Sebuah harapan yang membawa kekecewaan.

58 11 1
                                    

Jimin dan Taehyung saling bertatapan, setelah itu kompak menatap Hoseok dan Namjoon bergantian. Sungguh, ternyata perkelahiannya kemarin itu sama sekali bukan main-main, terbukti dari sikap Namjoon dan Hoseok yang saat ini saling berdiaman. Saudara kembar yang selalu duduk berdampingan saat sarapan itu memilih saling berjauhan kali ini, sesekali melempar tatapan tajam satu sama lain. "Bagaimana ini?" Bisik Taehyung pada Jimin.

Sebenarnya, ini adalah pertama kalinya Hoseok dan Namjoon berkelahi besar seperti ini setelah waktu yang sangat lama. Jadi mereka tidak tahu harus berbuat apa. Jimin mengedikkan bahunya, setelah itu melanjutkan acara sarapannya. Masalahnya dimeja makan ini diisi oleh banyak orang, bukan cuma mereka saja. Banyak sekali anak-anak yang tinggal ditempat penampungan, kebanyakan dari mereka memiliki luka-luka dan lebam yang terlihat menyakitkan menurut Jimin, sangat berbeda dengan dia dan saudara nya "Eoh!" Jimin berseru, menatap kearah Taehyung. "Hari ini hari terapi Aleum!"

Netra Taehyung membulat, bibirnya merekah lebar berbentuk kotak. "Benar!" Dua saudara kembar itu melakukan tos penuh kemenangan mereka, setelah itu melanjutkan sarapan itu dengan hati yang tidak sabar menunggu sang kakak. Hari ini hari terapi Aleum dirumah sakit, itu artinya Seokjin akan datang dan membawa Aleum kerumah sakit seperti biasa, mereka semua bisa bertemu dengan Seokjin kemudian meminta sang kakak untuk membawa mereka pulang. Jika mereka pulang, Namjoon dan Hoseok akan berbaikan!!! Segala permasalahan yang tengah terjadi diantara mereka itu akan terselesaikan dengan keberadaan Seokjin.



"Kim Aleum! Saatnya pergi terapi!" Bibi penjaga itu memanggil Aleum dengan nada lembut, memasuki kamar dengan senyum tipis nya. "Saatnya pergi kerumah sakit." Ucapnya sambil membantu gadis itu untuk memakai jaket.

"Jin Hyung!!!!" Taehyung dan Jimin memekik bersamaan, sedetik kemudian berlari keluar dari kamar diikuti oleh Jungkook. "Jin Hyung disini! Jin Hyung ada disini!!!" Jimin berseru saat melewati ruang belajar, melakukan hal itu karena Namjoon dan Hoseok sedang berada disana dengan guru privat.

Sikembar yang saat ini sedang fokus pada soal-soal itu lantas saling bertatapan selama beberapa detik, setelah itu berlari meninggalkan kelas, tidak peduli pada seruan guru yang saat ini sedang mengajar. Jantung mereka berdetak kencang, sudah beberapa hari sejak mereka melihat Seokjin, dan mereka benar-benar merindukan sosok berbahu lebar itu. "Jin hy-..." Hoseok menelan ludahnya dalam-dalam saat sampai diruang tamu, harapannya tiba-tiba saja pupus, menguap keudara. Menatap pada Adik-adiknya yang juga sedang menelan kekecewaan mereka dalam-dalam beberapa langkah dihadapannya. Ia dan Namjoon bertatapan.

"Kita sudah dibuang Hoseok, saat ini hanya ada kita...." Namjoon melirih pelan, memutus tatapannya pada Hoseok dengan menunduk dalam, setelah itu berlalu meninggalkan ruang tamu yang diisi saudara-saudaranya yang kecewa, juga sesosok wanita asing yang tidak mereka kenali sama sekali. Satu-satunya orang yang ada ruang tamu itu hanyalah wanita asing itu, dan mereka tahu jika wanita itu yang akan membawa Aleum kerumah sakit untuk terapi, terlihat dari tas ransel mini milik Aleum yang ada ditangan wanita itu. Biasanya Seokjin yang selalu membawa tas itu.

"Hoseok Hyung..... Dimana Jin Hyung??" Pertanyaan dengan nada menyedihkan itu berasal dari bibir tipis milik Jungkook, bocah bermata bulat itu tengah menatapnya dengan netra berkaca. Hoseok hanya menggeleng pelan, ia juga tidak tahu.

"Eoh!!! Bibi dan Aleum!!" Taehyung berseru saat Bibi penjaga akhirnya datang bersama Aleum yang sudah lengkap dengan pita rambut juga jaket berwarna merah, jangan lupakan sepatu indah yang dibelikan Seokjin untuknya. Anak itu juga terlihat bingung, menjelajahi seluruh ruangan guna mencari sang kakak tertua. "Bibi, siapa wanita asing itu?" Tanya Taehyung tanpa basa-basi.

Bibi penjaga tersenyum manis, "Dia Bibi yang akan membawa Aleum-ie terapi." Jawaban itu lantas membuat seluruh bocah yang ada disana kembali menelan dalam-dalam kekecewaan mereka. Bibi penjaga menyamakan tingginya dengan Aleum, memperbaiki sejenak jaket milik Aleum, "Saatnya pergi." Ucapnya manis.

Aleum menggeleng pelan, anak itu mundur beberapa langkah kebelakang. Berusaha memperlihatkan penolakan nya. "Aleum-ie harus pergi, nanti kembali kesini lagi..." Bujukan itu berasal dari bibi penjaga, kembali mendekati Aleum. Gadis kecil itu lagi-lagi menggeleng, kali ini lebih kencang.

"Bibi, Aleum-ie tidak ingin pergi." Hoseok mendekati adik perempuannya, memberitahu Bibi penjaga tentang apa yang berusaha Aleum katakan lewat gerakan.

"Aniya, dia harus pergi.." Kata Bibi penjaga kepada Hoseok dengan lembut.

Wanita asing yang katanya akan membawa Aleum kerumah sakit lantas berdiri, mendekati Aleum yang saat ini tengah berdiri dibelakang Hoseok. "Namaku Jung Soo Hyun. Bibi akan membawa Aleum-ie kerumah sakit dan membawanya kembali kesini. Kau pasti ingin mendengar suara adikmu yang cantik, kan?" Soo Hyun berusaha berbicara dengan Hoseok. Ia menghela nafas, "Jika ingin mendengar Aleum-ie bernyanyi seperti gadis cantik lainnya, Aleum-ie harus rajin terapi. Benar, bukan?" Jelasnya dengan lembut, senyum cantik terpatri diwajahnya.

Hoseok mengangguk membenarkan, ia memang benar-benar ingin mendengar seluruh cerita adiknya itu. Bocah itu bergeser beberapa senti, membiarkan Aleum berdiri sendiri tanpa bersembunyi dipunggung nya lagi. "Halo Aleum-ie.." Sapa Soo Hyun lembut. Tangannya bergerak mengelus lembut surai kecoklatan Aleum yang indah.

Aleum diam, menatap Soo Hyun dengan netranya yang masih berkaca,  sedetik kemudian gadis itu menjatuhkan dirinya untuk berlutut, air matanya mengalir deras begitu saja, kedua telapak tangannya saling bertautan. Gadis itu memohon sambil menangis tanpa suara. Semua orang yang ada diruangan itu tentu saja terkejut, Hoseok dengan buru-buru mendekap adiknya, berusaha menenangkan adik bungsunya itu. Netranya ikut berkaca, takut sekali saat melihat Aleum seperti itu. "B-bibi.... Aleum-ie tidak ingin pergi, tolong jangan paksa." Ucapnya dengan suara bergetar. Bocah itu mengusak kasar netranya, tidak ingin menangis karena adik-adiknya yang lain tengah menyaksikan.

Hoseok hanya menyadari, jika saat ini hanya ia, Namjoon, Jimin, Taehyung, Jungkook, dan Aleum yang tersisa. Dan dirinya sebagai yang tertua, terlalu takut untuk melihat masa depan.

Saat ini dirinya yang harus memastikan semua orang baik-baik saja.

Saat ini ia tidak boleh memperlihatkan kelemahan nya pada siapapun seperti yang dilakukan Seokjin dulunya.

Saat ini sebuah benih kebencian tiba-tiba saja muncul dibilik hatinya yang sebelumnya bersih.

Saat ini sebuah benih kebencian tiba-tiba saja muncul dibilik hatinya yang sebelumnya bersih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hay guys!!! How are you??! Semoga selalu baik, yah!!! HUWAAAA KASIAN BANGET MEREKAAAAAAA.... JIN HYUNG JAHAT BANGET!!! NGGK DATANG-DATANG!!! HUWAAAAA!!!

Udah deh gitu aja buat hari ini, hope you enjoy and don't forget to vote and comment!!! PayPay!! MUAACHHH💜

Aleum And 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang