Bab 22 | Penuh Emosional

18 6 3
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Perterpan - Bintang Di Surga

***

Bab 22 | Penuh Emosional

Rasa ini sudah sampai puncaknya dam tidak bisa di bendung lagi Mudah-mudahan mereka sadar atas apa yang mereka perbuat

***

Gamma sedang di tolong oleh dokter yang tahu bahwa memang kondisi Gamma sungguh tidak baik karena stress akibat adu mulut tadi, walaupun ia bisa ketemu lagi sama kedua orangtua nya akan tetap kedatangan mereka salah satu membuat nyawa nya terancam. Feli datang ke rumah sakit setelah di kasih tahu Pysga dan Theta bahwa Gamma dibawa ke rumah sakit.

Dokter Raka yang merupakan dokter menangani Gamma, ia mendapatkan kabar ini setelah Alpha menghubungi nya. Dokter Raka segera bertindak kepada Gamma. Karena melihat dari keadaan Gamma yang saat ini sungguh mengkhawatirkan seolah Gamma merasa menyerah dalam keadaan, tidak memiliki semangat hidup pembawa nya ingin mati dan bertemu dengan orang yang mereka cintai.

Gamma ingin bertemu dengan Jingga karena hanya Jingga yang mampu mengubah kehidupan Gamma sebelum keluarga ini hancur berantakan, dulu Gamma sempat mengatakan bahwa ini salah Alpha---abang sulungnya penyebab semua ini tapi setelah tahu semanya ia tidak bisa menyalahkan siapa-

Raka terus menghela napasnya beberapa kali. Berharap dan berharap agar Gamma akan bertahan sebentar lagi, selama beberapa hari ini Raka terus mencari bagaimana Gamma bisa kembali ceria akan tetapi setelah mendengar cerita Feli kayaknya memang kita harus cari cara lain atau Gamma akan menyerah.

"Bang, bagaimana keadaan Gamma? tanya Feli yang tadi mengantar tadi datang sendirian sebelum kedua saudaranya Gamma menyelesaikan masalah mereka.

"Keadaan Gamma sekarang ini masih belum di ketahui. Doakan saja yang terbaik buat Gamma ya," jawab Pysga dengan nada sendu.

Pysga melihat Theta tampak mengantuk, dan menghela napasnya "Theta lebih baik lo pulang biar gue yang jaga Gamma sampai Alpha dan Beta datang kesini,"

"Enggak. Gue mau mau temenin Gamma," kekeh Theta.

"Biar gue aja. Lo lebih baik pulang," paksa Pysga. Akan tetapi Theta malah duduk di kursi tunggu sambil memasang headset di telinganya menyumpal telinganya agar tidak di paksa pulang.

"Sudahlah bang biarkan saja. Theta memang seperti itu," ujar Meli lagi.

Akhirnya Raka keluar dan keduanya langsung menatapnya akan tetapi Raka hanya menggelengkan kepalanya sekali lagi Gamma menyerah lagi dan memilih untuk tidur sementara dulu. Pygsa dan Feli terkejut akan hal itu, sampai akhirnya Alpha dan Beta datang secara tiba-tiba.

Alpha dan Beta hanya bisa tercengang kaget mendengar kondisi Gamma, ia tidak habis pikir bahwa Gamma sakit apalagi penyakit ini bisa sudah lama ada du dalam tubuhnya dan sewaktu waktu merenggut nyawa nya. "Bang, Alpha.....hiks, hiks." Tangis Feli.

"Iya. Abang disini kok. Kamu tenang ya Feli Gamma pasti baik-baik saja," ucap Alpha yang mencoba menguatkannya hatinya padahal ia sendiri juga tidak bisa

"Kenapa? Bang kenapa Gamma yang harus rasakan semua ini."

Mendengar Feli berkata demikian membuat Alpha, Beta Pygsa dan Theta kaget dan penasaran, "Abang juga tidak tahu. Yang penting kita harus menyemangati agar Gamma bisa sadar kembali."

ASS [8] (Bukan) Si Bungsu Gamma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang