Jangan Lupa Vote, Koment & Shere
FOLLOW AKUNKU DULU YA!!Tolong Tandai Typo Ya
Sunyi, itulah yang dirasakan seorang gadis yang tengah duduk terdiam di balkon apartemennya. Ia kembali mengingat kenangan masa kecilnya bersama kedua orang tuanya, dulu hidupnya begitu sempurna. Tapi semua itu hancur saat wanita itu datang, keluarganya hancur saat Ayahnya lebih memilih bersama perempuan lain dari pada ia dan Bundanya.
Renja mengerjapkan matanya hingga tanpa sadar satu tetes air matanya keluar. Jika boleh jujur, ia sangat merindukan Ayahnya, tapi rasa benci dan kecewa dalam hatinya lebih besar. Dering ponsel membuyarkan lamunanya. Tertera nama sang Kakek di layar ponselnya, gadis itu langsung mengangkat telpon dari Kakeknya.
Ia sebenarnya mempunya dua ponsel, satu dari Kakeknya sedangkan satu lagi dari Pamannya, dan ponsel yang dibawa oleh Astala adalah pemberian dari Pamannya.
"Hallo"
"Kamu nangis?"
"Enggak" jawab Renja dengan suara serak.
"Kamu itu gak bisa bohongin Kakek, suara kamu serak gitu"
Pecah sudah tangis Renja. "Renja kangen Bunda, Kek" ucapnya dengan sesenggukan.
"Ambil foto Bunda kamu, peluk dia. Kamu juga bisa doain bunda kamu. Jangan seperti Bundamu yang masih menyanyangi laki-laki seperti Ayahmu itu, kamu berhak untuk membencinya!"
Mereka mengobrolkan banyak hal, Renja menceritakan semua keluh kesahnya. Hanya dua laki-laki di dunia ini yang ia sayangi, Kakek dan Pamannya.
Setelah mematikkan sambungan telponnya, Renja berjalan menuju kamarnya. Ia membuka laci di meja belajarnya, di sana ia menemukan beberapa album foto. Gadis itu membuka satu album yang terletak paling bawah, itu adalah album pernikahan kedua orang tuanya dulu.
Renja tersenyum pedih, bahkan Bundanya masih menyimpan album foto pernikahan dengan Ayahnya. Sedangkan Ayahnya sudah memiliki album pernikahan dengan wanita lain. Entah terbuat dari apa hati Bundanya.
"Kalau gue jadi Bunda, udah gue bakar semua" ujarnya.
Renja dapat melihat senyum baagia dan tulus di wajah kedua orang tuanya, meskipun pernikahan di adakan secara sederhana larena dulu Ayahnya belum sesukses sekarang. Renja menemukan amplop bersisi surat, dengan tulisan "Untuk Suamiku, Narandi"
Dari tulisan itu, ia dapat mengerti jika surat itu ditulis untuk ayahnya, Narandi Prasetya. Renja menunduk sedih, haruskah ia memberikan surat ini kepada Ayahnya. Setelah hampir bertahun-tahun ia tidak pernah kembali ke rumah itu dan bertemu Ayahnya. Dengan modal nekat, Renjana memutuskan untuk menyerahkan surat itu kepada Ayahnya.
Renjana menaiki motor meticnya. Saat tiba di depan pintu gerbang rumah mewah itu, Renja mengepalkan kedua tanganya, ingatan tentang bagaimana Ayahnya dulu membawa perempuan lain masuk ke dalam rumah ini lalu mengusir ia dan Bundanya kembali berputar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NABASTALA!
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] [ON GOING] Perselingkuhan yang dilakukan ayahnya, membuat Renja tidak percaya dengan cinta dan laki-laki. Ia sangat membenci kedua hal itu. Baginya hidup tanpa dua hal itu adalah sesuatu yang membahagiakan. Hingga takdir...