23

2.5K 108 0
                                    

3 November 2021, Singapore.

Selamat Membaca
Alicea Lovez
______

Alicea Lovez memutar diri di depan cermin, melihat kecocokan gaun yang di kenakannya. Gaun yang diberikan George Abraham kepadanya, memang pamanya itu selalu tahu apa yang di inginkan Alice saat ini. Alice menyanggupi keinginan kakeknya yaitu Alexander Abraham untuk menggantikannya menghadiri acara amal yang akan berlangsung di kapal pesiar. Begitupun juga sekalian Alice menerima permintaan dari George Abraham untuk melakukan sesuatu, perihal ini terjadi sangatlah kebetulan namun tidak ada perasaan curiga maupun timbulnya pemikiran Overthinking dalam benak Alice.

Penjelasan George Abraham membuat Alice merasa tertarik, bukan itu saja dia bahkan memang ingin membantunya karena George membawa nama kedua orang tuanya, dengan Chip itu Alice dapat mengungkapkan kebenaran dan kedua orang tuanya layak mendapatkan keadilan.

George Abraham menyandang status sebagai kepala kepolisian, banyak hal yang di jelaskannya sudah kepada Alice, Georgepun menjelaskan apa yang harus di lakukan Alice nantinya dia hanya harus memakai gaun yang di berikannya kepada Alice, nanti akan ada seseorang lelaki datang memberikan Chip itu kepadanya, tidak harus Alice mengenalnya namun dia akan langsung tahu bahwa Alice adalah orang yang di carinya karena model dan warna gaun yang di pakainya nanti yang akan menjadi sarana pertemuan mereka.

"Paman bolehkah aku tahu namanya siapa?"

"Dean Ra'uf"

Berjalan di lorong indeks kapal bersama Lusi, Lusi adalah wanita yang selalu menemani dan menjaga Alice, Dia sudah lama bekerja semenjak kedua orangtua Alice meninggal, awalnya Alice menolak keinginan kakeknya untuk memperkerjakan seseorang hanya untuk menjaganya, namun kakeknya terus memaksa hingga akhirnya Alicepun menyerah, Alice menyanggupinya dengan Syarat umurnya harus sebaya dengan dirinya dan persyaratan itu di setujui oleh kakeknya, selama Lusi bekerja Alice tidak pernah menganggap Lusi sebagai pelayannya namun dia menganggapnya sebagai teman.

Langkah Alice terhenti seketika adanya lelaki muncul di tikungan lorong, meski banyaknya orang berjalan berlalu lalang, namun tatapan lelaki itu sangat jelas melihatnya, Alicepun memperhatikan pergerakannya. Lelaki itu berjalan dengan langkah cepat namun terkesan santai, kedua tangannya tidak diam malah dipergunakannya untuk melepas jas hitam yang di pakainya hanya meninggalkan kaos berwarna putih yang masih melekat di tubuhnya, lalu jas tersebut di lemparnya kedalam tong sampah yang sudah trsedia. kemudian dengan gerakan cepat dia memakai Jaket berwarna merah yang tadinya tersampirkan di lengannya dan menutupi bagian kepalanya dengan tudung jaket tersebut, sehingga wajahnya tidak terlihat.

Barulah terlihat adanya dua orang lelaki di belakangnya berlarian bahkan terlihat sangat paniknya.

"Cepat cari jangan sampai lolos" perintah salah satu dari kedua lelaki itu.

Lalu salah satunyapun menghadang setiap orang yang melewati tempat itu dan memeriksa wajah mereka satu persatu dengan telitinya.

Saat jarak mereka sudah mendekat Lelaki Berjaket merah itu langsung memegangi kedua pundak Alice, mendorongnya hingga punggung Alice terbentur dinding dengan pelan.

Meski wajahnya tertutupi tapi Alice masih bisa melihatnya dari bawah dengan kepalanya yang mendongak keatas, kedua mata merekapun bertemu saling menatap.

Mata biru langitnya membuat Alice tidak bisa berkata Apa-apa. Karena tinggi badan Alice di bawah dagu lelaki itu, hingga lelaki itu kian membungkukan tubuhnya untuk menyamakan tinggi badannya lalu mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan, Alicepun tersentak menanggapi perlakuannya. Dia menahan tenaga Alice yang tengah mendorongnya untuk menjauh.

ALICEA LOVEZ (+18)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang