Siapa?

359 67 22
                                    

Layaknya bintang yang menemani malam, dan malam yang memuja sang rembulan. Mew duduk di salah satu bangku kayu, menatap api yang menyala-nyala di depannya. Lidah api itu terjulur, menewaskan kokoh kayu hingga menjadi debu, dan hilang ditelan malam. Bergerak mengikuti sulur dan tiupan angin yang tak berarah.

Segelas rum bening dengan kadar alkohol rendah tetap ia diamkan hingga dingin. Rupanya mew masih setia mendekapkan tangannya, membiarkan angin malam memeluk gelas rum hingga tawar dengan suhu sekitar.

Bayangan seseorang bernyanyi dan menari dibawah rembulan masih setia terputar dibenak lelaki yang digadang akan menjadi penerus pack Gaelic itu. Mew masih ingat betul kata terakhir yang ia ucapkan
'Before the night ends, before sunrise, please hurry'

Mew seumur hidupnya tidak pernah mendengar nyanyian seperti itu. Nyanyiannya lirih, gerakannya tipis. tapi bayangan tangannya yang merentang, matanya yang terpejam serta angin yang mendayu-dayu menerbangkan syalnya seolah menjadi diorama terindah dibenak mew. Pun mew juga merasa iri hatinya pada kumbang dan bunga matahari yang lebih dulu melihat seseorang yang dengan berani menyaingi kecantikan sang rembulan.

Mew ingin tau, siapa dia? Mahluk jenis apa gerangan yang melahirkan sesosok ayu parasnya? dari sudut daratan utama mana ia datang, dan siapa namanya. Daratan utama memang luas, tapi tidak pernah ia kira jika akan seluas itu untuk menyembunyikan wajah ayu bak mutiara dibalik tempurung kerang yang bersahut-sahutan berenang menjauhi dasar.

"Aku sudah bertanya dengan penduduk sini, tapi mereka tidak tau orang yang kau maksut"
Tay datang dengan langkah tenang, memberi tahu untuk kesekian kalinya bahwa pencariannya kembali nihil.

Mew terdiam, memandangi syal yang ada di tangannya. Sungguh urusan hati memang perkara yang tidak akan pernah ada habisnya. Mew sudah sering melihat ratusan wanita cantik, atau ribuan lelaki yang menarik, tapi tidak ada yang seindah ini.

"Siapa yang kau cari mew?"

"Kalaupun aku tau, aku tidak akan repot menyuruhmu untuk mencari tau tay"

Helaan nafas pasrah lolos begitu saja dari bibir yang lebih muda. Merasa bingung, siapa kiranya yang mew cari. Pasalnya, kala tay datang, ia hanya melihat mew yang mematung seorang diri dengan syal yang melambai di tangannya.

Detik berikutnya tay tertawa pelan, menimbulkan kernyitan didahi mew. Ia masih menatap saudaranya yang lebih mirip orang gila saat ini.

"Kenapa tay? Kenapa tertawa tiba-tiba? Kau membuatku takut"

"Maafkan aku, tapi ini lucu sekali"

"Ada apa?" Mew mendekat ke arah tay yang kini tertawa terbahak sembari memegangi perutnya

"Kau harus tau suara dan wajah off kali ini, hahahaha dia mencari kita tapi dia justru tersesat" Tay terus tertawa, sedangkan mew kini paham. Rupanya saudaranya ini sedang berkomunikasi dengan off melalui telepathy alpha.

"Lalu dimana ia sekarang?"

"Tidak tau, mungkin sedang ditengah rawa atau tersesat masuk hutan hahahaha ia kira ini Gaelic yang sudah ia kenal seluk beluknya apa hahahaha"

Mew menggeleng sendiri melihat tay dan off yang berkomunikasi lewat telepathy. Off dan tay memang lebih dekat, selain karena ayah ibu mereka yang kembar, mereka juga selalu mengambil kelas bersama. Mew dan keempat saudaranya merupakan saudara dengan satu kakek. Saudara tertua adalah ayah dan ibu mew, adiknya adalah bright. Sedangkan anak kedua dari kakeknya kembar, ayah dan ibu off dan tay. Sedangkan singto adalah anak dari ipar ayah mew. Dan yang terakhir adalah om max, yang ia sebut sebagai ayah, pemimpin pack Gaelic.

Mew mengambil segelas rumnya, meneguknya perlahan sembari membayangkan wajah ayu tertimpa sinar rembulan. Serta terus mengingat namanya, mew tidak mendengar dengan jelas, terdengar seperti 'gun?'.

The SlaileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang