Bab 2 | 119

54 10 0
                                    

Selamat Membaca kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Marcell - Firasat

***

Bab 2 | 119

Inilah yang kita maksud dengan firasat yang terkadang menjerumuskan kepada sebuah kekhawatiran

***

Keadaan ini sungguh gawat darurat. Semua orang yang melihatnya akan panik, seolah dalam keadaan hidup dan mati. Di tempat itu Gamma sudah dalam kondisi yang tidak baik membuat orang yang melihatanya panik dan sedikit agak tidak fokus, ia beberapa kali menengok ke arah kiri menatap Gamma yang beberapa kali mengatur napas nya naik turun. Melihat kondisi Gamma seperti itu membuat mereka menghentikan laju kendaraannya dan mengecek keadaannya itu.

"Kamu gapapa? Dari tadi aku perhatiiin kamu terlihat sesak," tanya orang itu khawatir. "I..Iyah.. bang..napas Gamma dari tadi sesak...sampai sekarang... Gamma gak kuat bang..." jawab Gamma terbata-bata sambil mengatur napasnya yang terus naik turun.

"Ya sudah, kalau gitu kita langsung ke rumah sakit, kamu harus kuat ya," ucap orang itu yang langsung menacapkan gasnya menuju rumah sakit

Orang itu menancapkan gas dengan kecepatan tinggi untuk menuju rumah sakit, sementara itu Gunawan berjuang bernapas semampu nya agar tetap tersadar. Kalau sampai dirinya tidak sadar maka jantung nya tengah berhenti dan itu sungguh membuat nyawanya semakin terancam. Untung saja pada hari ini tidak macet, walaupun terbilang sudah masuk jam pulang akan tetapi tuhan masih membantu dirinya untuk menyelamatkan anaknya.

Setelah sampai ia langsung turun terlebih dahulu dan memanggil suster untuk mengambil blangkar dan juga tabung oksigen milik rumah sakit. Setelah itu beberapa suster memapah Gamma yang setengah sadar menuju blangkar dan langsung membawanya ke ruangan ICCU. Dokter langsung menggunakan jas putih nya dan segera memasang alat alat pendeteksi jantung kepada tubuh Gamma, masih dalam kondisi sadar Gamma tidak henti hentinya menatap langit dan berusaha menahan sang malaikat pencabut nyawa untuk membawa roh nya ini.

Sementara dokter sibuk mencari obat untuk menenangkan Gamma. Akhirnya obat bius ia dapatkan dan langsung di suntikan ke tangan Gamma. Perlahan-lahan Gamma mulai tenang dan langsung tertidur karena pengaruh obat bius, sekarang jantung Gamma benar-benar dalam kondisi tidak baik hentakkan irama jantung tidak stabil dan bisa bisa membuat jantung nya seketika berhenti begitu saja.

Dokter hanya menghela napasnya mengecek irama jantung Gamma. Awalnya masih terdengar irama walaupun tidak stabil namun di detik berikutnya irama nya benar benar terhenti. Dan itu menandakan bahwa memang benar jantung Gamma telah berhenti. Dokter mulai membuka paksa baju Gamma secara paksa sementara itu satu suster yang baru datang langsung menghidupkan mesin defiblirasi untuk membuat efek kejut kepada jantung Gamma.

"Suster sudah siap," ucap dokter memberikan aba-aba. "Siap dokter," jawab suster. Dokter itu langsung memutar alat itu dan mulai di kejutkan kepada dada Gamma.

Deg

Namun irama detak jantung Gamma masih datar, dan lalu menyuruh suster menaikan level alat itu ke mode sedang dan dokter melakukan langkah yang sama seperti di awal hanya saja dengan level sedang.

Deg

Masih sama, datar belum terdengar irama nya. Kalau sampai yang ketiga ini iramanya tidak muncul juga maka ia gagal menjadi seorang dokter dan akan merasa bersalah sepanjang hidupnya karena tidak bisa menjaga pasien dengan baik. Dokter kembali memerintahkan suster menaikan ke level tinggi. Dan suster mengangguk dan melakukan hal itu.

ASS [8] (Bukan) Si Bungsu Gamma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang