06. AMARAH ASTALA

1.7K 199 22
                                    

Jangan Lupa Vote, Koment & Shere

FOLLOW AKUNKU DULU YA!!

Tolong tandai typo

Pagi ini, langit tampak cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, langit tampak cerah. Jalanan ibu kota tampak ramai dengan pengemudi, suara klakson saling bersautan membuat jalanan semakin ramai. Gadis dengan motor meticnya itu dengan sabar menunggu lampu lalu lintas berganti warna.

Moodnya langsung buruk saat melihat Astala duduk di kursinya, sepertinya cowok itu sengaja menunggu dirinya. Ia tetap berjalan, ia meletakkan tasnya di atas meja lalu duduk di kursi lain.

"Renja" panggil cowok itu.

Seolah tuli, gadis itu sama sekali tidak merespon Astala. Ia benar-benar ingin hidup tenang seperti dulu, sebelum mengenal Astala.

"Renja!" panggilnya lagi, kini dengan suara yang lebih tegas. Namun Renja masih mengabaikannya.

"RENJANA ADHISTI!"

"APASIH?!"

Mereka saling menatap tajam. Astala menarik tangan Renja, tapi gadis itu menyentaknya.

"Lo kenapa sih?!" ujar Astala.

"Lo yang kenapa, kenapa lo selalu ganggu hidup gue, kita bahkan baru kenal!"

"Lo mau tau alasannya, hm?" Astala semakin mendekat kepada Renja. "Karena gue cinta sama lo!" ujarnya lantang.

Semua orang yang berada di dalam kelas terdiam, mereka menonton mereka berdua dengan hikmat.

"Cinta?," Renjana tertawa pelan, "lo pikir gue percaya? Gak! Cinta itu palsu, gak ada yang namanya cinta di dunia in!i" ujarnya tegas.

"Kenapa lo gak percaya kalau gue cinta sama lo?!"

"Karna gue benci kata itu! Berhenti...berhenti sampai di sini, gue gak mau lagi berhubungan sama lo!" ujar Renja lalu pergi dari kelas.

"RENJA!" teriak Astala frustasi.

Naya menggigit kukunya, ia fokus menonton Astala dan Renja. "So Sweet" ujarnya.

"Mata lo so sweet, Astala jadi sadboy, sweet di mananya?" ujar Alvin.

"Gak tahu, tapi manis aja."

"Gila"

"Yee...lo yang gila, dasar ketua kelas resek"

***

Lapangan basket tampak ramai, hal itu bukan tanpa sebab. Anak Basket sedang melakukan latihan untuk pertadingan basket dengan sekolah lain bulan depan.

Renja duduk dipinggir lapangan sendirian, ia menatap anak-anak basket yang tengah berlatih. Tatapannya bertemu dengan taatapan seorang cowok yang terus memandangnya. Ia hanya acuh dan tidak peduli.

NABASTALA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang