"Kamu tersesat?"
Pemuda dengan wajah yang tampan dan sorot mata tajam itu bertanya pada win. Tidak bisa win pungkiri dia takut, tetapi wajah pemuda dihadapannya ini memberi kesan tenang padanya. Pemuda tersebut sadar jika win ketakutan. Dia mencoba menenangkan win dengan mengelus surai pemuda bergigi kelinci tersebut namun win menjauh, menghindari sentuhannya.
"Tenang ya, tenang, kamu aman"
"Bagaimana aku bisa aman jika aku sedang tersesat dan berpisah dari saudara-saudaraku"Win menangis tersedu hingga menarik atensi orang-orang yang melewatinya. Pemuda tersebut meringis, pasalnya dia takut warga disekitarnya berlari dan akan menghajarnya karena membuat seseorang menangis di malam perayaan.
"Hey hey tenang tenang, kamu jangan nangis, tolong! Orang-orang disini bisa saja menghajarku karena mereka pikir aku membuatmu menangis"
"Baiklah ayo kita ke tepi dulu, akan kubelikan kamu teh atau minuman yang menenangkan, mungkin dengan kudapan manisan jahe"Pemuda itu masih berusaha membujuk win. Win yang menyadari pandangan orang disekitarnya berpikir mungkin pemuda ini benar. Dia tidak ingin dikenali apalagi jadi pusat perhatian, jadi mungkin tidak ada salahnya menepi sebentar.
"Namamu siapa?"
Pemuda tersebut membuka percakapan setelah keduanya duduk disalah satu kios penjual manisan.
Win bingung, haruskah ia memberi tahu namanya?."Namaku meta" sepertinya ini pilihan yang bagus, batin win.
"Meta, namaku bright. Kalau boleh tau, darimana asalmu?"
"A-aku, aku dari Agrosa"
"Aku dari Gaelic"
Oh alpha ternyata, win hanya mengangguk saja."Aku sering bermain-main di Agrosa, tetapi aku tidak pernah bertemu denganmu"
"Memangnya wilayah agrosa hanya selebar telapak tanganmu? Itu tandanya kamu kurang jauh mengelilingi agrosa. Lagipula aku juga tidak terlalu suka keluar rumah hanya untuk hal-hal yang tidak penting"
sungguh win benci sekali berbohong."Hmm benar juga, meta kamu bilang kamu tersesat dan terpisah dari saudara-saudaramu? Seperti apa ciri-ciri saudaramu? Biar aku bantu cari"
Bright menawarkan bantuannya. Selain tidak tega melihat wajah bingungnya, bright juga merasa harus melindungi meta. Entah untuk apa yang pasti bright ingin bersama meta, setidaknya untuk waktu yang sedikit lebih lama.
"Saudara-saudaraku laki-laki"
Bright masih menunggu meta melanjutkan bicaranya. Tapi ternyata hanya itu yang dia katakan.
"Sudah? Itu saja? Hufftt... Meta, festival lentera ini sangat besar, bagaimana bisa aku mencari jika ciri-cirinya hanya laki-laki"
Meta menghela nafas lalu menggeleng.
Sungguh bright merasa ingin mencubit pipinya dengan gemas. Bagaimana mungkin agrosa, wilayah yang menjadi ladang bermainnya selama ini menyembunyikan permata seindah meta. Dan semakin bright melihat wajah meta, dia semakin takjub. Dia teringat akan pembicaraannya dengan kakak-kakaknya dulu, hanya ada satu klan yang memiliki kelebihan dengan wajahnya yang elok. Tetapi bright tidak yakin, karena klan itu sudah lama menghilang. mendengar jawaban meta yang bilang dia berasal dari agrosa juga sedikit membuatnya pesimis. Dan yang paling penting, meta tidak menunjukkan bau khas klan tersebut, bright yakin meta bukan bagian dari klan yang hilang itu."Baiklah meta, ayo ikut aku. Mungkin kita bisa memulai mencari saudaramu dengan menyusuri jalanan ini secara perlahan"
Bright berusaha mengulurkan tangannya. Mengajak meta untuk berjalan mencari saudaranya. Namun, meta tidak membalas uluran tangan itu, ia bangkit dan berjalan lebih dulu, meninggalkan bright dengan tangannya dan mulutnya yang menganga. Bright hanya tertawa kecil dan detik berikutnya berlari mengejar meta yang sudah lebih dulu darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Slaile
FantasyTanah Slaile bukan hanya daratan, bukan hanya sebuah pulau akan cerita berbagai klan. Slaile adalah rumah, adalah pelukan, yang senantiasa akan menunggumu kembali untuk merengkuh. Namun, Slaile tidak akan selamanya menjadi tempat ternyaman disertai...