"Alpha"
Off menyeringai bak orang kesetanan. Matanya terpejam seperti si gila yang diguyur air bunga. Hatinya berdesir merasakan gelayar aneh kala mendengar suara halus dari seseorang di depannya. Ingatannya mendadak berlari, mencari kotak memori yang terkubur untuk ia lihat lagi. Disana, dibenaknya off dapat melihat potongan potongan peristiwa yang wujudnya seperti tak nyata. Dan disana pula, off dengan kewarasan seujung kuku melihat omega dengan mata keemasan menopang tubuh pada lututnya. Off ingat tempat itu adalah daratan utama, jalan setapak menuju ladang bunga. Off bertemu ia untuk kali pertama, bertemu dengan seseorang yang sudah sukses membuatnya jatuh cinta.
Sementara new meremat tangannya keras, rasanya sangat sakit kala ia harus bertarung melawan dirinya sendiri. Bertarung melawan jiwa omega yang tidak mau tunduk pada kewarasannya. New menangis, ingin sekali lari dari bayang-bayang alpha didepannya. Aura dan pheromone alpha didepannya ini sangat kuat. Dia dapat dengan ganas mengoyak jiwa new yang tenang. New tidak suka, new berlari kencang berteriak didalam benaknya sendiri. Mencari ingatan dari sekian buku yang telah ia baca. New berlari diatas kenyataan yang hampir merenggut jiwanya. Di buku yang ia baca, cinta dari dua orang yang saling berkaitan oleh takdir membawa suka cita, membawa kebahagiaan, membawanya terbebas dari rasa sakit menyesakkan. Tapi mengapa yang ini berbeda?
New mulai memejamkan matanya kala melihat bola mata merah milik alpha didepannya ini menyala. Memamerkan taring yang jika bertemu dengan tengkuk miliknya akan meninggalkan tanda kepemilikan. New takut.
Namun, bukannya rasa sakit karena taring, new justru terkejut ketika suara tendangan begitu nyaring terekam oleh indra pendengaranya.
Disana, seorang alpha dengan mata kemerahan meringkuk, terpental jauh ketika tubuhnya diserang begitu saja, oleh alpha lainnya.
"Aku tidak akan membiarkan apa yang menjadi milikku menjadi milik orang lain"
Dan hati new berdesir, berdetak lebih cepat. Seseorang dengan jubah menjuntai disertai dengan belati yang new ingat adalah miliknya itu datang lalu membawa tubuh dan kesadarannya yang tinggal seujung kuku pergi.
.
.
****
.
.Mata krist dan gun melirik dengan penuh curiga. Keduanya sudah pernah mengelana di Daratan utama, tapi ini adalah kali pertama bagi keduanya ke tanah Gaelic. Krist dan gun membetulkan tudungnya ketika tidak sengaja tersingkap. Mereka berdua tidak jauh berbeda halnya dengan kelinci yang bermain-main di sarang ular. Yang krist dan gun tau, mereka mendengar tangisan pilu dari saudara-saudaranya.
"Apa kau yakin disini jalannya?"
Gun menoleh, dia tidak bisa berfikir dengan jernih karena di kepalanya hanya berisi emosi yang semakin membakar kesadarannya. Dia rindu saudara-saudaranya.
"Gun, sadarlah! Emosimu bisa membuat semuanya jadi lebih sulit"
Krist sama halnya dengan gun. Siapa di dunia ini yang bisa tenang jika melihat keluarganya menangis meminta tolong dan terancam mati. Dengan sumpah dan atas nama panji klan Elunary, krist memberanikan diri. Menantang bau alpha yang sedari tadi bertarung dengan pikirannya sendiri.
"Aku benci berada disini krist, tapi aku lebih benci ketika memikirkan ketiga saudaraku terjebak disini"
Tangisan gun pecah. Keduanya berpelukan yang membuat mereka mendapat tatapan aneh dari orang-orang yang berlalu lalang di desa itu. Tidak sedikit dari mereka yang berhenti untuk menanyakan kiranya ada apa sebelum dihadiahi gelengan oleh keduanya.
Sementara itu di bagian Gaelic yang lain, bright bangun dengan perasaan segar namun sedikit berat. Ditolehnya metawin yang duduk memunggunginya. Bahu itu begitu indah hingga membuat bright menaruh kepalanya disana. Menaruh berat dan kecamuk dunia di tempat peristirahatan cintanya. Bersama dengan metawin, bright merasa hidupnya sempurna. Semakin sempurna ketika bright melihat bekas gigitannya di tengkuk metawin, yang berarti seseorang dengan paras ayu itu menjadi miliknya seutuhnya.
"Meta"
"Pulanglah bright"Bukan sambutan hangat penuh cinta yang bright dapat. Melainkan usiran yang syarat akan dingin kata-kata dari metawin. Kata-kata yang menurut bright berisi luka. Anggaplah bright seperti bajingan gila yang terlalu melebih-lebihkan keadaan. Tapi memang benar adanya, bright seperti dihujani beribu panah. Seperti ditenggelamkan hidup-hidup di danau yang luas ketika melihat metawin pergi.
"Meta, apa maksutmu"
"Kau sudah dijodohkan bright, kau kira aku apa? Aku tidak mau jika disebut bayang-bayang yang hanya mengejar harta"Sebentar, bagaimana metawin bisa tau jika ia sudah dijodohkan?
"Meta, aku memang dijodohkan tapi bukan berarti aku—"
"Lalu kau tega meninggalkannya?"
"Aku tidak pernah mencintainya meta"
"Dan kau mencintaiku?"
"Iya, selalu"
"Jika aku memintamu untuk meninggalkan orang itu demi aku, apakah kau mau?"
"Siapa? Tu maksutmu?"Ah, jadi nama gadis itu adalah Tu.
"Tentu saja, aku akan tinggalkan dia demi kau"
"Walaupun harus melawan ayahmu? Melawan saudara-saudaramu??"Bright menggeram frustasi. Ada apa dengan meta? Mengapa tiba-tiba seperti ini?
"Bright, sudah aku katakan kau dan aku sangat berbeda. Kau seharusnya tidak buta perkara aku adalah seorang omega. Kau seharusnya bisa mencerna jika aku adalah klan yang harusnya kau habisi, bukan untuk kau cintai"
Hati bright mencelos. Dipandanginya meta yang bermuram durja. Bright marah, marah terhadap leluhurnya. Mereka begitu tega melimpahkan dendam dan sakit hati itu hingga bright tidak bisa merasakan kisah cintanya. Hingga meta harus menangis seperti ini, hingga meta membuangnya seperti ini, mempertanyakan cinta yang susah payah ia bawa berlari melewati padang sabana dari Gaelic.
Sedangkan bagi win, ia harusnya tidak begini. Bukankah sudah menjadi rencananya bahwa ia akan membuat alpha Gaelic itu bertekuk lutut dibawah kakinya. Tapi dia juga bukan orang yang begitu tega melihat kekasih hatinya akan sengsara dibawah kendalinya. Metawin mengucap maaf berkali-kali, mengucap cinta yang ia juga bingung ditujukan kepada siapa.
"Meta, meta sayangku"
"Lihat! Sekarang akupun takut pada lukaku sendiri bright"Bright menatap halus ketika metawin mengelus luka dilehernya. Apakah sesakit itu?
"Aku takut karena luka ini akan mendatangkan bencana, kau akan meninggalkanku dengan luka yang menganga, sedangkan aku harus menelan pil pahit untuk bisa bertahan melihatmu bersanding dengan wanita lain"
"Tidak!"Pelukan keras dari bright untuk meta tidak bisa terhindarkan. Bright itu sudah jatuh pada butuh. Yang ia butuhkan hanya metawin. Seolah tiada metawin untuk hari esok jika ia melepaskan pelukan itu.
"Meta, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku berjanji"
Berjanjilah bright, karena bukan kau yang akan meninggalkanku.
"Aku tidak akan membuatmu sengsara dengan luka itu meta, aku berjanji"
"Harus dengan apa aku percaya bright?"
"Ikutlah denganku, ayo kita pergi ke Gaelic"
"Bertemu dengan keluargamu?"
"Iya, ayo bertemu dengan ayah dan saudara-saudaraku"
"Apa kau yakin bright?"
"Tidak ada yang perlu kita khawatirkan meta"
"Aku adalah om—"
"Lupakan siapa dirimu meta, kau adalah meta. Cintaku"Metawin tersenyum. Kini ada pertarungan sengit di benaknya sendiri. Perkara apakah akan ia habisi sendiri atau dihabisi oleh cintanya sendiri. Yang jelas, metawin hanya akan mengusahakan yang ia bisa.
.
.
.
.
.
.
Ada masukan ga di chap selanjutnya kita fokus ke permasalahan yang mana dulu? Atau campur aja?

KAMU SEDANG MEMBACA
The Slaile
Viễn tưởngTanah Slaile bukan hanya daratan, bukan hanya sebuah pulau akan cerita berbagai klan. Slaile adalah rumah, adalah pelukan, yang senantiasa akan menunggumu kembali untuk merengkuh. Namun, Slaile tidak akan selamanya menjadi tempat ternyaman disertai...