Para Omega

383 63 14
                                    

Bright membuka matanya perlahan kala sinar mentari mulai menyerobot, mencoba mengetuk kelopak matanya yang masih tertutup. Ketika matanya perlahan terbuka, bright terperanjat melihat sekeliling. Tempat itu lebih seperti sebuah kamar, bernuansa putih dan penuh dengan bau bunga. Jendela di kamar itu terbuka lebar, menerbangkan kain putih yang melambai-lambai sebagai penutupnya.

Bright bangkit, merasa tertarik dengan presensi hamparan kebun bunga dengan warna yang menyala-nyala. Pandangannya menyapu seluruh ladang, tempat ini begitu asri dan sejuk. Kumbang bernyanyi, bunga menari, dan angin yang menerbangkan harum dan kuncup bunga itupun seolah ikut suka cita. Dimana ini?

Ketika mata awasnya menyisir sisi kanan ladang tersebut, pandangannya terpaku. Melihat seseorang yang begitu fokus pada bukunya. Seseorang dengan paras yang mempesona, bermandikan cahaya pagi, bahkan kupu-kupu saja enggan mendekat, takut akan kekalahan cantiknya.

Pintu terbuka membuat bright membalikkan badannya dengan cepat. Seseorang masuk, tapi bright tidak mengenalnya.

"Sudah siuman?
Suaranya tenang, setenang perawakannya yang membuat udara disekitarnya sejuk.

" Su-sudah"
Bright bertanya sekaligus merutuki diri sendiri, kemana suara lantang dan tegas khas klan Gaelic. Mengapa suara bright persis seperti anak anjing yang ketakutan.

"Kalau begitu ayo keluar, win sudah membuatkanmu minuman"
Ah win, bright baru ingat jika dia sedang dalam misi mengikuti win. Tapi jika ada win, maka itu tandanya seseorang didepannya ini adalah saudara win?

Bright berlalu mengekori, menuju meja makan. Disana sudah ada win dan satu orang lagi yang bright juga tidak tau.

"Hai bright"
Bright mengangguk kikuk. Bingung harus bersikap.

"Kemari, duduklah. Aku membuatkanmu teh dengan lemon dan elderflower"

Bright duduk, mencoba untuk tenang walaupun perasaannya bergemuruh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bright duduk, mencoba untuk tenang walaupun perasaannya bergemuruh. Sejujurnya bright kepalang malu karena tandanya ia ketahuan telah mengikuti win bersaudara.

"Tidak usah merasa aneh bright, teman win berarti teman kami"
Bright mendongak, memperhatikan seseorang yang tadi menghampirinya di kamar. Orang yang pembawaannya penuh dengan kedamaian.

"Ah aku hampir lupa, bright kenalkan, ini kakak-kakakku"
Seperti yang telah bright duga, mereka bersaudara.

"Yang ini namanya kak new, yang tadi menjemputmu di kamar"
Bright ber-oh ria didalam hatinya. Jadi kakak dengan hawa meneduhkan ini namanya kak new.

"Dan yang ini namanya kak gun"
Bright menoleh ke seberang. Menatap seseorang dengan matanya yang tajam yang kini menatapnya balik. Tidak ada sungging senyum yang keluar dari seseorang didepannya ini.

"Sebenarnya masih ada 2 lagi, tapi kak krist keluar sebentar tadi, dan kak gulf ada di halaman samping"
Bright ingat.

"Apakah seseorang yang berdiam diri sambil membaca buku itu?"
"Eh iya, kau melihatnya?"
Bright mengangguk. Dan tepat setelahnya, seseorang yang bernama gulf masuk. Seseorang yang bermandikan cahaya ditengah hamparan bunga.

The SlaileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang