Perkelahian

76 13 0
                                    

"Tunggu sebentar... Rotinya sebentar lagi matang.. Okay?" Pemuda itu kembali melangkahkan kakinya menuju dapur begitu mendapat anggukan dari Jimin yang duduk dimeja makan, "Hoseok-ah!!! Tolong bangunkan Namjoon!!" Pekiknya sambil menyiapkan beberapa piring berisi makanan untuk adik-adiknya. Hari ini sebenarnya cukup sibuk untuknya, dan sialnya mereka semua bangun terlambat dihari yang cukup sibuk itu. Seokjin harus mengantar adiknya kesekolah, pergi ke restoran karena ada beberapa masalah, menjemput Aleum untuk dibawa terapi, pergi ke rapat orang tua disekolah Namjoon dan Hoseok, dan paling terakhir harus pergi kesupermarket karena bahan makanan mereka sudah menipis. Pikirannya kacau, belum lagi Yoongi yang berhari-hari tidak pulang dan bahkan mengacuhkan teleponnya.

Ia menunduk kala sebuah tangan menarik pelan ujung bajunya, Aleum berdiri disana sambil mengangkat sebuah sisir juga ikat rambut. "Baiklah, tunggu sebentar, hm? Jin Hyung akan melakukannya setelah selesai memasak." Katanya sambil mengusak sejenak surai sang adik. Aleum hanya mengangguk, setelah itu berjongkok disudut dapur sambil menatap kakaknya.

"Jimin-ah!! Bangunkan TaeTae dan Jungkook-ie, hmm?" Jimin mengangguk, setelah itu turun dari kursi kemudian berjalan menuju kamar. "HOSEOK-AH!! BAGAIMANA NAMJ-" Teriakannya itu berhenti kala suara pintu rumah yang terbuka kemudian tertutup terdengar. Ia melepaskan apronnya secepat kilat, tungkainya memacu menuju pintu rumah. "Yoongi-ah!" Yang dipanggil hanya diam, menunduk mengacuhkan kakak satu-satunya itu. Berlalu begitu saja tanpa membuka tudung jaket hitamnya. "Yoongi!!" Seokjin memekik, tegas kearah sang adik. Ia butuh setidaknya sebuah penjelasan dari Yoongi tentang kemana perginya anak itu selama berhari-hari dan kenapa tidak mengangkat telepon sama sekali.

Yoongi sama sekali tidak berhenti bergerak. "Berhenti atau aku akan menghukum mu." Katanya dengan nada tegas.

Berhasil, pemuda pucat yang saat ini wajahnya tertutupi tudung jaket itu menghentikan langkahnya tepat didepan pintu kamarnya. Ia berbalik, menatap kearah kakaknya dengan tatapan sinis, ia terkekeh geli, "Menghukum ku? Jangan berlagak, kita hanya berbeda satu tahun." Ucapnya.

Alis Seokjin menukik tajam, emosinya mulai terpancing setelah mendengar perkataan tanpa nada dari bibir Yoongi. "Berlagak?" Ia berkacak pinggang. Pemuda itu menghembuskan nafasnya kencang sesaat, "Dari mana saja kau?" Tanyanya. Berusaha menahan emosinya sekeras mungkin. Ayolah, ia tidak ingin menghancurkan pagi ini.

"Bukan urusan mu."

"YAK!!! KIM YOONGI!!!!" Bentakan itu meluncur dengan mudah dari bibir plum milik Seokjin. Berhasil memancing semua orang keluar dari kamar.

"Hyung... Semuanya baik-baik saja?" Tanya Hoseok. Menatap dua kakaknya itu bergantian, berhasil merasakan hawa panas yang begitu kentara diantara mereka. "Yoongi Hyung... Dari mana saja?" Tanyanya pelan pada Yoongi.

Yoongi bergeming, tidak menghiraukan pertanyaan Hoseok. "Dari mana saja kau? Kenapa tidak pernah mengangkat telepon?? Kenapa kau menjadi pemberontak seperti ini, Yoongi??" Tanya Seokjin frustasi, telapak tangannya itu mengeras, sama dengan rahangnya. "Kau tahu semuanya sudah cukup sulit, kenapa kau seperti ini dan menyusahkan ku??! Kau tahu aku tidak bisa terus-terusan mengawasim-"

"Kenapa tidak datang?"

Yoongi mengangkat kepalanya, menatap sang kakak tajam. Seokjin lantas berdecak, "Jangan mengalihkan pembicaraan."

"Kenapa kau tidak datang?"

Netra Seokjin merotasi, "Sudah kubilang jangan mengalihkan pembicaraan." Ucapnya tajam.

"Aku bertanya, kenapa kau tidak datang?" Pertanyaan itu diulang oleh Yoongi, kali ini dengan penekanan. Ia melepaskan tudungnya, netranya yang berkaca itu menatap tajam kearah sang kakak, wajahnya pucat memerah, "Kenapa kau tidak datang? Melupakan ku dan terlalu sibuk dengan semua orang yang ada disini. Kau sudah berjanji saat itu!!! Papa juga seperti itu!!! TAPI KALIAN!!! KALIAN-" Ia berhenti berucap, bendungan air mata yang sedari tadi memenuhi kelopak matanya itu sudah hancur, dadanya naik turun menggebu-gebu. "KALIAN SEMUA MENGINGKARINYA!!!" Lanjutnya.

Seokjin terkesiap, sontak menatap kearah kalender, "Kau tahu aku mempersiapkan nya sejak dulu.... Ini konser solo pertamaku..." Gumam Yoongi pelan, meraup kasar wajahnya saat menyadari jika Seokjin benar-benar melupakan nya. Melupakan penampilan paling penting yang ia persembahkan untuk keluarga. "Kukira semuanya akan baik-baik saja tanpa Papa, aku mempercayai nya saat kau mengatakan akan mengatasi semuanya. Tapi kenapa?"

"Yoongi-ah..." Lirih Seokjin pelan. Kakinya itu ia arahkan pada Yoongi, mendekati sang adik yang kacau. Sungguh, ia benar-benar bodoh. Seharusnya, seharusnya ia ingat. Penampilan itu sangat penting untuk Yoongi, sangat penting. Tahu betul adiknya itu mempersiapkan semuanya sejak lama, sangat lama.

Yoongi bergeming, sedetik kemudian memilih berlalu memasuki kamarnya tanpa sepatah kata apapun. Meninggalkan Seokjin dan adik-adiknya yang lain yang saat ini tengah terdiam.

PRANG!!!!!

Hoseok, Namjoon, Taehyung, Jimin, dan Jungkook lantas tersentak kencang, menatap kearah kamar milik Yoongi. Entah apa yang dilakukan Yoongi didalam sana, mungkin saja membanting sesuatu berbahan kaca. Sedangkan Seokjin masih diam ditempatnya berdiri sekarang. "Aluem!! Dimana Aleum?" Namjoon pertama kali sadar, mencari atensi Aleum diantara mereka.

Seokjin tersadar, setelah itu buru-buru memacu langkahnya menuju dapur. "Aleum-ah!!!" Panggilnya saat mendapati atensi gadis kecil yang tengah meringkuk disudut dapur. Tubuhnya bergetar, kuku-kukunya sibuk mencengkram lutut nya erat. "Maaf, maafkan Jin Hyung." Lirih Seokjin pelan. Tanpa basa-basi menarik Adiknya itu dalam dekapannya.

Ia menjatuhkan dirinya dilantai dapur, menatap kosong kearah sisir dan ikat rambut milik Aleum yang tergeletak dilantai.

Ia.... Ternyata dirinya tidak sebaik yang ia pikirkan.....

"Jin Hyung...." Hoseok melirih pelan. Berjongkok disamping Seokjin. "Semuanya baik-baik saja?" Tanya pelan. Telapak tangan anak itu hinggap dibahu sang kakak. Air wajahnya terlihat sendu. Sebenarnya memberanikan dirinya untuk menghampiri Seokjin setelah memperintahkan adik-adiknya yang lain kembali kekamar, ingin memastikan semuanya. Bagaimana pun, ini perkelahian pertama antara Seokjin dan Yoongi sejak ayah mereka pergi.

Seokjin lantas tersadar, ia menatap kearah Hoseok. "Hoseok-ah... Apa aku menghancurkan semuanya?" Pertanyaan pelan itu diiringi dengan tatapan sendu milik Seokjin, juga isakan tanpa suara dari Aleum.

Apakah dirinya cukup baik untuk membahagiakan adik-adiknya? Seokjin rasa tidak....

So!! HAY!!!! How are you???! Xixixi! Udah mau lebaran!!! Yayy!!! Dapat THR!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So!! HAY!!!! How are you???! Xixixi! Udah mau lebaran!!! Yayy!!! Dapat THR!!!

Btw!! Kalian sadar nggk seh?? Ini udah chapter 30 Aleum and 7!!! And one thing u guys need to know! Setelah chapter ini segalanya tidak lagi sama, HAHAHAHAHA(evil Laugh) segalanya tidak lagi segemoy yang kalian pikirkan, whahaha..... Selesainya chapter 30 ini menandakan jika konflik sudah didepan mata!! But, kalian nggk usah khawatir, nanti aku selingin sama yg gemoy-gemoy jga kok~ tenang.

Btw... Kasian banget Kim bersaudara ini!!Kakaknya pada depresot :) kasian Hoseok, Namjoo, Jimin, Taehyung, Jungkook, sama Aleum :( semoga masa kecil kalian bahagia selalu deh... Tapi keknya klo Author nya Kiya bakal sulit deh punya masa kecil bahagia, awokawok...

Aleum And 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang