Mereka kemana?

64 12 1
                                    

"NEE?!!"

Bola mata Seokjin membulat, rasanya urat-urat menjadi lemas sesaat setelah mendengar kabar tidak mengenakkan dari salah satu guru taman kanak-kanak adiknya. "Maafkan kami, kami sudah menghubungi polisi, dan mencari mereka." Raut bersalah itu sama sekali tidak bisa membuat Seokjin tenang. Tentu saja tidak bisa tenang, ia kehilangan adiknya!! Dua adiknya! Dan kenapa dirinya baru mengetahui hal ini? Bukankah seharusnya ia dihubungi sejak awal?!

"Maksudnya? Dua adikku hilang?" Tanyanya tidak percaya.

Guru-guru yang saat ini berjejer dihadapannya itu mengangguk serempak, lantas memancing sebuah gelengan dari Seokjin. "Bagaimana bisa? B-bagaimana dengan Jimin dan Taehyung??" Ia kelabakan, rasanya tidak lagi sanggup untuk mengutarakan amarahnya. Pikirannya kacau begitu saja saat mengetahui jika dua adiknya, Jungkook dan Aleum menghilang dari taman kanak-kanak.

"Mereka ada didalam.." Tungkai milik Seokjin lantas memacu tanpa basa-basi memasuki salah satu ruangan yang ada disana, tungkainya itu berhenti bergerak selama beberapa saat begitu mendapati dua atensi bocah kecil yang saat ini tengah menangis sesenggukan.

"TaeTae, Jimin-ah..." Gumaman pelan itu sontak saja menarik perhatian mereka.

"Hyung!!!!" Tangis mereka bertambah kencang, kompak turun dari kursi dan mendekati Seokjin. "A-aleum-ieee.... Jungkook-ie.... Dimana mereka?? Apa kau sudah menemukan mereka??" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir plum milik Jimin, air matanya tidak berhenti mengalir.

"Jin Hyung..... Bagaimana jika mereka ketakutan? bagaimana jika orang jahat membawa mereka..." Taehyung menarik nafasnya dalam-dalam, isakannya membuat anak itu kesulitan untuk berbicara, "Telepon Papa sekarang.... Minta Papa mencari mereka..." Tambahnya.

"Tidak apa-apa, Kalian tunggu disini bersama ibu guru, hmm? Jin Hyung akan mencari mereka sampai dapat." Ujar sambil menghapus jejak-jejak air mata disetiap wajah adiknya. Ia la tas berdiri sesaat setelah mendapat anggukan dari dua adiknya itu, "Tolong jaga mereka dengan baik." Pintanya pada guru yang ada disana. Tungkainya itu ia langkahkan selebar mungkin untuk mencari adiknya, ingin sekali rasanya menangis. Bagaimana jika adik ga ketakutan seperti yang dikatakan Taehyung? Bagaimana jika orang jahat mengganggu adiknya? Dadanya berdegup kencang bersamaan dengan kakinya yang memacu juga netranya yang menajam menatap sekitar. Dalam hati ikut merutuki dirinya juga, seandainya ia tidak lupa untuk menjemput adik-adiknya, seandainya ia lebih memperhatikan semuanya.

Rasanya kacau sekali sejak ia dan Yoongi berkelahi kemarin, Yoongi lagi-lagi tidak pulang, ditambah keadaan restoran yang sialnya saat ini sedang bermasalah. Semua itu berhasil membuatnya lupa dan melakukan kesalahan besar seperti ini. Jungkook dan Aleum itu selalu bersama. Sejak Aleum datang saat pemakaman ayah mereka, Jungkook sama sekali tidak ingin jauh-jauh dari adiknya itu.



"Aleum-ie tidak apa-apa... Jungkook-ie ada disini untuk Aleum... Tidak apa-apa..." Bocah berusia empat tahun itu sibuk menenangkan adik perempuan nya yang sejak tadi menangis sesegukan, sesekali menepuk punggungnya guna menenangkan. "Jin Hyung akan datang sebental lagi, tenang...." Ucapnya sekali lagi. Terus menerus memberi kata penenang untuk Aleum kendati dirinya juga tidak tenang. Bibir anak itu melengkung kebawah, sebenarnya ingin menangis juga saat mengingat Jin Hyung.

Jungkook juga tidak tahu, beberapa saat yang lalu ia melihat Aleum keluar dari pagar taman kanak-kanak sendirian, jadi ia memilih mengikuti nya dan berakhir tersesat seperti ini.
Mereka tersesat sekarang, tempatnya tidak terlalu ramai, banyak sekali sampah yang berserakan, padahal Jin Hyung bilang kita tidak boleh membuang sampah sembarang. "Aleum-ah... Ayo cali Jin Hyung.... Jin Hyung pasti mencali kita.." Ajaknya. Tangan mungilnya menarik telapak tangan sang adik lembut. Instingnya bilang ia harus membawa adiknya pergi dari sini, dan bocah itu memilih mengikuti instingnya.

Langkah kaki kecil yang bersahutan dijalanan itu diiringi dengan isakan Aleum yang sekali-kali terdengar, juga Jungkook yang menatap sekitarnya guna berusaha mencari jalan yang ia rasa familiar. "Aleum-ah... Jungkook-ie tidak tahu dimana ini.... Jungkook-ie takut..." Katanya pelan pada Aleum setelah berjalan selama beberapa saat. Tangis bocah itu pecah sedetik kemudian, begitu juga dengan Aleum yang memang sejak tadi memang menangis. Mereka berhenti dipinggir jalan, berjongkok disana sambil menangis kencang. Dan apakah kalian tahu? Sialnya tidak ada satupun orang dewasa yang mencoba menolong mereka. "Aleum-ah... Bagaimana ini??? Kita akan menjadi pengemis...." Tangisan Jungkook semakin kencang. Sungguh, ia tidak ingin jadi pengemis, tidak suka jika wajahnya terlihat kotor.

Jungkook meraup wajahnya kasar, berusaha menahan isakannya, menatap wajah-wajah asing yang berjalan melewati mereka, ia berdiri, mendeteksi raut wajah dari orang-orang, "Paman...." Anak itu terdiam, menarik kembali lengannya yang tadi terangkat untuk meminta tolong pada sesosok pria tua yang melewati nya begitu saja. Ia menghela nafas pelan, anak berumur empat tahun itu berusaha menahan tangisannya sekeras mungkin. Ia berbalik, menggapai telapak tangan sang adik kemudian membawanya. Berusaha membangun kembali keberanian nya untuk meminta tolong pada siapapun. "Pelmisi.. Bi-"

"JUNGKOOK!! ALEUM!!!"

Perhatian kedua anak itu lantas teralih, kompak menoleh saat suara tak asing itu meneriaki nama mereka. Tangisan Jungkook kembali pecah, sedetik kemudian tubuhnya didekap erat oleh pemuda pemilik bahu lebar. Jari-jari kecilnya mencengkram erat jaket yang dikenakan sang kakak. "Jin Hyung menemukan kami... Jin Hyung disini..." Gumamnya pelan. Satu tangannya sama sekali tidak melepaskan Aleum sedikit pun, dua tubuh mungil yang sebelumnya bergetar karena ketakutan itu akhirnya kembali tenang, dan Kim Seokjin kembali mendapatkan adik-adiknya.



Seokjin menatap langit-langit kamarnya kosong, disisinya Jungkook dan Aleum berbaring sambil memeluk nya. Suara nafas teratur Aleum sudah terdengar dari tadi, begitu juga dengan Jungkook. Wajah kedua adiknya itu bengkak setengah mati, tidak berhenti menangis sampai-sampai tertidur dipelukan nya.

"Jin Hyung..." Seokjin tersentak pelan, sontak menatap kearah Jungkook yang berada disebelah kanannya.

"Eoh?? Kenapa bangun?" Tanyanya setengah berbisik.

Jungkook menggeleng pelan, "Hyung.... Aleum-ie akan tinggal dengan kita selamanya, kan?" Lirih nya pelan, menatap sang kakak dengan netra bulatnya yang berkaca, sesekali mengerjap pelan guna menghilangkan kantuknya.

Seokjin lantas berbalik sepenuhnya kepada Jungkook, mendekap adiknya itu erat-erat. "Tentu saja."

"Jin Hyung... Aleum-ie mengikuti Bibi aneh... Bibi aneh beldili dibalik pohon... Kookie tidak tahu siapa dia...." Lirihan pelan itu terdengar sesaat sebelum netra Jungkook benar-benar tertutup. Anak itu kembali jatuh kealam mimpinya dengan Seokjin yang mendekapnya erat. Meninggalkan sang kakak yang saat ini terpaku diposisinya, jantungnya berdegup kencang, entah mengapa.

Rasa takut tiba-tiba saja menghinggapi dadanya.

Long time no see!!! Hayhay!!! How are u?? Semoga selalu baik, yah~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Long time no see!!! Hayhay!!! How are u?? Semoga selalu baik, yah~~~


Aleum And 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang