Jangan Lupa Vote, Komen & Shere
FOLLOW AKUNKU DULU YA!!Tolong Tandai Typo
Cowok dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah dan kaos berwarna hitam itu menatap dalam rumah di depannya. Ia sudah berdiri di situ sejak sepuluh menit yang lalu.
"Lintang" panggilan itu membuatnya menoleh ke samping.
Lintang menatap Naya dengan lekat. Naya terlihat cantik dengan mukena berwarna putih, dengan tangan kanan membawa sajadah. Sepertinya gadis itu baru saja menyelesaikan ibadah di Masjid.
Naya tidak sendirian, ada Ayahnya di sampingnya. Ayah Naya menatap Lintang datar.
"Nay" Lintang mendekat. Ia menyalimi tangan Ayah Naya.
"Naya, masuk!" Naya menatap Ayahnya, ia menggelengkan kepalanya pelan.
"Sebentar aja, Yah" ujarnya memohon.
"Ayah bilang masuk!"
Naya menundukkan kepalanya saat melihat tatapan Ayahnya yang begitu tajam.
"Masuk aja, Nay. Gak papa" ujar Lintang dengan senyum tipis.
Naya masuk ke dalam rumahnya, ia sempat menoleh ke belakang menatap Lintang yang juga sedang menatap dirinya. Cowok itu mengangguk dengan senyum tipis.
"Mau apa lagi kamu? Sudah saya bilang jangan pernah dekati putri saya!"
"Om, saya cinta sama Naya" ujar Lintang.
"Cinta? Kalian itu berbeda, mau sampai kapan pun gak akan bisa bersama! Sekarang lihat kalung kamu, dan lihat apa yang selalu Naya pegang untuk berdzikir!"
Lintang menunduk, itu benar sampai kapanpun kita tidak akan bisa bersama.
"Sekali lagi saya tegaskan!" Lintang menatap pria di depannya. "Jangan pernah mencoba mendekati putri saya lagi!" ujarnya lalu masuk ke dalam rumah dan memerintahkan satpam di rumahnya untuk mengunci gerbang.
Lintang menunduk menatap kalung salip yang ia gunakan, ia tertawa miris. Kenapa ia harus jatuh cinta kepada orang yang berbeda keyakinan dengannya. Ia mendongak menatap jendela kamar Naya,
"Naya, maaf" ujarnya pelan. Ia segera pergi dari sana.
***
Bel tanda istirahat pertama sudah berbunyi, Astala dan ketiga temannya berjalan menuju kantin. Sudah tiga hari semenjak Astala membawa Renja ke rumahnya. Setelah hari itu, Astala masih terus berusaha untuk meluluhkan hati Renja. Mereka langsung duduk di meja bagian paling pojok.
"Oh ya, gue kemarin dikejar tante girang, njir" ujar Bumi.
"Lo godain pasti" ucap Mahes.
"Kagak sumpah. Gue tuh lagi beli cilor di pinggir jalan, eh tiba-tiba ada tante-tante makeupnya kek dosanya si Lintang, tebel banget"
KAMU SEDANG MEMBACA
NABASTALA!
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] [ON GOING] Perselingkuhan yang dilakukan ayahnya, membuat Renja tidak percaya dengan cinta dan laki-laki. Ia sangat membenci kedua hal itu. Baginya hidup tanpa dua hal itu adalah sesuatu yang membahagiakan. Hingga takdir...