Berbohong

129 13 1
                                    

Seokjin tersenyum kecil didepan hidangan masakan yang sedang ia kerjakan. Makan malam sebentar lagi siap, salah satu kejadian yang paling Seokjin suka adalah saat mereka berkumpul dan saling tertawa. Dan ia bisa mendapatkan itu saat sedang makan malam. Bersyukur ia bisa memasak dengan tenang kali ini, adik-adik nya itu tengah sibuk menonton serial televisi, jadi dia tidak perlu diganggu oleh kericuhan para lelaki super aktif yang selalu mengekorinya kemana-mana.

BUKK.....

Seokjin melempar lap dapur yang sebelumnya ia pegang, berlari cepat menuju ruang televisi tempat adik-adiknya berkumpul. Apron berwarna pastel yang melekat ditubuhnya sama sekali tidak ia hiraukan, hanya sempat melempar kain lap juga sarung tangan karet saat ia berlari. "Ya Tuhan!"

Ia menangkup wajah Aleum yang berlinang air mata dibelakang sofa. Memanjangkan tangannya, mendekap adik nya itu erat setelah berhasil mengeluarkan nya dari belakang sofa.  Tangannya bergetar saat mengelus lembut punggung Aleum, berusaha menenangkan adiknya itu yang menangis tanpa suara. "Mianhae, yang mana yang saki? Gwencana?" Ia tahu adiknya tidak akan menjawab, tapi rasanya ia ingin mendengar langsung jika Aleum-nya baik-baik saja.

"Apa yang terjadi?"

Ia beralih, menatap kearah tiga anak lelaki yang saat ini sudah diam dengan kepala menunduk. "Tidak ada yang ingin menjelaskan?" Tanyanya dingin.

Tidak lama terdengar isakan dari Jungkook, disusul Taehyung yang juga ikut menangis. "Hyung-ie, mianhaeee..... Kami tidak menjaga Aleum dengan baik. Dia terpeleset." Jimin mengangkat kepalanya, mata sipitnya kini sudah berlinang air mata, tapi isakannya berusaha ia tahan sekeras mungkin.

Seokjin diam sesaat, "Tidak ada kebohongan, Kim Jimin." Isakan anak berpipi tembem itu akhirnya lepas, ia kemudian kembali menunduk dalam. Seokjin bisa melihat adiknya itu meremas kedua tangan mungilnya kuat. Seokjin tahu adiknya berbohong, ia tahu bagaimana Jimin.

"TIDAK ADA YANG MAU MENJELASKAN?!"

Mereka menegang, Seokjin baru saja berteriak kencang dihadapan mereka.  Hoseok dan Namjoon yang sebelumnya ada dikamar sontak keluar dari kamar mereka, "Hyung-ie, Wae??" Hoseok berdiri didepan adik-adiknya, menyembunyikan tatapan tajam Seokjin yang mengarah pada tiga adiknya. Sedangkan Namjoon memilih menarik tangan Aleum dan membawanya kekamar tanpa suara, kemarahan Seokjin sama sekali tidak bagus untuk Aleum.

"Masuk kekamar, Hoseok." Hoseok lantas menggeleng kencang, memberitahukan penolakannya dengan terang-terangan.

Hoseok berbalik kearah adiknya, memeluk mereka erat dengan bisikan penenang. "Masuk kekamarku, aku akan memberikan kalian cemilan disana." Bisiknya pelan dengan senyuman.

Ia kembali berhadapan dengan Seokjin begitu adik-adiknya itu berlari menuju kamarnya dengan cepat. "Hyung!!! Tarik nafas!! Kita harus bersabar...." Ujarnya mendekati Seokjin. "Mereka masih kecil.... Sama dengan Aleum! Terjatuh saat bermain tidak apa-apa." Seokjin menghela nafasnya, apa ia baru saja diceramahi anak berusia delapan tahun? Ia tersadar, kemudian melepaskan apronnya tanpa suara.

"Kau.... Baru saja berteriak sangat kencang pada mereka." Lanjut Hoseok pelan, setengah berbisik pada sang kakak. Merasa jika ia harus menyadarkan Seokjin dari kekhilafan kakanya itu, tahu jika ia harus menjadi penengah saat kakaknya yang lebih tua seperti ini, dalam kasus kali ini, tidak ada Yoongi, kakak keduanya mungkin sedang sibuk mengerjakan tugas dengan pendengar suara yang menutup telinganya, jadi kali ini ia harus bertindak sebagai penengah.

Seokjin menatap Hoseok, adiknya itu seakan mengingatkan nya, dengan wajah polos dan alis terangkat.

"Maaf...." Lirihnya pelan.

Hoseok menggeleng, "Em... Em.. Em...." Ia mengangkat jari telunjuknya, menyilangkannya didepan wajah Seokjin. "Kau harus meminta maaf pada mereka." Kata anak itu sebelum akhirnya berjalan memasuki kamarnya. Ia sudah menjanjikan Snack pada tiga adiknya.


"Ssst.... Jin Hyung hanya terkejut. Jangan menangis, ambil ini." Hoseok berdesis pelan, menepuk satu persatu bahu sang adik yang masih terisak. Memberikan jelly yang ia ambil dari dalam nakasnya. Anak delapan tahun itu duduk bersila dihadapan tiga adiknya. "Dimana Aleum dan Namjoon?" Tanya Hoseok.

"Yoongi Hyung." Lirih Taehyung pelan.

Hoseok mengangguk,  "Bagaimana jika kita memakan jelly nya sambil bercerita?" Tanya Hoseok. Ia tersenyum lebar, kedua alisnya terangkat. Senyum itu luntur setelah beberapa saat, tidak ada satupun dari adik-adiknya yang bersuara. Bahkan jelly yang ia berikan tidak pernah menyentuh bibir mereka, hanya pegang. Jimin, Taehyung, dan Jungkook hanya terus menunduk. "Tidak ada yang ingin bercerita?" Alis Hoseok berubah menjadi berkerut. Ia terlihat kebingungan kali ini.

"Maaf..." Jimin tiba-tiba saja bersuara. Sepertinya merasakan tekanan karena dia yang tertua diantara Jungkook dan Taehyung. "Kami terlalu bersemangat. Sangat. Tidak sengaja mendorong Aleum..." Hoseok menghela nafas, melipat bibirnya dengan dahi yang mengerut selama beberapa saat.

"Jadi kenapa berbohong???" Tanya Hoseok lembut. Sepertinya mulai mendapat jawaban.

Jimin diam sesaat, "Takut." Singkat, padat, dan jelas. Bocah berbibir plum itu nyatanya terlalu takut untuk mengaku setelah melukai adiknya. Takut Seokjin akan menghukum nya, atau menghukum dua adiknya. "Maaf..." Lanjutnya pelan.

Hening, sepi sesaat didalam kamar itu.

PUK...

Hoseok menepuk lembut surai sang adik satu persatu, "Terimakasih karna sudah jujur." Senyum Hoseok terbit saat tiga bocah yang lebih muda darinya itu mendongak dan menatapnya dengan raut terkejut. "Kalian sangat berani karena sudah bercerita dengan jujur." Ujarnya.

"Hyung..." Taehyung melirih. Terharu sekaligus lega.

Senyum Hoseok semakin lebar, "Tapi lain kali tidak tidak boleh berbohong. Kalian tahu, kan rasanya dibohongi? Rasanya buruk. " Tiga bocah itu mengangguk, mengerti dengan ucapan Hoseok.

"Sepelti saat Jin Hyung belkata ice cream bisa membuat botak?" Jungkook tiba-tiba saja menyahut, kedua alisnya terangkat tanda penasaran. Menatap kearah kakaknya satu persatu. Tawa mereka pecah saling bersahutan memenuhi seluruh kamar.

HAYY GUYSSSSSSS!!!!!!!!! HOW ARE U??!!!!! SEMOGA SELALU BAIK YAHH!!!!!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAYY GUYSSSSSSS!!!!!!!!! HOW ARE U??!!!!! SEMOGA SELALU BAIK YAHH!!!!!!!!

GIMANA SAMA CHAPTER INI????? Hihihiii, chapter ini tuh membuktikan klo Seokjin juga masih pemuda biasa yang kadang kehilangan kesabaran, dia emang family man banget tapi nggk sesempurna itu, and anak-anak tuh emang seceroboh ituuu~~ mereka tuh sebenarnya nggk berniat, tapi kadang terlalu semangat jadi nggk sadar, hehe. Kali ini Yoongi nggk muncul dlu, lagi kerja tugas kampus.

Gitu aja deh buat hari ini!!!!! Don't forget to vote and comment biar aku tambah semangat nulisnya!!!!! See u in next week!! Love uuu!!!

Aleum And 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang