis bocah itu terangkat, menawarkan pertolongan pada sang kakak yang terlihat cukup kewalahan pagi ini.

Senyum Seokjin terbit, "Setelah memastikan Namjoon bangun, juga setelah kau selesai menyiapkan dirimu." Ucapnya, kemudian benar-benar meninggalkan kamar sikembar untuk membangunkan sikembar yang lain. Ralat, membangunkan Taehyung maksudnya, karena Jimin mungkin sudah duduk dimeja makan.

"TaeTae.... Sudah pagi... Ingin kesekolah??" Tanyanya, ia mengusap punggung Taehyung lembut.

Taehyung menggeleng samar, setelah itu memeluk pinggang Seokjin. "Mengantuk..." Lirihnya pelan.

Seokjin lantas terkekeh, memilih mengangkat Taehyung kedalam gendongannya. Katanya saja tidak mau, tapi jika benar-benar tidak kesekolah akan menangis tersedu-sedu, jadi Seokjin tidak akan menerima keputusan tidak dewasa sang adik ditengah tengah ambang kesadaran anak itu, memilih memasuki kamar Jungkook yang barada tepat disebelah kamar Jimin dan Taehyung. "Eoh??" Seokjin diam didepan pintu, tidak mendapati bocah bermata bulat dikamar penuh boneka iron man itu. Jungkook itu tidak akan bangun jika tidak diiming-imingi sarapan. Ia berbalik, memilih membawa dirinya menuju kamar Aleum yang ada didepan kamar Jungkook. "Jungkook-ie??"

"Sssttttt....." Seokjin memacu langkahnya memasuki kamar itu, mendekati Jungkook yang sedang duduk dipinggir kasur milik sang adik, duduk diatas lantai dengan kepala yang bertumpu pada dagu. Seokjin melipat bibirnya kebingungan, aneh sekali Jungkook berada dikama Aleum pagi-pagi buta seperti ini.

"Kenapa disini?" Tanyanya.

Jungkook menatap sang kakak dengan wajah memelasnya, "Aleum-ie..." Lirih nya pelan.

"Ada apa?"

"Aleum-ie menangis, tangannya panas-panas seperti Hotteok...." Jelas anak itu, mengalihkan tatapannya pada telapak tangan Aleum yang sedang digenggamnya. Penjelasan Jungkook lantas membuat Seokjin mendudukkan dirinya dikasur Aleum, menyentuh kulit putih sang adik hati-hati. Ternyata benar yang dikatakan Jungkook, Tubuh Aleum terasa panas. Huh, padahal ini hari pertama adiknya itu bersekolah. Sejak kemarin sudah sangat bersemangat tentang memakai seragam sekolah dengan rambut yang dikuncir dua, juga sepatu berwarna merah muda yang dibelikan Seokjin beberapa hari yang lalu.

Seokjin menghela nafas, menurunkan Taehyung yang sudah sadar seratus persen setelah mendengar jika Aleum menangis. "Aleum-ah..." Panggil Seokjin, menepuk lembut pipi tembem sang adik. Dalam hati sudah memutuskan jika hari ini Aleum tidak akan pergi ke sekolah dulu.

Tubuh mungil itu meregang, netranya yang biasanya penuh semangat itu terlihat sayu pagi ini. Gadis itu tersenyum, menunjuk kearah sepatu merah mudanya yang berada disamping nakas, melepaskan genggaman Tangan Jungkook. Seokjin lantas tersenyum kecil, adiknya itu masih bersemangat bahkan saat sedang sakit. "Tidak bisa... Aleum-ie sedang sakit." Ucapnya berusaha memberi pengertian.

"Benal! Aleum sedang panas-panas seperti hotteok!!" Jungkook angkat suara, menggapai tangan sang adik kemudian kembali menggenggam nya, setelah itu menumpu dagunya dengan satu tangan.

Alis Aleum lantas bertaut, melepaskan tangannya dengan susah payah dari genggaman Jungkook, gadis itu duduk diatas kasurnya, menggeleng kencang sesaat setelahnya. Seokjin menghela nafas, mengerti dengan jelas penolakan sang adik. Huh, rasanya lebih baik jika Aleum bisa berteriak dan mengatakan bagian penolakan nya. "Tidak bisa..." Ujar Seokjin penuh maaf.

Netra gadis itu lantas berkaca, sedetik kemudian menangis tanpa suara. Seokjin berdesis, membawa sang adik kedalam pelukannya. "Hyung-ie akan menemani Aleum dirumah, bersekolah nya besok-besok saja, hari ini biar Jungkook-ie." Ia berucap lembut, mengelus lembut surai kecoklatan sang adik. "Ayo sarapan, setelah itu kita minum obat." Pemuda itu membawa Aleum kedalam gendongannya, membawa gadisnya itu menuju meja makan diikuti oleh Jungkook dan Taehyung yang berjalan lesu. Padahal dua bocah itu sudah ingin memamerkan Aleum pada semua temannya.

"Hoseok!" Seokjin memekik, mempercepat langkahnya menuju Hoseok yang saat ini tengah memanjat untuk mengambil sereal yang ada diatas laci, tidak lupa menurunkan Aleum diatas kursi. "Astaga...." Ia bernafas lega, menurunkan Hoseok yang sudah ada didekapannya.

"Eoh... Jimin-ie mau sereal." Gumam anak itu pelan, mendongak untuk menatap sang kakak penuh tanya.

"Tidak boleh memanjat, bagaimana jika terjatuh??"

Hoseok lantas menyengir lebar, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.  "Tidak akan terjatuh, ada Jin Hyung." Katanya dengan bibir yang merekah lebar, percaya sekali jika sang kakak akan terus melindungi nya. "Aku sudah membuat roti panggang!!!! Sedikit gosong, tapi kata Namjoon tetap lezat." Ia menarik tangan Seokjin menuju meja makan, menunjuk hasil karya seni nya diatas meja. "Eoh, kenapa nangis???" Netra anak itu membulat, lantas berjalan cepat menuju sang adik perempuan yang duduk dikursi.

"Dia demam, tapi tetap ingin bersekolah." Jelas SeokJin, bergerak menyiapkan makanan lain setelah menempelkan sebuah plester demam didahi Aleum.

Ekpresi Hoseok berubah menjadi memelas, kasihan sekali adik nya, ia mengelus surai Aleum lembut, "Pasti sedih, hmm? Tidak apa-apa, sekolahnya masih terbuka besok."

CUP...

Ia mengecup pipi Aleum lembut, setelah itu berjalan memutari meja makan untuk duduk dikursinya.

CUP...

Jungkook tersenyum lebar, gigi kelincinya menyembul dari balik bibirnya yang tipis, "Nanti Jungkook-ie akan membelitahu ibu gulu jika Aleum panas-panas seperti hotteok." Ucapnya. Mengelus lembut surai berantakan Aelum walau kesulitan karena tinggi badannya yang minimalis.

HAY GUYS!!! how are you?!! Semoga selalu baik yah~ first of all!! I'm so sorry guys~ kemaren lupa update 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAY GUYS!!! how are you?!! Semoga selalu baik yah~ first of all!! I'm so sorry guys~ kemaren lupa update 😭

Aleum-ie sakit guys~ padahal hari pertama sekolah~~~☹️

Dah deh, gitu aja buat hari ini!! Sekali lagi maafin Kiya yah guys~~~~~ PayPay!! Hope you guys enjoy, and happy weekend!!!!!! Love u!!

Ohya!! Don't forget to vote and comment!!!!

Aleum And 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang