Bab 8 | Hilangnya Harapan

28 5 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Yuni Shara - Hilang Permataku

***

Bab 8 |  Hilangnya Harapan

Harapan memang ada tapi hanya sementara terkadang harus kita manfaatkan dengan baik akan harapan itu tetap bertahan

***

Beberapa hari kemudian....

Setelah di nyatakan sembuh dan di perbolehkan pulang, bukan Gamma namanya yang antusias dengan rencana awal mereka, jadi ia langsung memutuskan mengajak mereka semua menuju lokasi yang di tuju.

Sekarang mereka sudah dalam satu mobil, Alpha yang menyentir mobil kali ini. Mereka  sedang dalam perjalanan yang ada di aplikasi peta online, sementara itu Beta sedang asik membaca buku tentang bisnis dengan anteng nya, Feli sibuk dengan ponselnya dengan telinga nya di sumpel dengan headset.

Sementara itu sang tokoh utama tengah sibuk menatap jendela mobil, menatap jalan yang seolah berjalan mengikutinya padahal bangunan di sekelilingnya diam. Entah apa yang ada di pikiran Gamma sekarang, tapi yang ia rasakan hati nya adalah gundah dan gelisah seolah ada ketakutan tersendiri.

"Bang, apa masih jauh?" Feli akhirnya angkat bicara setelah sibuk dengan ponselnya.

"Kalau di apk sih sebentar lagi. Tapi kok belum sampai-sampai juga ya," ucap Alpha heran.

"Apa mungkin si Pysga salah ngasih alamat, dari mana ia dapat mana? Dari Theta?" timpal Beta.

"Dari Theta katanya ia kan ngomong sendiri kemarin." Beta memutar pikirnya kemarin kala kejadian beberapa hari yang lalu waktu kejadian di rumah sakit.

Flashback on

Akhirnya Alpha dan Beta kembali ke ruangan rawat Gamma  dan disana Feli dan Pysga terlihat keluar dari ruangan rawat Gamma. Mereka merasa heran karena membiarkan Gamma sendirian di kamar rawatnya sendiri

"KALIAN!" bentak Alpha

"Bang Alpha, Bang Beta," pekik Feli

"Alpha, Beta," ucap Pysga.

Semua disana terkejut dan saling menuduh satu sama lain menatap masing-masing wajahnya, "kok kalian keluar, Gamma gapapa kan?

"Iya apa yang terjadi sesuatu sama Gamma?" Akhirnya mereka mendesak mereka yang lain karena tidak menjawab pertanyaaan mereka.

"Anu, Gamma. Sebenarnya—"

"Sebenarnya kita," ucap Feli menggantungkan ucapanya.

Mereka sudah menatap dua orang di depannya dengan tatapan penuh amarah seolah makhluk tak kasat mata yang menggoda jiwa untuk mengikuti harsat dan jiwa birahi mereka.

"Gamma, gapapa kok bang. Tadi katanya ia mau istirahat soalnya ia memutuskan setelah sembuh nanti ia mau bertemu dengan Desi," jelas Feli.

ASS [8] (Bukan) Si Bungsu Gamma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang