29

1.3K 43 0
                                    

29 Mei 2022

Selamat Membaca
Alicea Lovez
____

Sepuluh jam sudah Dean Ra'uf menunggu dimana tidak ada yang berkeliaran lagi, hingga suasana menjadi sepi dan hening. Menurutnya ini adalah waktu yang baik untuk menyelidiki dan mengetahui siapa penghuni ruangan di sebelahnya. Ruangan yang entah siapa penghuninya andaikan saja mereka tidak memperlakukanya dengan istimewa Dean tidak akan membuang waktunya untuk menyelidiki hal ini. Namun rasanya tidak adil bila penghuni ruangan itu selalu di sajikan makanan-makanan yang lezat sementara dirinya hanya sepiring nasi dengan lauk tahu dan tempe.

Keluar diam-diam dari ruangan bersel bagaikan penjara sangatlah mudah baginya. Bagi Dean tidak ada yang tidak mungkin. Jika dia mau dia bisa saja langsung kabur, tapi perihal itu tidak di lakukannya karena bagaimanapun juga dia ingin memuaskan rasa kepenasarannya, tentu saja dia ingin sekali mengungkapkap siapa lelaki bertopeng itu.

Dean tersenyum kecil berdiri tepat di depan ruangan di sebelahnya dengan pintu yang di gembok. Ruangan tertutup tidak memiliki jeruji besi hingga Dean tidak bisa melihat sisi dalam ruangan itu.

Dean mengira hanya dirinya saja yang di kurung di tempat ini, ternyata selain dia ada juga bernasif sama seperti dirinya, namun yang berbeda cara mereka memperlakukan dirinya hingga penempatan ruangannyapun berbeda, entah seperti apa orang yang berada di dalam sana, itu yang membuat Dean Ra'uf merasa penasaran.

Kliiik......

Dengan penuh persiapan Deanpun dapat membuka gembok pintunya dengan menggunakan kawat kecil yang di bawanya. Dengan perlahan dia membuka pintu tanpa suara berdencit.

Tercium bau pengap dari dalam ruangan, entah baunya bercampur aduk, hingga Dean menutup bagian hidungnya.

"Kenapa dia tahan dengan bau seperti ini?" Gumamnya dalam hati.

Dean terus melangkah masuk meski suasana terasa mencengkramkan karena terlihat sedikit gelap, namun ruangan ini menggunakan lampu yang tidak terang, di bandingkan dengan ruanganya sama sekali tidak memiliki lampu. Lagi-lagi smirk senyumannya terukir di sudut bibir.

Langkah Dean terhenti tepat di belakang seseorang yang sedang duduk menghadap depan hingga Dean tidak bisa melihat wajahnya hanya terlihat rambut panjangnya yang berantakan, serta cairan berwarna warni berceceran di lantai. Baru saja dia ingin memegangi pundaknya tapi terurungi karena tiba-tiba seseorang datang membuatnya harus bersembunyi di tumpukan kardus pojok ruangan.

"Aku memberikanmu waktu dua hari lagi." Ucapnya langsung, berdiri di belakang wanita itu.

Dean yang mendengarkan merasa suara itu sangat familiar di telinganya, hingga dia memberanikan diri mengintai dari celah lubang kardus yang sobek. Namun dia tidak bisa langsung mendiskripsikan siapa dia karena topeng yang di gunakanya itu membuatnya ragu.

"Aneh kenapa suaranya berbeda di saat dia berbicara denganku kemarin?" Berucap dalam hati.

"Sudah ku katakan aku tidak bisa menduplikatnya." Jawab wanita itu tanpa menoleh.

"Apa katamu, jangan membuatku marah." Teriaknya sambil menjambak rambut wanita itu dengan kasar, membuatnya mengerang kesakitan.

"Su..sudah kukatakan aku tidak bisa melakukannya tanpa melihat wajahnya terlebih dahulu."kata wanita itu lagi

"Aku sudah memberikanmu potonya, apa itu belum cukup?" Teriak lelaki itu.

Wanita itu tidak menjawabnya, namun dia menggelengkan kepalanya sambil menangis.

Prediksi Dean kali ini tidak terduga biasanya di waktu jam seperti ini harusnya tidak ada lagi orang yang datang.

Lelaki itu melepaskan jambakannya lalu berkata.
"Aku ingin kamu melakukannya, aku tidak perduli bagaimanapun caranya, jika kau tidak melakukannya, kau akan tahu akibatnya." Setelah berkata lelaki itu langsung pergi.
____

ALICEA LOVEZ (+18)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang