Hanya ingin Jin Hyung

63 14 0
                                    

"JIN HYUNG!!! AKU HANYA INGIN JIN HYUNG!!!! PANGGIL JIN HYUNG!!! JUNHKOOK-IE INGIN JIN HYUNG!!!!!" Teriakan bocah berumur empat tahun itu menggema diseluruh tempat penampungan, kaki dan tangannya menghentak keras. Sama sekali tidak bisa ditenangkan oleh siapapun, bahkan dengan Bibi penjaga. Jungkook tantrum, sebabnya karena merindukan Seokjin dan ingin kakaknya itu berada dihadapannya sekarang juga. Padahal bocah itu baru semalaman ditempat penampungan bersama saudaranya yang lain. "LEPAS!!! JUNGKOOK-IE INGIN JIN HYUNG!!!" Teriaknya. Air matanya berlinang diwajahnya yang memerah,  rambutnya acak-acakan, begitu juga dengan bajunya. Baru sehari ia ditempat penampungan, tapi bocah itu seakan berubah seratus delapan puluh derajat. Sama sekali tidak berselera makan, terus diam, sering sekali menangis, dan menjadi rewel, padahal sebelumnya anak itu baik-baik saja bahkan saat pemakaman ayahnya.

"Jungkook-ah... Tunggu sebentar lagi, Jin Hyung akan datang." Hoseok berusaha membantu Bibi penjaga, mendekati adiknya yang masih mengamuk dilantai kamar. Namjoon sedang bermain bersama Aleum, Taehyung dan Jimin yang untuk saja tidak seperti Jungkook.

"Jungkook-ie tidak ingin belmain disini!!!! Jungkook-ie ingin Jin Hyung!!!" Isakan anak itu semakin kencang, menghapus ingusnya dengan lengan.

Perkataan itu terus menerus berulang  dari bibir Jungkook sejak satu jam yang lalu. Sebenarnya anak itu kalem-kalem saja semalam, mulai seperti ini saat makan siang selesai. Mungkin karena tidak melihat Seokjin selama sehari. "Jungkook-ah, tidak apa-apa. Ayo bermain bersama Bibi." Bibi penjaga itu juga terlihat kewalahan, berusaha membawa Jungkook dalam gendongannya tapi tidak bisa karena anak itu memberontak terlalu keras.

"Bibi, biarkan saja. Biar aku yang menenangkan nya, Jungkook-ie tidak suka orang asing." Hoseok berucap tidak enak, menahan lengan Bibi penjaga itu. Jungkook itu memang tidak begitu nyaman dengan keberadaan orang asing, mungkin itu juga kenapa ia rewel sekali. "Bibi, bisa tinggalkan kami sendiri?" Tanyanya ragu-ragu. Bibi penjaga itu hanya menghela nafas pelan, setelah itu berlalu meninggalkan kamar. Hoseok juga ikut menghela nafas, duduk bersila tidak jauh dari Jungkook yang masih menangis. "Kookie ingin Jin Hyung tidak menjemput, yah??" Ia tiba-tiba angkat suara, berhasil memancing perhatian sang adik yang akhirnya duduk dan melihat kearahnya, walau anak itu masih menangis. "Jin Hyung tidak akan datang jika Jungkook-ie nakal..." Katanya. Tangisan Jungkook sontak bertambah kencang, takut sekali jika Seokjin tidak akan datang dan membawa nya pulang.

"Jin Hyung tidak membuang kita, kan?? Namjoon-ie Hyung bilang Jin Hyung membuang kita..." Bocah bermata bulat itu merengek sambil terisak, kakinya menghentak kencang kelantai kamar yang ditutupi karpet.

Hoseok lantas memejamkan matanya, menepuk dahinya pelan. Bibir anak itu mengatup rapat, berusaha menahan dalam-dalam kekesalan nya pada Namjoon. Aish, sial sekali saudara kembarnya itu. Apa susahnya mempercayai Jin Hyung disaat seperti ini? Kenapa Namjoon justru menambah masalah dan membuat semuanya semakin runyam? Padahal Namjoon itu jauh lebih cerdas daripada dirinya, seharusnya mengerti dengan betul apa yang terjadi saat ini. Ayolah, mereka baru sehari tinggal disini. Kemungkinan tentang Seokjin yang benar-benar membuang mereka masih jauh sekali,  Hoseok yakin kakak tertuanya itu tengah berusaha setengah mati untuk membawa semua orang pulang kerumah.

"ITU TIDAK BENAR!" Ia berseru, alisnya menukik, menatap tajam kearah Jungkook yang baru saja tersentak karena seruan nya. "Jin Hyung tidak akan melakukan itu! Jadi  berhenti menangis atau kita benar-benar akan dibuang!" Katanya dengan nada tegas. Tentu saja, bukannya berhenti menangis, tangisan milik Jungkook malah bertambah deras. "KUBILANG DIAM!!" Pekiknya kencang.

"Yak!! Kim Hoseok!!" Seruan itu terdengar setelah pekikan Hoseok, disusul oleh atensi Namjoon, Jimin, Taehyung, dan Aleum. Namjoon berkacak pinggang, menatap saudara kembarnya itu dengan pandangan marah. Bisa-bisanya Hoseok meneriaki Jungkook seperti itu, itu tidak benar! "Kau bilang ingin menenangkan nya! Kenapa malah meneriakinya?" Tanyanya dengan nada dongkol. Ia ingat sekali Hoseok berkata padanya akan mengatasi Jungkook.

"Ini semua karena kau memberitahunya hal bodoh yang tidak masuk akal!!" Suara Hoseok naik beberapa oktaf, ikut berkacak pinggang dihadapan Namjoon. "Cih, kau itu tidak tahu terima kasih sekali. Bagaimana bisa kau menuduh Jin Hyung membuang kita??!" Ia berdecih. Amarahnya benar-benar tersulut saat ini. Seokjin itu selalu memberikan yang terbaik untuk mereka, tapi bisa-bisanya Namjoon berfikiran seperti itu.

"Itu memang benar!! Petugas sosial itu membawa kita karena Jin Hyung yang menghubungi nya!! Kita terlalu banyak dan menyusahkan! Pikir saja! Jin Hyung juga ingin bersenang-senang tapi kita selalu mengikuti nya kemana-mana. Jin Hyung itu bukan Papa!! Dia hanya kakak kita, kakak kita!!!" Ucapan panjang itu keluar dari bibir Namjoon. Tidak lagi peduli jika ia baru saja 'berkelahi' dengan suadara kembar yang selalu ia lindungi itu, dan yang selalu melindungi nya. Juga tidak lagi peduli dengan adik-adiknya yang sudah menangis.

Hoseok menghembuskan nafasnya kasar, "Aish, jnjja!! Kalian semua jahat sekali!! Kenapa kalian tidak ingin percaya pada Jin Hyung??! Sebentar saja! Percaya padanya!" Bocah itu mengusap kasar netranya yang mulai berembun, "Papa sudah mati, Namjoon!! Satu-satunya orang yang selalu bersama kita itu Jin Hyung!!! Kau tidak lihat saat dia mengurusi semua orang sampai kelelahan??!"

"Berhenti...." Jimin akhirnya bersuara, maju beberapa langkah diantara Namjoon dan Hoseok.

"Karena itu dia membuang kita!! Dia sudah terlalu lelah!"

"BERHENTI!!!!" Jimin memekik kencang, "Berhenti berkelahi! Itu tidak baik!! Jin Hyung bilang tidak boleh berkelahi!! Aleum-ie ketakutan!!" Ia mendorong mundur Hoseok, setelah itu melakukan hal yang sama dengan Namjoon.

Namjoon dan Hoseok mendengus kencang, sama-sama melipat lengan mereka kedepan, mengedepankan ego yang sama sekali tidak ingin runtuh diantara dua saudara kembar itu. Namjoon yang berpendirian tinggi, dan Hoseok yang meledak setelah menahannya sejak lama. Pada akhirnya, mereka butuh Seokjin untuk berdamai.

HAY GUYS!! HOW ARE U??!!! Semoga selalu baik, yah!!! Woowww, setelah kulihat-lihat, ternyata cukup banyak yang nungguin Aleum and 7!!! Tapi nggk pernah comment, but it's okay!!!! Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAY GUYS!! HOW ARE U??!!! Semoga selalu baik, yah!!! Woowww, setelah kulihat-lihat, ternyata cukup banyak yang nungguin Aleum and 7!!! Tapi nggk pernah comment, but it's okay!!!! Hehe..

Gitu ada deh buat hari ini!! Hope you enjoy and don't forget to vote and comment!!! PayPay!!!

Aleum And 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang