Pembicaraan empat mata

27 7 0
                                    


Tok... tok... tok...

Pintu yang baru saja diketuk oleh Seokjin itu terbuka, Yoongi sipemilik kamar muncul dengan wajah datar nya yang menyiratkan rasa penasaran. Wajah pemuda itu pucat, beberapa bilir keringat terlihat hinggap diwajah nya."Kau baik-baik saja?" Tanya Seokjin. Yoongi mengangguk, masih menatap kakak nya dengan wajah penuh tanya.
"Aku ingin membicarakan sesuatu padamu setelah aku mengantar yang lain kesekolah." Seokjin berucap, menghela nafas pelan saat pintu kamar adik pertamanya itu menutup pintu setelah mengangguk pelan. Apalagi? Sepertinya Yoongi juga masih merasa kikuk setelah perkelahian mereka berhari-hari yang lalu.

Ia mengedikkan bahunya sekali, setelah itu berlalu keluar rumah untuk menyusul adik-adiknya yang sudah berkumpul dimobil. Jujur saja, sebenarnya pikirannya saat ini sedang berkecamuk. Huh, setelah memikirkannya selama berminggu-minggu ia akhirnya memutuskan untuk membicarakannya dengan Yoongi. Setelah perkelahian mereka, Seokjin pun merasa jika Yoongi memang harus tahu semua hal yang berkecamuk dipikirannya sekarang ini. Tentang adik-adik tersayang nya, tentang gadis kecilnya yang begitu berharga untuk nya.

"Hyung, kau bekerja hari ini?" Seokjin terkesiap, Pertanyaan itu menyadarkan nya. Hoseok dan Namjoon yang sudah berdiri diluar mobil itu menatap nya lekat. Huh? Sudah sampai? Seokjin baru sadar jika ia sudah memarkirkan mobilnya tepat didepan gerbang sekolah dua adiknya itu.

"Huh? Tidak. Hari ini Hyung-ie akan menjemputmu." Katanya sambil tersenyum. Hoseok dan Namjoon kompak mengangguk setelah itu berjalan beriringan kearah sekolah nya.



"Ada apa?"

Seokjin terhenyak pelan saat suara berat  itu menyambutnya begitu membuka pintu rumah. Lagi, ia menghela nafas, melepaskan sepatu dan jaketnya setelah itu berjalan menuju Yoongi yang sudah menunggu disofa. Ia duduk disana, jarinya saling bertaut, sebenarnya masih ragu tentang pembicaraan ini.

"Ada apa?" Yoongi mengulangi pertanyaannya, menatap kakaknya dengan tatapan menyelidik.

Seokjin menghembuskan nafasnya pelan, setelah itu balik menatap adiknya. "Ibu kandung Aleum datang." Katanya dalam sekali nafas. Hening, dua bersaudara itu sama-sama diam, Yoongi hanya bergerak menunduk menatap lantai. Seokjin yang menunggu respon Yoongi yang saat ini masih diam itu menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "A-aku aku tidak t-"

"Apa yang dia mau?" Yoongi bertanya dengan nada dingin nya.

Seokjin menggeleng pelan, "Saat itu dia datang beberapa hari setelah yang lain kembali dari tempat penampungan." Pemuda tampan itu diam selama beberapa saat. "Sebenarnya.... sebenarnya aku bertemu dengannya saat di pengadilan." Ia mengulum bibirya gugup. Air wajah Yoongi yang tadi datar berubah, alisnya mengerut kearah sang kakak. Seokjin meraup wajahnya kasar, bingung sekali saat ini. "Kau tahu aku menyewa pengacara untuk membawa yang lain pulang. Pengacara itu mencari tahu tentang Aleum." Ia berusaha menjelaskan. Tidak ingin ia dan Yoongi bertengkar lagi. Ia tahu, dirinya sangat salah kali ini.

"Siapa dia?"

"Huh?"

Yoongi meraup wajahnya kasar, " Siapa dia? Ibu kandung Aleum." Tanyanya. Nada frustasi samar-samar terdengar dipertanyaanya. "Dia menginginkan Aelum?" Pemuda pucat itu menambah pertanyan nya.

"Dia dipenjara saat melahirkan Aleum. Keluar saat Aleum berusia dua tahun, setelah itu menghilang. Aku juga tidak tahu kenapa dia tiba-tiba muncul lagi, tapi wanita itu sepertinya berusaha menemui Aleum beberapa kali." Jelas Seokjin. Ia menatap adiknya yang saat ini terlihat cemas, rasanya ini pertama kalinya ia melihat Yoongi se cemas ini. "Aleum... Papa adalah ayah kandungnya." Seokjin berujar pelan, setelah itu menunduk. Jujur saja, pernyataan itu pasti menyakiti hati adiknya. Kenyataan jika sang ayah benar-benar menghinati sang ibu itu pasti menyakiti hati Yoongi, sama sepertinya.  Yoongi itu sangat menyayangi ibu mereka.

Yoongi berdiri tiba-tiba, tubuhnya terhuyung sedetik kemudian. Seokjin tentu saja sontak berdiri, menahan lengan adik pertamanya itu, "Kau baik-baik saja?" Tanyanya khawatir. Ia melepaskan tangannya sata sang adik menepis nya. Yoongi menatap kakaknya, "Dia menginginkan Aleum?" Tanyanya dengan raut khawatir.

Seokjin menggeleng, "A-aku tidak tahu," Jawab nya tidak yakin.

Yoongi menggangguk, "Katakan padaku jika dia kembali. Jika dia menginginkan sesuatu, aku akan memberikan apapun padanya asalkan wanita itu tidak membawa adikku." Katanya sebelum berlalu memasuki kamarnya, meninggalkan Seokjin yang sama cemasnya.



"Yoongi-ah!! Makan malam siap!" Seokjin memekik dari meja makan, masih sibuk mengatur makanan yang baru saja selesai ia masak. Adik-adiknya yang lain sudah duduk ditempat mereka masing-masing, menunggu Seokjin membagikan mereka makanan.

Aleum tiba-tiba berdiri, tersenyum kearah Seokjin sambil menunjuk dirinya sendiri. Gadis berkuncir dua itu kemudian berlari kecil kearah kamar Yoongi, mengetuk nya pelan kemudian masuk tanpa menunggu. Beberapa detik kemudian gadis itu keluar dengan wajah kebingungan nya, menggeleng kearah kakak-kakaknya yang menatap nya. Namjoon lantas turun dari kursinya, ingin mencari tahu kenapa Aleum keluar dengan wajah penasaran. "Eoh? Yoongi Hyung tidak ada." Katanya sambil melihat kedalam kamar Yoongi.

Seokjin diam beberapa saat, bertanya-tanya kemana adik pertamanya itu pergi dijam makan malam. Sebenarnyaia sudah tidak melihat Yoongi sejak ia pulang setelah menjemput adiknya yang lain, mungkin saja adiknya iu keluar untuk menenangkan diri. "Baiklah, ayo kita makan." Ajaknya. Mungkin ia bisa menanyakan hal itu saat Yoongi pulang nanti, juga ingin membicarakan lebih lanjut bagaimana rencana adik nya itu tentang pendidikan nya, juga tentang Ibu kandung Aelum yang mereka bicarakan siang tadi.

"Jin Hyung, dua hari lagi Hyungmin berulang tahun. Pestanya ditaman!" Taehyung berucap dengan mulut penuh nya, memberitahukan semua orang tentang undangan pesta ulang tahun sahabat nya. "Bibi mengundang semua nya, Jin Hyung, Yoongi Hyung, Hoseok Hyung, Namjoon Hyung, TaeTae, Jimin-ie, Jungkook-ie, dan Aleum-ie!!" Serunya bersemangat. Ia dan Jimin bersemangat sekali saat Hyungmin menceritakan tentang persiapan pesta ulang tahunnya yang akan dilaksanakan sore hati ditaman apartemen dua hari lagi. Hyungmin bilang akan ada badut robot besar juga badut anpanman.

"Arasso, ayo mencari hadiah untuk Hyungmin-ie besok." Anak pertama keluarga Kim itu merespon dengan senyuman. Dirinya memang cukup mengenal Hyungmin sibocah menggemaskan yang katanya menyukai Aleum. Beberapa kali adiknya juga ia titipkan kepada ibu Hyungmin yang baik hati.

Hay guys, how are u? Semoga kalian selalu baik, yah~~ i know saat ini tuh lagi sulit bangettt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hay guys, how are u? Semoga kalian selalu baik, yah~~ i know saat ini tuh lagi sulit bangettt... but i believe them.... aku percaya sama mereka.. semoga kalian juga begitu, yahhh~~

Btw, Aleum and 7 ini udh mau end kawan-kawan!! Aku nggk tahu kalian ngikutin story ini sejak kapan, tapi kalian tahu nggk sih? Aku bikin story ini karena gamon ditinggal Bang Jin wamil :) ehh orang nya udh pulang story nya belom selesai, ehe'. Kalian tahu nggk sih? Pas member lain ikut wamil, aku tuh rasanya mau bikin story lagi buat buang rasa sedih aku, TAPI NGGK BISAAAA~~ tugas kuliah ku minta dipukul pke banget :( sebenarnya ada sih beberapa draft yang aku bikin dan udh hampir selesai, tapi aku keknya mau mempertanggung jawabkan Aleum and 7 sama GEMA dulu deh... kasian yang nungguinnnnn. Sebenarnya aku nggk sepenting itu, sih... xixixi. Tapi aku akan tetap menulis sampai kapanpun, karena menulis adalah safe space akuuuuu. Jadi nggk usah takut story-story ku nggk ber ending. Udah ah gitu aja, kebanyakan ngomong kan. Gitu aja buat hari ini guys, hope u guys enjoy and see u!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aleum And 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang